REGRETS

1.6K 142 153
                                    

Drrrttt.... Drrrttt... Drrrrttt....

Gia 💕 is calling...

Nana membuka matanya, kemudian menatap layar ponselnya. Ia langsung mengangkat telfon tersebut tanpa pikir panjang.

"Halo?"

"Kak Nana dimana... Kok kata Ririn Kak Nana belum pulang..." Suara yang sarat dengan kekhawatiran terdengar di telinga Nana.

Lelaki itu mengerjapkan matanya, mencoba mengingat apa yang terjadi. Tapi di sebelahnya...

"Kak?"

"Y-ya?" Nana gemetar. Apa yang sudah ia lakukan?

"Kak Nana marah sama aku ya... Maafin aku, Kak... Tadi siang aku sibuk banget, maaf ga bisa ngabarin kakak..."

Nana menelan ludahnya dengan susah payah. Kemudian menarik rambutnya "A-aku pulang sekarang."

Tut.

Nana menaruh ponselnya, kemudian menatap Gwen yang masih tertidur.

Tunggu sebentar.

Apa yang sebenarnya terjadi?!

"Ga... Ga mungkin..." Nana menggeleng, tidak percaya jika ia melakukan hal bejat seperti itu.

Kemudian ia menatap semua pakaian yang berserakan di lantai. Rasanya ia benar-benar lemas.

Kenapa ia bahkan tidak mengingat satu kejadian pun?!

"..."

Kalau kalian bertanya apa yang sedang dirasakan Nana sekarang, jantungnya terasa ingin copot. Ia benar-benar tidak tau apa yang terjadi sebelum ini.

Ia ingat ia kemari untuk memotret Gwen, lalu ia diberi minum, setelahnya...

Tidak.

Nana tidak ingat apapun.

Ia segera memakai kembali semua pakaiannya dan pergi dari apartemen Gwen. Memastikan tidak ada apapun yang tertinggal.

Selama di motor, ia beberapa kali hilang fokus. Untungnya tidak terjadi apapun yang mengancam nyawanya. Tapi serius, Nana benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang terjadi hari ini.

Ini semua gila.

Saat ia sampai di depan rumahnya, gerbang rumah Gema langsung terbuka dan menampakkan Gia di sana.

Gadis itu pasti menunggunya.

"... Kak Nana" panggilnya pelan, kemudian berjalan menghampiri.

Nana turun dari motor, melepas helmnya, kemudian menatap pacarnya itu dengan nanar.

"Kak Nana gapapa kan?" Tanya Gia sambil memegang tangan Nana yang terasa dingin "Kak Nana pasti lupa makan lagi ya??"

Melihat Nana yang mengepalkan tangan satunya dengan kuat membuat Gia mendongak dan menatap Nana yang terus menghindari tatapannya.

"Kak... Aku minta maaf... Kak Nana boleh kok kalau mau marah... Karena aku emang salah" ucap Gia dengan nada sendu.

Nana mendongak ke langit, kemudian memejamkan matanya kuat-kuat "Gi..."

"Ya??"

"Yang harusnya minta maaf itu aku..." Nana sudah benar-benar tidak bisa menahan semua airmatanya lagi.

Gia terkejut bukan main. Ia menyentuh pipi Nana yang semakin kurus beberapa hari belakangan ini "Kak Nana kenapa... Aku ga marah kok..."

Nana menunduk dan menatap Gia dengan mata yang sudah basah. Gadis berambut pendek itu menarik Nana ke dalam pelukannya.

I'm Your Home [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang