Zane terbangun dari tidurnya saat mendengar suara pintu yang terbuka, ibu Zane masuk ke dalam kamar Zane dengan senyum lebar.
"Zane jadi berita itu benar ?!" Ibu Zane memperlihatkan ponselnya di depan wajah Zane.
Zane bisa melihat fotonya dan Liam sudah tersebar.
"Um.." Zane mengusap lehernya.
".. settingan ma, hanya untuk promosi drama agar meroket" jelas Zane.Ibu Zane menyentuh pundak Zane.
"Tidak apa-apa, kalau kalian benar menjalin hubungan pun mama restui!"Deg!
Zane meremas selimutnya."Tapi aku tidak mau" jawab Zane.
"Jangan bicara seperti itu, yang awalnya hanya pura-pura nanti jadi cinta nyata.." Ibu Zane terkekeh pelan seolah dia setuju kalau Zane menjalin kasih dengan Liam.
".. mama siapkan dulu salad sayur mu, turun kalau sudah mandi ya" ibu Zane mengusap pelan pipi Zane lalu berjalan keluar dari kamar Zane.
Zane menghela nafasnya berat.
"Maaf ma, tapi aku hanya suka Win" gumam Zane.Keesokan harinya Zane kembali sekolah, dia langsung dicecar banyak pertanyaan terkait gossip yang tersebar.
Zane merasa tersudut karena teman-teman Zane juga mendukung hubungannya dengan Liam. Mereka memberi Zane selamat karena berhasil mendapatkan hati aktor ternama itu.
Hingga akhirnya Zane mendapat panic attack dimana tubuhnya tiba-tiba bergetar tapi dia masih bisa mengendalikan diri.
.
.Win terlihat sibuk bicara dengan teman sekelasnya karena mereka tengah berdiskusi masalah tugas kelompok tapi tiba-tiba ponsel Win bergetar.
Win memeriksa ponselnya di bawah meja, dia melihat pesan dari Zane yang meminta bertemu di ruang seni.
"Aku dan teman-teman ku membahas tugas kelompok, kita bertemu nanti sore ya.. aku tunggu di koridor" balas Win tapi setelah dia membalas pesan tadi, Zane tidak mengirimnya pesan lagi.
Win merasa khawatir.
"Maaf, aku mau ke toilet.. perut ku sakit" kata Win pada teman-teman satu kelompoknya."Haha.. mungkin kamu terlalu banyak makan makanan pedas di kantin Win"
Win terkekeh pelan.
"Ya mungkin saja, aku pergi sebentar ya"Teman-teman Win mengangguk mengiyakan kata-kata Win, Win bergegas keluar dari kelasnya.
Dia berlari kecil kearah ruang seni, Win melirik kiri dan kanan memastikan tidak ada orang lain yang melihat dia masuk ke ruang seni.
Setelah memastikan keadaan aman, Win langsung membuka pintu. Win bisa melihat Zane meringkuk di lantai di bawah meja.
Win menutup juga mengunci pintu ruang seni, dia berjongkok di hadapan Zane.
"Zane.." Win menyentuh pucuk kepala Zane.Zane mendongakkan kepalanya melihat wajah Win.
Zane tersenyum kecil.
"Kamu datang, kamu bilang ada tugas kelompok"Win mengusap pelan sudut mata Zane.
"Aku merasa khawatir jadi aku datang, apa yang terjadi ?" Tanya Win.Senyum di bibir Zane perlahan hilang, dia berusaha menahan air mata yang hampir keluar.
Win langsung memeluk Zane.
"Jangan bicara, tidak apa-apa.. aku di sini.. aku sudah di sini"Zane mengangguk dalam pelukkan Win, Zane bisa menghirup aroma tubuh Win.
"Terima kasih sudah datang".
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tamat) Alpha in the trap (Omegaverse 18+)
RandomAkibat terlalu manly padahal berjenis omega, Albin membuat rencana untuk menjebak seorang alpha agar mau menjadi matenya.