33

3.6K 533 32
                                    

"Sudah merasa tenang ?" Tanya salah satu teman Zane.

"Hm, terima kasih" Zane mengusap air matanya dengan tissue.

Mereka berhenti di pinggir jalan, kelima teman Zane merasa khawatir saat melihat berat badan Zane turun drastis.

"Maaf kami baru datang menolong mu Zane, jujur kami sempat berdebat untuk hal ini.. tapi kami mencoba berdiskusi agar bisa satu tujuan, ide menculik ini sebenarnya hanya untuk membohongi publik dan kami ingin tau kebenarannya langsung dari mu.." teman Zane mengusap air mata Zane.

".. tapi kami beruntung kamu keluar dari rumah pada waktu yang tepat, jadi proses penculikannya tidak memakan waktu lama" teman Zane terkekeh pelan.

Zane kembali memeluk temannya.
"Terima kasih masih mau percaya pada ku, tapi apa yang media katakan tentang ku itu bohong, kecuali pembullyan.. aku tidak selingkuh, sejak awal kekasih ku itu Win.. hiks.. aku tidak pernah punya perasaan pada Liam"

Teman-teman Zane saling melempar tatapan satu sama lain.
"Kamu mau bertemu Win ?" Tanya teman Zane.

"Aku sangat berharap bisa bertemu dengannya" jawab Zane.

"Mari temui dia setelah kita mencari tau alamat rumah Win"

Zane langsung menatap temannya.
"Ini serius ?!"

"Hm, tentu saja"

Wajah Zane terlihat senang.
"Terima kasih!!"

.
.

*Rumah Win.

Kedua orang tua Win terlihat marah saat melihat Win pulang dengan luka lebam juga darah di tubuhnya.

Ibu Win terus-terusan mengomel sembari mengobati luka di wajah Win.

"Au! Au! Ibu sakit!"

"Sakit.. Sakit! Jangan mengeluh! Ini pantas kamu dapatkan setelah berkelahi di luar!"

Win meremas celananya.
"Aku tidak berkelahi Bu"

"Lalu apa ?!"

"Aku ikut tinju jalanan untuk mendapatkan uang"

"Hah ?"

"Akh!" Win menjerit kesakitan saat ibunya tanpa sengaja menekan luka di sudut mata Win.

"Tinju jalanan?! Untuk apa?! Anak nakal ini!" Ibu Win menepuk lengan Win.

"Ah ibu ! Jangan memukul ku terus.. aku ingin mengumpulkan uang 1M !"

Ibu Win terdiam sesaat lalu tertawa lepas.
"Ahaha...ayah lihat anak mu ini, dia pikir bisa mengumpulkan uang 1M semudah itu"

Ayah Win hanya mengelengkan kepalanya.
"Memangnya uang 1M untuk apa ? Ayah bekerja sebulan saja tidak bisa mengumpulkan uang sebanyak itu"

Win memainkan jarinya gugup.
"Ada hal penting yang harus ku bayar ayah, ibu .. aku harus mengumpulkan uang banyak dalam waktu dekat"

Kedua orang tau Win saling bertatapan.
"Hah.. " ibu Win menghela nafasnya berat.
".. dengar nak, uang 1M tidak semudah itu bisa kamu dapatkan.. 1juta salah sulit"

Win menatap ibunya, perlahan dia membuka tasnya lalu mengeluarkan selembar cek dari dalam tas.
"Tapi aku sudah mendapatkan 500juta hari ini dari tinju jalanan, penontonnya juga orang kaya.. aku juara 3"

Kedua orang tua Win terdiam.

"Ayah.. ibu ?" Win melambaikan tangannya di wajah kedua orang tuanya.

Ibu Win menggenggam erat tangan putrinya.
"Ayo renovasi rumah"

"Hah.. tidak mau! Ada hal yang lebih penting, rumah ini sudah cukup bagus, kenapa harus renovasi ?!" Win menarik tangannya.

"Hei...kalau begitu belikan ibu alat masak baru, ya...ya"

"Ibu!"

Ding.
Dong.

Suara bel rumah Win berbunyi.
"Tamu...ada tamu!" Win bergegas menjauh dari kedua orang tuanya. Win masuk ke dalam kamarnya.

"Heh.. anak itu!"

Ding
Dong!

Dan kembali bel berbunyi.

"Siapa yang bertamu, aku belum masak!" Ibu Win melangkah kearah pintu rumah.

Saat dia membuka pintu.
Dia bisa melihat beberapa orang berdiri di depan pintu dan satu orang memakai masker menutupi setengah wajahnya.

"Iya ?" Tanya ibu Win.

"Apa ini rumah Win ?" Tanya salah satu dari mereka.

Ibu Win mengangguk.
"Iya, ini rumah Win"

Orang yang memakai masker perlahan menurunkan maskernya ke dagu.
"Maaf tante, apa aku boleh bertemu Win ?" Orang yang ternyata Zane tersenyum kaku.

Ibu Win menatap wajah Zane.
"Kamu terlihat tidak asing" kata ibu Win mencoba mengingat.

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Alpha in the trap (Omegaverse 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang