Sam memilih kembali ke dalam apartemennya. Julian bertanya apa tidak jadi masalah membiarkan Sandra pergi ? Karena pakaian Sandra masih ada di kamarnya.
"Aku akan menyuruh sekretaris ku untuk mencari tau tempat tinggal Sandra setelahnya biar sekretaris ku mengantar semua barang-barangnya"
"Hm," Julian mengangguk pelan.
Sam melirik wajah Julian yang sekarang duduk di dekat Sam di sofa ruang tamu.
"Apa yang terjadi ? Apa dia membuat kamu menangis ?" Sam menyentuh sudut mata Julian.Julian mengelengkan kepalanya pelan.
"Bukan, aku hanya kelilipan debu daddy"Sam menghela nafasnya berat.
"Julian.. " Sam menyentuh tangan Julian.
"...kalau kamu tidak bicara jujur, aku tidak tau apa yang saat ini kamu rasakan...apa yang sudah terjadi aku tidak tau, aku tidak bisa membaca pikiran mu"Julian mengigit bibir bawahnya, tanpa aba-aba Julian langsung memeluk Sam.
"Aku senang Daddy tidak jadi menikah dengannya ! Hiks.. aku hanya takut, aku takut saat Daddy punya anak bersama orang lain Daddy akan membuang ku !"Air mata Julian kembali keluar.
Sam memeluk Julian balik sembari mengusap pelan punggung Julian."Aku tidak akan membiarkan kamu sendirian, aku sudah janji kan"
Julian semakin erat memeluk Sam.
"Apapun yang orang lain katakan, aku tidak mau berpisah dengan Daddy"Sam mengecup pucuk kepala Julian.
"Jangan khawatirkan itu, biarkan aku yang menjaga mu"Sejujurnya Sam khawatir dengan masa depan Julian jadi lah dia datang menemui Zane untuk sekedar berdiskusi antar keluarga.
Sam mengajak Zane makan berdua dan tentu berbekal ijin dari Win.
"Kenapa papa mengajak mu makan berdua ?" Tanya Zane saat Sam membawanya ke restoran mahal, Sam juga sengaja mengambil meja pribadi agar tidak di ganggu oleh orang lain.
Sam menyerup winenya lalu menatap Zane.
"Kamu tau.." Sam memutar sisa Wine di gelasnya.
".. kalau papa sekarang punya kekasih"Zane memotong steaknya, dia tau kalau Sam tengah membicarakan hubungannya bersama Julian.
"Ya lalu ?" Tanya Zane.
Sam terlihat ragu untuk melanjutkan pembicaraan ini tapi dia mencoba memberanikan diri karena hanya Zane yang bisa dia ajak bicara.
"Kekasih papa punya usia yang sangat muda dan papa merasa khawatir.." Sam menatap gelas winenya.
".. kalau suatu saat dia berubah pikiran saat melihat papa bertambah tua"
Zane menaruh pisau makan dan garpunya di dekat piring.
"Papa.. usia bukan alasan untuk merasa khawatir, kalau papa masih memikirkan usia saat menjalin kasih lebih baik papa tidak menjadikan dia kekasih mu.. kalau sudah berani melangkah artinya papa siap dengan segala resiko"Sam tersenyum kecil.
"Ya kamu benar, aku seharusnya tidak khawatir akan hal itu"Tapi walau pun Sam berkata seperti itu tetap terlihat raut khawatir dari wajah Sam.
Setelah Sam mengantar Zane pulang.
Zane langsung menghubungi Julian dan menceritakan semuanya.Julian memikirkan cara agar Sam percaya kalau hubungan keduanya akan baik-baik saja, sampai sebuah ide muncul di kepala Julian.
Dia bergegas mencari sesuatu sebelum Sam sampai di apartemen.
.
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tamat) Alpha in the trap (Omegaverse 18+)
RandomAkibat terlalu manly padahal berjenis omega, Albin membuat rencana untuk menjebak seorang alpha agar mau menjadi matenya.