39

4.7K 402 16
                                    

Saat pagi tiba Zane terkejut melihat wajah Win yang sudah full bengkak. Dia menjerit sejadi-jadinya, Zane pikir Win adalah orang lain.

Zane akhirnya mengompres wajah Win dengan air dingin.
"Aku hampir terkena serangan jantung" kata Zane.

"Maaf" kata Win dengan bibir bengkak.

Zane mencoba menahan tawa.
"Sudah.. jangan bicara lagi"

Tapi bukannya berhenti, Win malah menjahili Zane dengan terus bicara bahkan mencium Zane yang berhasil membuat Zane tertawa terbahak-bahak.

Zane menyuruh Win istirahat, Zane juga pergi ke sekolah dan meminta ijin pada guru dengan alasan Win sakit.

Saat tengah hari, wajah Win sudah mengempis. Dia menatap pantulan dirinya di cermin.

"Kamu benar-benar lemah, hanya karena feromon omega lain kamu langsung bernafsu.. sialan" Win memaki dirinya sendiri.

Tapi tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalanya.
"Benar, kenapa tidak terpikir oleh ku"

Win segera melakukan apa yang sebenarnya harus dia lakukan sejak beberapa hari lalu.

.
.

*Sore hari.

Zane pulang dari sekolah, dia juga membawa makanan serta obat untuk Win.

Tapi saat dia masuk ke dalam rumah, rumahnya dan Win terlihat gelap.

"Win ?" Panggil Zane.

Clik.

Deg!

Zane terkejut saat melihat lampu hias berbentuk tanda panah hidup. Zane mengikuti tanda panah tadi menuju kamarnya dan Win.

"Win, kamu di dalam ?" Zane membuka pintu.

Mata Zane berbinar-binar saat melihat kasur penuh kelopak mawar dengan tulisan maukah Zane menjadi mate Win.

Zane menutup mulutnya, dia merasa terharu. Dari arah belakang, Win memeluk Zane lalu menaruh kotak kecil yang ternyata kondom.

Zane tertawa pelan.
"Haha.. apa maksudnya ini ?"

"Aku tidak tau caranya jadi alpha yang romantis, jadi aku memetik bunga dari taman.. dan kita sudah berjanji pada ayah mu untuk sekolah dulu jadi memakai ini akan aman 99% dan 1%nya sebuah kecerobohan.. jadi mari mengikat tanda"

Zane merasa gemas sendiri dengan pikiran Win tapi dia menghargai usaha Win.

Zane berbalik lalu melingkarkan kedua tangannya di leher Win.
"Kamu mau aku mandi dulu atau langsung saja ?" Tanya Zane.

Win mengecup bibir Zane.
"Pertanyaan yang tidak seharusnya kamu tanyakan"

Zane terkekeh pelan.
"Ya, kamu benar" Zane mendekat lalu melumat bibir Win.

Tanpa aba-aba Win langsung mengendong Zane tanpa melepas pangutan bibir keduanya.

Win membaringkan tubuh Zane di atas kasur dengan Win mengurung Zane di antara tangannya.

Saat bibir keduanya lepas, Win mengusap lembut pipi Zane.
"Aku tidak tau apa yang akan terjadi kalau aku benar-benar mengikat tanda bersama orang lain, bahkan feromon mu mungkin tidak akan tercium lagi oleh ku dan rasa itu pun akan memudar seiring waktu berjalan"

Mendengar apa yang Win katakan, perlahan air mata Zane berjatuhan.
"Hei.. ah, maaf.. aku tidak bermaksud membuat kamu menangis"

Zane langsung memeluk leher Win.
"Kamu tidak tau, sejak kemarin aku menahan tangis ku.. membayangkan kamu di sentuh oleh orang lain membuat dada ku sesak"

Win mengecup bertubi-tubi dahi Zane.
"Mulai hari ini aku milik mu seutuhnya Zane, jangan khawatir"

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Alpha in the trap (Omegaverse 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang