"Kenapa? Ada yang ketinggalan?" Tanya Anhar ketika melihat Nada yang termenung dan tak kunjung keluar dari mobil.
"E-engga." Ucap Nada sambil turun dari mobil yang sudah dibukakan oleh Anhar sebelumnya.
Setelah itu Nada berjalan beriringan bersama Anhar.
Singkat cerita soal Anhar, dia adalah lelaki yang terang-terangan menyukai Nada, tapi Nada pernah menolaknya. Dan sekarang... Secara kurang ajar Nada menjadikan Anhar pelampiasan karena sikap Rafa yang memuakkan.
Sungguh kasihan Anhar.
Mereka berdua berjalan ke salah satu franchise minuman yang terletak di lantai 3, mereka duduk di sana dan mengobrol ringan.
Date pertama seorang Anhar justru ketika Nada tengah patah hati.
"Lo masih ngerokok?" Tanya Nada sambil menatap orang yang duduk di depannya ini.
Anhar mengangguk "Masih. Well, karena gue ga bisa bareng sama lo, gue cuma mau menikmati hidup sebisa gue"
"Bagus deh. Jangan mau berubah buat orang lain. Lakuin apa yang lo mau aja." Ucap Nada sambil tersenyum tipis.
Melihat Nada yang kini duduk di depannya membuat Anhar sedikit bimbang. Ia tau keberadaan gadis itu hanya karena ia sedang patah hati. Perasaan Anhar sepertinya akan sia-sia.
"Lo sama Rafa masih temenan aja?" Tanya Anhar yang kini sudah mulai memasrahkan perasaannya. Toh kesempatannya bersama Nada memang sangat tipis.
"Ya masih. Emang mau gimana?" Nada mengangkat alisnya, sedang malas mendengar nama Rafa.
"Kalo dia bikin lo ngerasa sia-sia, mungkin dia emang bukan buat lo." Ucap Anhar pada gadis di depannya ini.
Nada menatap Anhar, kemudian menghela nafasnya "Tapi gue maunya dia..."
"Wow... Kenapa lo boleh memperjuangkan Rafa sampe segininya, sementara gue langsung disuruh berhenti? Hm?" Tanya Anhar dengan alis terangkat
"Gue ga nyuruh lo berhenti. Gue cuma ngasih tau perasaan gue ke lo gimana. Dan yang berhak milih buat berhenti atau engga itu lo." Jawab Nada tenang.
Jawaban Nada itu membuat Anhar terdiam. Ia jadi makin bimbang. Apakah ia harus maju? Atau cukup sampai di sini?
Di tengah kebingungan itu, Anhar seolah mendapat jawaban.
"Pesanan atas nama May"
Anhar reflek menoleh ketika mendengar nama itu. Nama yang sangat sangat tidak asing baginya.
Dan benar saja.
Itu May yang sama.
Gadis bertubuh tinggi semampai itu mengambil pesanannya, kemudian hendak pergi, tapi ia sempat menoleh ke arah Anhar sejenak.
Tatapan mereka bertemu selama beberapa detik sebelum May memutusnya lebih dulu. Gadis itu berjalan keluar dari franchise, dan Anhar terus menatapnya sampai gadis itu menghilang.
"Lo kenal sama dia?" Tanya Nada yang sedari tadi memang memperhatikan.
"H-hng? Ya... Bisa dibilang gitu" ucap Anhar sambil mengangguk.
"Dia gebetan lo?" Tanya Nada lagi.
"... I don't think so?"
"Kok gitu jawabannya? Lo naksir dia atau engga?"
Anhar menggigit bibir bawahnya, kemudian ia mendecak "Gue ke toilet sebentar. Lo tunggu sini. Please jangan kemana-mana"
Setelahnya Anhar benar-benar pergi ke toilet. Oh lebih tepatnya mencari dimana May.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Home [END]
Fanfiction[Ineffable Universe Phase 2] "it's gonna be a hell of trouble..." "But trouble never been this fun" ------------------------------------------------------------ Permasalahan yang menimpa 5 sekawan belum juga berakhir. Walaupun ada yang bilang mereka...