Saat tengah malam, Zane diam-diam mencuci kotak bekal milik Win. Mengingat apa yang Win lakukan padanya, dia merasa sedikit takut tapi entah kenapa ciuman Win masih membekas di bibir Zane.
Zane menyentuh bibirnya.
"Apa yang terjadi ? Aku tidak bisa berhenti memikirkan dia.. apa aku suka Win ?"Deg!
Zane langsung tersadar."Aku suka Win ?" Tanyanya pada diri sendiri.
Beralih di rumah Win.
Win pun sama dengan Zane, dia terus memikirkan apa yang sudah dia lakukan pada omega manis itu."Hah.. tidak seharusnya aku melakukan itu" gumam Win.
Tok.
Tok."Iya ?!" Jawab Win.
Krek ~
Pintu terbuka menampilkan ayah Win yang membawa kotak catur."Mau main catur dengan ayah ?"
"Hm, boleh" Win mengikuti langkah ayahnya ke ruang tamu.
Seperti biasa keduanya bermain catur bersama, Win juga sering memenangkan permainan tapi entah kenapa hari ini dia gagal fokus dan kalah berulang kali.
"Ada apa ?" Tanya ayahnya.
"Tidak apa-apa ayah, ada sesuatu yang ku pikirkan"
Ayah Win melipat kedua tangannya di depan dada.
"Apa ini ? Kamu dekat dengan seseorang atau kalian ada masalah ?"Win meremas celananya.
"Ayah.. menantu seperti apa yang ayah mau ?""Huh ?"
Plak!
"Au! Sakit!" Win mengusap kepalanya.
"Apa itu ?! Kamu berpikir mau menikah ?! Siapa yang kamu hamili?! Kamu masih kelas 1 SMA!"
"Hah...bukan begitu!"
"Lalu apa ?!"
Win menghela nafasnya berat.
"Aku hanya bertanya, apa tidak jadi masalah untuk ayah dan ibu kalau misalkan aku menikah dengan Beta atau..." Ada jeda di kalimat Win.".. omega laki-laki"
Ayah Win mengerutkan alisnya.
"Bagi ayah tidak jadi masalah, kalau kalian saling mencintai kenapa tidak ?"Win tersenyum kecil.
"Terima kasih ayah""Kenapa kamu bertanya begitu ? Apa ada orang yang kamu suka ? Seorang omega laki-laki ?"
Win tersipu malu.
"Itu hanya misalkan saja yah"Ayah Win mengelengkan kepalanya.
"Ya terserah pada mu saja, kalau terjadi apa-apa.. kamu harus bisa bertanggung jawab""Ayah sudah ku bilang tidak ada yang hamil !!"
"Ya...ya...ayo lanjut main caturnya"
.
.Keesokan harinya, Win menunggu Zane di ruang seni saat jam makan siang.
Beberapa detik kemudian, Zane masuk ke ruang seni.
Zane menutup pintu lalu menatap wajah Win.
Deg!
Untuk kali pertama Zane merasakan debaran aneh saat menatap mata sendu Win."Kamu bawa kotak bekal ku ?" Tanya Win.
"Aku bawa" Zane memperlihatkan bingkisan berisi kotak bekal Win.
Win berjalan kearah Zane.
"Bagus lah, setelah ini tidak perlu bertemu lagi.. anggap saja kita tidak saling kenal" kata Win dengan nada bicara dingin.Win menarik bingkisan tadi dari tangan Zane tapi Zane tidak mau melepasnya.
"Tidak bisakah kamu melepas bingkisan ini ?"
Zane mengigit bibirnya.
"Kenapa kamu bersikap seperti ini Win ? Jangan sedingin ini pada ku"Win mengusap lehernya.
"Kita tidak perlu membahas ini lagi, kamu tau jelas alasan aku menghinda-"Wooshh~
Deg!
Win langsung menutup hidungnya."Apa-apaan ini ?! Kamu tau feromon mu sangat berbahaya untuk alpha!!"
Zane mengepalkan tangannya.
"Kalau memang Win tidak mau berteman seperti biasanya mari jadi pasangan sex!""Hah ?!" Win terkejut mendengar apa yang Zane katakan,
"Kamu sudah gila!"Win berniat keluar dari ruang seni karena dia tidak tahan mencium feromon Zane tapi ternyata kunci ruang seni ada di tangan Zane.
"Hei! Kuncinya!"
Zane duduk di atas meja lalu memasukan kunci tadi ke dalam celananya."Ambil lah"
Zane membuka lebar kedua kakinya.'Omega ini benar-benar !'
Win mengepalkan kedua tangannya kesal..
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tamat) Alpha in the trap (Omegaverse 18+)
РазноеAkibat terlalu manly padahal berjenis omega, Albin membuat rencana untuk menjebak seorang alpha agar mau menjadi matenya.