Desahan terdengar dari kamar dengan nuansa coklat muda, nafas berat juga feromon keduanya saling menarik satu sama lain.
Omega manis bernama Zane sudah tidak tau berapa jam keduanya bercinta tapi Zane bisa melihat siluet cahaya matahari dari balik jendela kamar yang tertutup gorden.
"Ah.. hah.. Win.. " suara Zane sudah terdengar serak, kakinya juga sudah mati rasa karena Win terus menerus menahan kedua kaki Zane agar terus terbuka.
Beberapa gigitan juga kissmark terlihat jelas di tubuh Zane, walau pun Win mengigitnya tapi tetap saja Win tidak bisa membuat tanda pada omeganya karena gigi taring Win belum sepenuhnya muncul.
Zane bisa melihat rambut Win yang sudah basah karena keringat juga bibir Win yang sedikit berdarah karena Zane sempat mengigit Win yang tak henti-hentinya mencium Zane, tapi Win terlihat tidak perduli dia tetap saja bergerak menghantam hole Zane.
Win juga sudah berkali-kali keluar di dalam Zane, setelah dia keluar untuk kesekian kalinya Win ingin melanjutkan kegiatan mereka lagi tapi Zane segera menahan Win.
"Ah.. mau sampai kapan? Hah...hah.. Win.. cepat lah sadar.. Win" buliran bening keluar membasahi mata Zane.
Zane memeluk Win.
"Sayang.. rasanya sangat sakit, beri aku istirahat sebentar saja.. hiks, Win" bisik Zane tepat di telinga Win.Deg!
Perlahan tubuh Win melemah, dia jatuh di dalam pelukkan Zane.
"Win.. ?" Zane sedikit bingung kenapa Win tiba-tiba diam tapi setelahnya Zane bernafas lega karena Win ternyata hanya tertidur setelah rutnya.
Zane bersusah payah memindahkan tubuh Win lalu menarik pelan p*nis Win dari holenya.
Zane memijat kedua kakinya yang terasa mati rasa.
"Jadi ini alasan Win melarang aku dekat saat dia tengah rut, dia jadi orang yang berbeda" gumam Zane.Zane memaksa berjalan walau pun tubuhnya terasa remuk, Zane pergi mengambil obatnya agar dia tidak hamil karena Zane sudah berjanji pada ayahnya untuk lulus sekolah dulu.
Setelah meminum obatnya, Zane kembali ke kamar dimana Win tidur pulas. Dia membaringkan tubuhnya di dekat Win.
"Aku tau kamu akan menyalahkan diri mu untuk semua ini setelah kamu bangun tapi.." Zane mengengam erat tangan Win.
".. aku senang bisa membantu mu"
Zane perlahan menutup matanya, dia memilih istirahat bersama Win.Satu jam kemudian Win bangun, dia merasa kepalanya berputar.
"Hah.. kenapa kepala ku sakit ?" Gumam Win sembari menyentuh kepalanya.Win mencoba fokus melihat sekitar, dia sedikit terkejut saat melihat pintu kamar terbuka.
Matanya bergerak melihat pakaian yang berserakan di lantai, Win berharap tidak ada hal buruk yang terjadi tapi ternyata pikirannya salah.
Dia melihat Zane tidur di sampingnya dengan setengah tubuhnya di tutupi selimut.
Tubuh Zane penuh tanda merah juga gigitan, tak hanya itu beberapa memar kebiruan juga terlihat di tubuh Zane.
Win langsung memeluk Zane.
"Wi-Win.." Zane cukup terkejut saat di peluk mendadak seperti ini."Maaf! Aku minta maaf! Maafkan aku Zane!"
"Win aku baik-baik saja, jangan khawatir" Zane terkekeh pelan.
"Tidak.. aku tidak mau kamu terluka dan aku malah melukai mu! Aku bukan alpha yang baik! Maaf, maafkan aku, ini alasan aku tidak mau kamu dekat dengan ku saat Rut ku datang !"
Zane memeluk Win balik dengan senyum merekah.
"Hei.. jangan menangis""Aku tidak menangis"
Win berusaha menutupi tangisnya dengan terus memeluk Zane."Haha.. hei Win, ayolah .. perlihatkan wajah mu"
Zane mendorong dada Win, dia bisa melihat air mata Win berjatuhan.
"Sayang .." Zane menangkupkan kedua tangannya di wajah Win.".. aku senang bisa membantu mu, memang sedikit brutal tapi tidak apa-apa.. hehe, aku mencintai mu Win"
Win yang awalnya hanya sedikit meneteskan air mata langsung menangis tersedu-sedu.
"Ah .. ayolah jangan sedih, aku baik-baik saja" Zane tertawa gemas melihat Win untuk pertama kalinya menangis setelah keduanya menjalin kasih.
.
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tamat) Alpha in the trap (Omegaverse 18+)
AcakAkibat terlalu manly padahal berjenis omega, Albin membuat rencana untuk menjebak seorang alpha agar mau menjadi matenya.