25

3.7K 518 12
                                    

Sandiwara cinta antara Liam dan Zane berlangsung sangat mulus, keduanya juga membuat konten video bersama.

Liam terlihat sangat perhatian pada Zane walau pun sesekali Zane merasa risih saat Liam menyentuh tubuhnya.

Seperti yang Liam katakan, sandiwara cinta ini sukses membuat drama mereka meroket dan tawaran pekerjaan untuk keduanya terus berdatangan bahkan fans mereka semakin bertambah.

Tapi tidak semua hal terus-terusan berjalan mulus, masalah baru berdatangan saat Zane berada di puncak.

Orang-orang yang pernah Zane bully mulai menyebarkan cuitan tentang bagaimana buruknya sikap Zane dan angkuhnya dia sebelum tenar.

Mereka juga menyebutkan Zane hanya memakai topeng untuk menutupi tingkah lakunya. Sontak saja berita ini menjadi perbincangan hangat tak kala satu video yang memperlihatkan proses bully itu memang pernah terjadi.

"Memang sangat sulit menjadi publik figur, masa lalu pun jadi sorotan" kata Bin yang saat ini berada di rumah orang tuanya.

"Siapa ?" Tanya Win.

"Pemain drama baru itu, katanya sering membully teman satu sekolahnya" mendengar apa yang Bin katakan, Win langsung menarik ponsel kakaknya.

Dia membaca gossip malam itu, Win juga melihat video berdurasi 15 detik yang memperlihatkan Zane tengah mendorong salah satu murid.

"Hah.. " Win menghela nafasnya berat, dia sudah bisa menebak Zane akan terkena masalah seperti ini karena Win juga salah satu orang yang pernah Zane bully tapi bedanya Zane dan Win berakhir saling jatuh cinta.

".. ini kak, aku mau pergi sebentar" Win mengembalikan ponsel Bin lalu mengambil jaketnya.

"Kamu mau kemana ?" Tanya Bin.

"Ada yang mau ku cari, aku pergi dulu" Win berjalan keluar dari kamarnya.

Win mencoba menelpon Zane.
Saat Zane mengangkat telpon dari Win, dia bisa mendengar Zane menangis.
"Aku kesana sekarang"

"Kemana ?" Tanya Zane dari ujung telpon tapi Win tidak menjawab, dia langsung menutup panggilan telpon.

.
.

Win naik taksi ke rumah Zane.
Saat dia tiba di rumah Zane, dia bisa melihat beberapa media menunggu di depan pagar, mereka sepertinya mencari Zane.

Win memasang topi jaketnya lalu berjalan menuju halaman belakang, Win mencari celah agar dia bisa masuk, Win memanjat tembok hingga akhirnya bisa masuk ke rumah Zane.

Dia melihat sekitar takut ada CCTV tapi ternyata halaman belakang tidak terpasang CCTV, Win melempar bebatuan kecil agar Zane membuka jendela kamar di lantai dua.

Zane yang mendengar suara kaca jendelanya di lempari batu, dia perlahan mengintip siapa yang berani melakukan hal itu.

Zane pikir hatersnya tapi ternyata Win. Zane menutup mulutnya, dia tidak percaya Win datang sampai sejauh ini.

Win memberi kode agar Zane mengangkat panggilan telponnya, keduanya bicara melalui sambungan telpon.

"Aku tidak tau cara terbaik untuk memberi mu semangat, ku harap kedatangan ku bisa mengobati keresahan mu Zane.. jadi jangan menangis lagi, hm"

Bukannya berhenti menangis, air mata Zane tak mampu dia bendung saat mendengar apa yang Win katakan.

"Tetap di sana!" Zane menutup panggilan telpon, dia berlari kecil menuruni tangga sembari melihat ibunya. Merasa aman, Zane langsung menuju pintu halaman belakang lalu berlari kearah Win.

Zane memeluk Win erat.
"Win!"

"Kenapa kamu turun ? Nanti ada yang melihat kita" kata Win seraya mengecup singkat pucuk kepala Zane.

Zane mengelengkan kepalanya.
"Jangan pikirkan itu, yang penting Win ada disini" Zane tersenyum manis.

Win mengusap air mata Zane.
"Harus kuat ya"

Zane mengangguk, dia menarik tangan Win.
"Ayo masuk"

"Ah, tapi ibu mu"

"Ssstt..!" Zane menempelkan jari telunjuknya di depan bibir.
".. mari main petak umpet, hehe"

Win mengacak pelan rambut Zane lalu berjalan mengikuti langkah kaki Zane masuk ke dalam rumah.

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Alpha in the trap (Omegaverse 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang