27

11.9K 1.3K 34
                                    

Vidra menemani Bin hingga dia tidur. Setelah mengecek Bin benar-benar terlelap, Vidra memutuskan pulang.

Tapi ayah Bin mencegat Vidra tepat di ruang tamu.
"Kita perlu bicara" ujar ayah Bin dengan raut wajah yang sulit Vidra artikan.

"Sayang, jangan terlalu keras ya" pinta ibu Bin dengan mimik wajah khawatirnya.

Vidra tau satu hal, kedua orang tua Bin pasti mendengar suara tangisan Bin. Vidra pasrah kalau orang tua Bin memarahinya.

Ayah Bin mengajak Vidra ke belakang rumah dimana halaman belakang menjadi tempat latihan Bin dan ayahnya.

Ayah Bin melempar sarung tangan pada Vidra.
"Kau tau, aku mantan pegulat profesional .. tapi mari lakukan tinju amatir saja"

"Ma-maaf.. aku tidak mengerti" kata Vidra, dia bingung kenapa ayah Bin melempar sarung tangan.

Krek.
Krek.

Ayah Bin membunyikan sendi-sendi tangannya.
"Bukan kah kamu ingin melepas putra ku ? Kalau begitu, lawan aku dulu"

'Eh!' wajah Vidra berubah panik, saat awal melihat Bin saja sudah membuatnya takut karena tubuh Bin semanly itu apa lagi melawan ayah Bin yang memang seorang alpha di tambah lagi pegulat profesional yang bisa tinju amatir.

"Tu-tunggu dulu .. aku belum pernah melakukan ini" kata Vidra dengan keringat dingin.

"Hanya alpha lemah yang menolak, aku tidak akan membiarkan putra ku bersama alpha selemah diri mu!"

Deg!
Vidra menatap ayah Bin.

"Putra ku sudah mengalami masa sulitnya selama bertahun-tahun dan bila kamu hadir hanya untuk menyakitinya.. hadapi aku dulu, agar aku ikhlas membiarkan kamu pergi!"

Vidra mengepalkan tangannya.
"Baik.." Vidra memasang sarung tangannya.
".. akan ku lakukan!"

.
.

Bin perlahan membuka matanya.
Dia melihat sekitar tapi Vidra sudah tidak ada.

"Vidra!" Bin bergegas keluar dari kamarnya mencari Vidra.

Bin melihat adiknya yang tengah bermain ponsel di ruang tamu.
"Vidra mana ?! Dia sudah pulang ?!" Tanya Bin.

Adik Bin menghela nafasnya berat.
"Ayah memberinya pelajaran di halaman belakang" jawab adik Bin.

Bin langsung berlari kearah halaman belakang.

Buk!

Deg!
Bin membulatkan matanya saat melihat Vidra di hajar oleh ayah Bin.

"Jangan!! Ayah berhenti!!" Bin yang tiba-tiba berdiri melindungi Vidra tidak sengaja di tinju oleh ayahnya sendiri.

Ayah Bin terkejut karena Bin mendadak muncul.
"Bin!" Vidra menahan tubuh Bin yang hampir tersungkur ke tanah.

"Kamu tidak apa-apa ?" Tanya Vidra.

"Aku sudah biasa, yang perlu bertanya itu aku.." Bin menyentuh wajah Vidra yang terlihat memar.

".. kamu tidak apa-apa ?" Tanya Bin balik dengan senyum kecil di bibirnya.

Vidra terdiam, di saat seperti ini Bin masih bisa mengkhawatirkan dirinya.

"Bin.. minggir, ayah harus memberi dia pelajaran" kata ayah Bin.

Bin langsung melindungi Vidra di belakangnya.
"Vidra tidak salah apapun! Aku yang salah! Aku yang bodoh!!"

"Bin!! Apa kamu hilang akal hanya karena orang ini ?!"

"Iya!! Aku tergila-gila padanya.. aku suka Vidra, aku mencintainya ayah!"

Vidra diam seribu bahasa mendengar Bin mengatakan hal seperti itu pada orang tuanya.

"Jadi ku mohon.. jangan lukai alpha ku, kalau ayah kesal.. pukul aku saja"

Grep!
Vidra menarik lengan Bin.

"Tidak., jangan lukai Bin.. pukul aku saja, aku alphanya"

Blush.
Rona merah muda terlihat menghiasi pipi Bin.

"Jangan katakan itu, tubuh mu kecil dari ku .. kamu bukan lawan seimbang untuk ayah, nanti tulang mu patah"

Jleb!
Dada Vidra terasa di tusuk pedang mendengar apa yang Bin katakan.

"Bin.. tolong jangan merusak suasana, aku berusaha jadi alpha yang baik" Vidra tersenyum paksa.

"Ah, jadi begitu.. lalu aku harus apa ?" Tanya Bin.

"Hei kalian berdua! Apa kehadiran ku seperti bayangan disini ?!" Ayah Bin kesal melihat pasangan mate ini sibuk dengan dunia mereka sendiri.

"Hhhiiiii !!" Bin dan Vidra saling berpelukan saat merasakan feromon kekesalan dari ayah Bin.

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Alpha in the trap (Omegaverse 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang