Win menginap di rumah Zane hingga pukul 4 menjelang pagi, Win mengecup singkat dahi Zane sebelum akhirnya pergi dari rumah Zane.
Win tidak mau menambah beban Zane kalau orang tua Zane datang dan mendapati Win di kamar putra mereka.
Dia juga mengirim pesan pada Zane untuk jangan khawatir terkait masalah itu, Win tetap ada berada di sisi Zane.
.
.Saat tiba di rumah, Win tidak bisa tidur. Win memutuskan bertamu ke rumah kakaknya Bin karena hari ini hari sabtu dan sekolah libur.
Bin mengucek matanya yang masih terasa berat, dia bingung kenapa Win bertamu sepagi ini bahkan Vidra dan anak mereka pun belum bangun.
"Masuk lah, kamu mau makan ?" Tanya Bin melangkah kearah dapur.
"Hm, aku mau susu coklat juga" jawab Win, dia duduk menunggu Bin.
"Hah.. kamu ini, datang pagi-pagi hanya untuk sarapan"
Bin mengoles selai kacang di roti Win lalu membuat susu coklat untuk adiknya ini.
"Ini, makan lah.. kalau mau lagi, kamu bisa mengambilnya di dekat kulkas.. Hoaam..." Bin berbalik kearah meja dapur, dia membuat segelas kopi.Win bisa melihat tanda gigitan di leher Bin.
"Kak ?""Hm ?" Bin menyerup kopi hangatnya.
"Bagaimana kak Vidra bisa memberi tanda pada mu ?"
"Prrrtt!!" Bin terkejut mendengar apa yang Win tanyakan.
"Uhuk! Uhuk!" Bin menepuk-nepuk dadanya."Hei.. jangan bertanya privasi orang lain!" Bin sejujurnya malu mengakui kalau tanda itu tercipta karena dia menjebak Vidra.
"Apa proses pengikatan tanda itu privasi ?" Tanya Win lagi.
"Um.. ti-tidak juga, ya.. untuk ku itu privasi.." rona merah muda terlihat di kedua pipi Bin.
"...ehem, memangnya kenapa kamu bertanya begitu ? Jangan bilang!" Bin mendekat lalu menarik mulut Win.
"Au! Au! Kakittt! Hei! Mulut ku sakit!" Win mendorong tangan Bin.
"Ah, ku pikir kamu sudah mengigit omega"
"Hm ? Memangnya terlihat kalau aku sudah mengigit omega ?" Tanya Win penasaran.
"Tidak juga, ada beberapa alpha yang memiliki garis tipis di gigi taringnya setelah dia mengigit omega seperti milik Vidra"
"Hoaamm.. siapa yang bertamu ? Oh ternyata Win" Vidra berjalan kearah Bin dan Win.
"Vidra, kemari sebentar!" Bin menarik tangan Vidra.
"Hm ? Kenapa ?"
"Perlihatkan gigi taring mu padanya" pinta Bin.
"Gigi ku ? Seperti ini ?" Vidra memperlihatkan gigi taringnya pada Win.
Win bisa melihat garis tipis di gigi Vidra.
"Kenapa dengan gigi ku ?" Tanya Vidra."Tidak apa-apa, Win hanya mau melihat contoh alpha yang sudah punya mate"
"Oh" Vidra mengangguk paham.
"Kamu mau sarapan roti juga ?" Tanya Bin.
"Hm, tolong ya" Vidra mengecup singkat pucuk kepala Bin.
"Tunggu sebentar, duduk lah dulu"
Vidra mengangguk.
Sembari menunggu Bin menyiapkan kopi dan roti, Vidra membuka ponselnya.Seperti biasa, Vidra membaca berita di web yang dia suka.
"Oh.. apa itu gossip terbaru ?" Tanya Bin yang membawa roti dan kopi milik Vidra."Ku rasa begitu, notifikasinya muncul jadi ku baca saja" jawab Vidra.
"Coba ku lihat" Bin menarik ponsel Vidra "Wah.. mereka pasti kesulitan, wajahnya pun tidak di blur" kata Bin.
Saat Bin sibuk melihat foto di fortal gossip, anaknya tiba-tiba menangis.
"Ah.. dia sudah bangun! Iya! Aku datang! Aku datang!" Bin menaruh ponsel Vidra di atas meja, saat itu juga Win melihat kearah layar ponsel Vidra."Kak!" Win menahan tangan Vidra.
"Iya ?" Jawab Vidra.
"Aku mau lihat foto itu, boleh kah ?"
"Silahkan" Vidra menyodorkan ponselnya kearah Win.
Mata Win membulat saat melihat foto Zane memeluk juga berciuman dengan orang lain.
Win langsung menandai wajah Liam di ingatannya.
'Jadi dia orangnya!' batin Win kesal..
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tamat) Alpha in the trap (Omegaverse 18+)
RandomAkibat terlalu manly padahal berjenis omega, Albin membuat rencana untuk menjebak seorang alpha agar mau menjadi matenya.