12

4.4K 564 29
                                    

Sesuai yang Zane katakan, dia mulai berubah tapi karena Zane terus dekat dengan Win akhirnya teman-teman Zane bertanya kenapa Zane selalu bersama Win.

Zane mengatakan kalau dia sudah tidak mau membully orang lain lagi, dia dan Win juga sudah berteman mulai sekarang.

Zane tidak mau memberitahu kalau keduanya menjalin kasih karena Zane tidak mau menyulitkan Win kalau nanti Zane terkenal, dia ingin menyimpan privasi Win.

"Kamu berteman atau ada hubungan lain ?" Tanya teman Zane penasaran.

Zane tersenyum kaku.
"Kami hanya berteman, sudah lah.. jangan membahas Win lagi"

Teman-teman Zane melempar tatapan satu sama lain.
"Ya sudah lah kalau kamu bilang begitu, itu urusan mu"

Zane mengandeng salah satu lengan temannya.
"Ayo masuk ke kelas, sebentar lagi pak Jo masuk"

Mereka berjalan masuk ke dalam kelas, Zane bernafas lega karena teman-temannya tidak membahas masalah Zane dan Win lebih lanjut.

.
.

"Hei.. "

"Hm ?"

"Mau sampai kapan kamu memeluk ku ?" Tanya Win saat keduanya bertemu di koridor sekolah yang sudah sunyi.

Zane mengusap-usap wajahnya di dada Win.
"Win.."

"Hm ?" Win menyentuh pucuk kepala Zane.

".. kamu wanita, tapi dada mu rata" celetuk Zane yang membuat Win sedikit kesal.

"Hah...maaf saja ya kalau dada ku rata, kalau kamu mau.. kamu bisa bertemu dengan alpha wanita yang punya dada besar"

Zane terkekeh pelan.
"Bercanda...bercanda, jangan marah"
Zane mendongakkan kepalanya melihat wajah Win.

"Hei.. jangan marah" Zane mencubit pelan hidung Win.

Win menahan tangan Zane lalu menarik Zane semakin dekat padanya.

Chu~

Win mengecup singkat bibir Zane.
Win melingkarkan tangannya di pinggang Zane.
"Zane.. kenapa pinggang mu semakin kecil, kamu harus banyak makan"

Zane terdiam beberapa detik mendengar apa yang Win katakan.
"Hei.. aku model dan akan bermain drama, wajar saja aku badan ku seperti ini"

Win mengerutkan alisnya.
"Apa kamu makan sesuatu hari ini ? Aku tidak melihat kamu di kantin"

Zane menepuk pelan kedua pipi Win.
"Tenang saja, aku makan banyak! Tubuh ku memang kecil tapi nafsu makan ku besar!" Zane tertawa.

Win melepas pelukannya lalu mengeluarkan coklat dari kantong jaketnya.

"Ini, makan ya"

Zane menerima coklat dari Win.
"Terima kasih"

Win mengusap pucuk kepala Zane.
"Besok ku buatkan nasi kepal rumput laut dan telur dadar .. kamu harus makan masakan ku"

Zane mengangguk pelan.
Beberapa detik kemudian ponsel Win bergetar tanda ada pesan masuk.

Dia melihat isi pesan tadi yang ternyata dari supir yang biasa menjemput Zane. Win mengantar Zane hingga ke depan mobilnya.

"Aku duluan ya" Zane melambaikan tangannya.

"Hm, hati-hati di jalan"

Saat mobil Zane sudah pergi lumayan jauh dari sekolah, Zane menatap coklat yang Win berikan.

Dia menelan ludahnya berkali-kali.
Zane belum makan apapun dari siang tadi karena ibunya mau Zane tampil maksimal saat syuting nanti jadi tidak boleh naik berat badan lebih dari 48kg dengan tinggi badan Zane 175cm.

Jadilah Zane hanya minum air putih dan satu buah apel untuk sarapan.

Zane mengelengkan kepalanya.
"Pak.."

"Iya tuan ?" Jawab supir Zane.

".. ini untuk anda, aku tidak bisa memakannya"

"Oh, baik...terima kasih" dengan senang hati supir Zane menerima coklat tersebut.

Zane menopang dagunya menatap keluar kaca jendela mobil.
"Maaf Win" gumam Zane pelan.

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Alpha in the trap (Omegaverse 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang