Sejak hari itu Zane dan Win mulai berteman, Win juga sesekali menemani Zane makan di bawah tangga sekolah bahkan membeli makanan dari kantin untuk Zane.
Keduanya sudah mulai terbuka satu sama lain. Zane bercerita masalah dunia model dan peran yang dia jalani sekarang dan Win mendengar semua keluh kesah Zane, Win juga mulai merasa nyaman di dekat Zane karena menurutnya saat Zane makan dan bicara, dia terlihat sangat manis.
Walau pun Zane mengatakan ingin berteman dengan Win tapi dia tetap menjadi dirinya yang selalu bersikap angkuh pada orang lain saat bersama teman satu kelompoknya.
Win bahkan mendengar kalau Zane masih mengejeknya di hadapan teman-temannya lalu meminta maaf pada Win saat keduanya bertemu.
Awalnya Win memaklumi semua itu hingga Win merasa bosan mendengar permintaan maaf dari Zane.
"Kamu serius ingin berteman atau tidak ? Kalau kamu masih ragu menegur ku di hadapan teman-teman mu untuk apa ada kata teman ?""Hei...kamu tau, aku populer, berteman dengan orang yang ku bully itu sedikit aneh, kamu paham kan ?" Tanya Zane.
Win mengelengakan kepalanya.
"Aku tidak mengerti dan aku tidak mau mengerti""Win, kenapa kamu jadi egois ?"
"Aku yang egois kata mu ?" Win tersenyum sinis.
"Ya, kamu tidak mau memahami ku"
"Kamu mau aku memahami mu tapi kamu bersikap seperti ini pada ku.. ? Kamu benar-benar aneh Zane, terserah lah" Win berniat pergi tapi lengannya di tahan oleh Zane.
"Hei, kamu mau kemana ? Kamu janji memberi aku makan siang buatan mu"
Win menarik tangan Zane lalu menaruh kotak bekalnya di tangan Zane.
"Makan lah, aku sudah kenyang mendengar ocehan mu" Win menatap Zane tajam lalu berjalan menjauh dari Zane."Hei.. ak-aku tidak mungkin membawa kotak bekal keluar dari sini.. tunggu sampai aku selesai makan! Win!" kata Zane tapi Win tidak perduli, dia tetap melangkah pergi.
Zane hanya bisa menatap Win yang berlalu pergi dari ruang kesenian tempat biasa keduanya menghabiskan waktu bersama.
Zane mempoutkan bibirnya kesal.
"Cih! Dasar menyebalkan.. !" Zane duduk di kursi lalu mulai membuka kotak bekal milik Win."Ah.." Dia bisa melihat nasi yang Win bentuk sangat lucu menyerupai kucing juga sosis yang dia bentuk seperti gurita dan ada beberapa tambahan lauk lainnya.
Zane mulai memakan sosis bentuk gurita.
"Dasar Win.. dia tau, semua makanan ini bisa membuat aku gemuk!"Tapi walau pun Zane mengoceh dia tetap menghabiskan makanan yang Win buat.
Saat melihat kotak bekalnya habis tanpa sisa, tangan Zane bergetar.
"Tidak.. tidak.. seharusnya aku makan sedikit saja!" Zane memasukkan kotak bekal tadi ke dalam plastik lalu berlari keluar dari ruang seni.Zane hampir menabrak murid lain saat dia berlari di koridor, Zane masuk ke dalam bilik toilet lalu mulai memasukkan jarinya ke dalam mulut.
"Mngg! Mngg!! Hoekk!! Hoeekk!! Hoeek!"
Zane memuntahkan makanan yang dia makan tadi, Zane berulang kali melakukan hal yang sama agar seluruh makanan keluar."Hah...hah...hah..." Zane menekan flush toilet lalu bersandar di pintu toilet mencoba tenang.
".. ah, perut ku sedikit sakit" gumamnya.
.
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tamat) Alpha in the trap (Omegaverse 18+)
RandomAkibat terlalu manly padahal berjenis omega, Albin membuat rencana untuk menjebak seorang alpha agar mau menjadi matenya.