08

5.3K 614 8
                                    

Zane berdiam diri hingga jam sekolah selesai, merasa sekolahnya sudah sunyi baru lah Zane keluar dari ruang seni.

Dia mengambil tasnya dari kelas lalu berjalan sembari menopang tubuhnya di dinding.
"Ternyata sex itu sakit, hah.. seharusnya aku berpikir dulu, Zane kamu memang bodoh" Zane terus mengumpat sepanjang koridor sekolah.

Beberapa detik kemudian ponsel Zane bergetar menandakan ada telpon masuk, supir yang biasa menjemput Zane mengatakan kalau ibunya sakit jadi dia tidak bisa menjemput Zane.

Dia meminta maaf karena menginfokan hal seperti ini secara dadakan karena ibunya juga mendadak sakit.

Zane tidak mempermasalahkan kalau terkait orang tua, dia memaklumi semua itu. Zane meminta supirnya untuk fokus saja dulu merawat ibunya.

"Ya, jangan khawatir.. aku bisa naik taksi, ku tutup" Zane menekan tombol merah lalu kembali melangkah tapi saat dia tiba di gerbang sekolah ternyata Win ada di sana.

"Win, kenapa kamu masih di sini ?" Zane bingung kenapa Win berdiri di sana.

Win tiba-tiba berjongkok di hadapan Zane.
"Maaf aku meninggalkan kamu sendirian, biar ku gendong sampai rumah mu"

Zane mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Hah.. eh! Tidak apa-apa.. aku mau pesan taksi, lagi pula rumah ku jauh"

Win kembali berdiri.
"Aku tau, aku bukan satu-satunya alpha yang sudah menyentuh mu.."

Deg!
Zane meremas tali tasnya.

".. tapi aku harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah ku lakukan"

Zane semakin kuat meremas tasnya.
"Kalau begitu mari lakukan lagi lain kali"

Win menatap Zane, dia sedikit terkejut mendengar apa yang Zane katakan.

"Mari jadi teman sex, kamu mau ?"

"Jangan bercanda" Win tersenyum kaku.

"Aku tidak bercanda, aku serius.." Zane mengambil ponselnya.
".. cepat ketik nomor mu, kalau ibu ku tidak ada di rumah kamu bisa mampir"

"Zane kamu tidak serius mau melakukan ini kan ?"

"Aku serius! Jadi cepat ketik nomor mu"

Win menatap ponsel Zane lalu mengetik nomornya. Zane tersenyum melihat nama Win di kontaknya.

"Nanti ku telpon ya" Zane terlihat senang.

Win mengusap pucuk kepala Zane.
"Cepat pesan taksi mu, ku tunggu sampai jemputan mu datang"

Zane mengangguk.
Dia segera memesan taksi online, beberapa menit kemudian taksi Zane datang.

Win baru pergi setelah taksi Zane melaju meninggalkan sekolah.
Sepanjang jalan pulang, Win merasa sedikit bersalah.

Win merasa seperti memanfaatkan Zane. Saat Win sibuk dengan pikirannya, seseorang mencegat Win di pinggir jalan.

"Hei, bocah.. beri kami uang" ternyata preman jalanan dengan tubuh sedikit lebih besar dari Win.

Keduanya memaksa Win bahkan mencoba menarik tas Win.

Grep!
Win meremas tangan salah satu preman ini.

"Jangan menyentuh ku"

"Hah.. suara itu, ternyata kamu wanita.. ku kira kamu pria, apa kamu seorang alpha ?" Tanya salah satu preman seolah mengejek Win.

Win menatap mereka tajam.
"Wah.. menakutkan sekali ~" kata mereka mengolok-olok Win.

"Apa kamu akan menghajar-Hah.. Wah!" Hanya sekali angkat Win berhasil menghempaskan tubuh preman ini.

Preman tadi meringis kesakitan akibat benturan keras yang dia terima.

"Aku petinju amatir dan sabuk hitam bela diri, aku lahir dari kedua orang tua yang dulunya berprofesi sebagai pegulat profesional, apa kalian serius ingin melawan ku ?"

Krek!
Krek!
Win membunyikan buku tangannya.

Kedua preman tadi saling bertatapan lalu tersenyum satu sama lain.
"Lebih baik kita pergi" keduanya berjalan menjauh dari Win.

"Hah.." Win mengusap lehernya.
".. dasar, membuang-buang tenaga ku saja"

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Alpha in the trap (Omegaverse 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang