"Hallo?" Yoshi mendekatkan ponselnya ke telinga.
"Gue udah sampe nih... Lo dimana?" Suara Liv menyambut indra pendengarannya.
Yoshi terkekeh "Segitu ga sabarnya mau ketemu gue, hm?"
Terdengar Liv mendecak di sebrang sana.
"Ga gitu ya! Gue tuh cuma menanyakan keberadaan lo! Biasanya kan lo on time..."
Yoshi bisa membayangkan tunangannya itu pasti tengah cemberut sekarang.
"Iya maaf ya... Ada problem dikit" ucap Yoshi sambil tersenyum tipis.
"Problem? Problem apa? Serius ga?"
Yoshi kembali terkekeh "Enggaaaa. Udah kelar masalahnya. Lo tunggu aja disitu. Gue lagi di jalan kok"
"Oke. Hati-hati nyetirnya" ucap Liv sebelum panggilan ditutup olehnya.
Yoshi mematikan ponselnya, kemudian kembali fokus menyetir.
Hari ini rencananya ia akan memberi kejutan kecil untuk Liv karena gadis itu tengah berulangtahun. Ia bahkan membawa sebuket bunga dan kue di kursi belakang.
Sepertinya Liv tidak ingat bahwa hari ini adalah hari ulangtahunnya. Karena seingat Yoshi, Liv memang tidak pernah merayakan ulangtahun di sepanjang hidupnya.
Makanya Yoshi berencana untuk selalu merayakan ulangtahun Liv mulai dari sekarang.
Iya.
Dia hanya ingin menjadi tunangan yang baik.
Tak lama kemudian, ia sampai di sebuah restoran. Ia membuka pintu mobil, tapi ponselnya berbunyi.
Ririn Cangtip is calling...
Yoshi menyempatkan diri untuk mengangkat telfon itu lebih dulu.
"Kenapa, ngtip???"
Bukannya suara yang menjawab, Yoshi malah mendengar tangisan. Dan itu sukses membuatnya membeku di tempat.
"Rin...? Lo kenapa?"
"Yosh... hiks... Bisa ketemu sekarang ga?"
Yoshi menelan ludahnya dengan susah payah "E-emang lo kenapa? Mau ketemu dimana?"
"Gue udah di jalan ke rumah lo... hiks... But it's okay kalo lo sibuk—"
"No. Gue ga sibuk. Gue emang lagi di luar sekarang, lo tunggu di rumah gue ya. Jangan kemana-mana" ucap Yoshi yang kembali memasang seatbelt nya.
"Thank you..."
Yoshi mematikan sambungan telfonnya, kemudian ia terdiam sejenak.
Sial.
Ia harus apa sekarang?
***
A few hours ago...
"Pokoknya kamu jangan galak-galak ya sama Arin. Sebenernya dia lebih baik dari dugaan kamu kok. Percaya sama aku" Ucap Al sambil mengusap kepala Ririn.
Gadis itu menghela nafasnya "Kakak udah ngomong kayak gitu 3 kali loh... Aku juga ga akan nerkam anak orang kali..."
Al mengecup dahi Ririn sekali "I know... Aku cuma ngasih tau aja"
Dua orang itu masuk ke dalam cafe, kemudian langsung menjumpai Arin yang sudah duduk di salah satu meja.
"Oh? Hai!!!" Arin melambaikan tangannya "Gapapa kan duduk di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Home [END]
أدب الهواة[Ineffable Universe Phase 2] "it's gonna be a hell of trouble..." "But trouble never been this fun" ------------------------------------------------------------ Permasalahan yang menimpa 5 sekawan belum juga berakhir. Walaupun ada yang bilang mereka...