21

11.6K 1.1K 44
                                    

Vidra mengantar Bin pulang, baru beberapa detik mobil Vidra pergi dari rumah Bin, mobil lain berhenti di halaman rumah Bin.

Orang yang ternyata Dion keluar dari mobilnya dengan membawa kue kesukaan ibu Bin.

"Kak Dion"

"Malam Bin, sesuai janji ku.. aku akan menginap lagi" senyum terukir di bibir Dion.

Bin tersenyum kaku, dia tidak menyangka Dion benar-benar datang.

"Bin, siapa yang datang ?" Ibu Bin membuka pintu rumah.

"Malam tante, ini Dion"

"Oh.. Dion.. Wah, bawa apa ?" Ibu Bin terlihat senang melihat apa yang Dion bawa.

"Untuk tante"

"Terima kasih, ayo masuk" Dion melangkah masuk ke dalam rumah Bin.

Seperti keluarga pada umumnya, Dion tidak merasa sungkan untuk menyentuh barang-barang bahkan berkeliling rumah Bin karena sejak kecil Dion sering bermain disini dan kedua orang tua juga adik Bin senang saat Dion bertamu.

Tapi tidak dengan Bin.
Dia merasa sedikit terganggu dengan kehadiran Dion, dulu mungkin Bin senang tapi sekarang berbeda.

Rasanya juga berbeda.

"Ah, rasanya segar setelah mandi" Dion masuk ke dalam kamar Bin.

Bin terlihat sibuk mengcopy catatan milik Vidra di meja belajarnya. Perlahan Dion mendekat lalu merangkul leher Bin.

"Apa yang kamu kerjakan?" Tanya Dion.

"Aku menyalin catatan mata kuliah Pak El, aku ketinggalan untuk yang satu ini kak" jawab Bin yang terlihat masih fokus mencatat.

"Oh, apa harus malam ini ?" tanya Dion.

Deg.
Deg.
Deg.

Bin sebenarnya sengaja mencatat agar Dion tidak menyentuhnya tapi rencana Bin gagal.

Dion mengecup singkat leher belakang Bin.
"Ini tanda yang alpha mu buat ?" Tanya Dion.

"Hm, itu tanda darinya" jawab Bin.

Dion semakin erat memeluk Bin.
"Kamu tau, feromon sangat penting agar alpha mu ingat selalu pada mu Bin"

Bin menoleh menatap wajah Dion.
"Apa itu berpengaruh kak ?" Tanya Bin yang memang tidak pernah menjalin hubungan sebelumnya.

Dalam sex mungkin Bin cukup berpengalaman tapi untuk hp hubungan nilainya nol besar.

Akibat ketidak tahuan Bin itu lah yang membuat Dion sangat mudah mengelabui Bin.

Dion tersenyum.
"Hm,." Dion membalik kursi Bin agar berhadapan dengannya.
".. feromon juga sentuhan.." Dion menarik tangan Bin agar menyentuh miliknya yang masih bersarang di dalam celana Dion.

Semburat merah muda tipis terlihat jelas di kedua pipi Bin.

".. adalah kunci utama agar alpha menyukai mu balik" Dion berusaha meyakinkan Bin.

Bin menatap tangannya yang sekarang menyentuh milik Dion.
"A-apa kita perlu praktek juga ?" Tanya Bin dengan suara bergetar.

Dion mendekat lalu mengecup singkat bibir Bin.
"Praktek langsung itu malah lebih baik, bukan kah dulu kita sering praktek.. kamu jadi tidak amatir lagi dalam hubungan intim kan ?" Tanya Dion.

Bin mengangguk pelan, sejujurnya Bin ragu untuk melakukan hal seperti ini tapi dia juga ingin tau caranya karena Dion seorang alpha.

Dion tersenyum penuh arti saat mendapat ijin dari Bin.
"Sekarang lakukan seperti masa lalu Bin, sentuh p*nis ku dan beri aku kenikmatan.. aku akan mengajari mu cara memikat alpha setelahnya, hm ?"

Dion mendekat lalu melumat pelan bibir Bin. Di sela ciuman, seringai terlihat jelas di bibir Dion.

'Dia masih sama polosnya seperti dulu' batin Dion.

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Alpha in the trap (Omegaverse 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang