38

4K 426 17
                                    

Bin yang tiba-tiba menghilang dari rumah membuat Vidra panik, dia terus menelpon ponsel Bin yang sekarang ada di tangan Julian.

Julian memberitahu Vidra kalau Bin sekarang tengah menyelamatkan adiknya yang di culik.

Mendengar hal itu, Vidra langsung meminta alamatnya. Vidra bergegas pergi bersama anak yang masih terlelap tidur.

Saat tiba di lokasi, Vidra bisa melihat polisi dan beberapa orang duduk dengan wajah babak belur.

Vidra mengenal Zane jadi dia langsung menemui Zane.
"Dimana Bin ?!" Tanya Vidra.

"Ah, kak Bin ada di dalam.. um, aku tidak tau kalau kak Bin sekuat itu, dia menghajar mereka sendirian" jawab Zane dengan senyum kaku.

"Dia melakukan ini sendirian ?!" Tanya Vidra.

"Iya, kak Bin langsung menghajar mereka.. karena kagum, kami hanya terdiam.. kak Bin omega yang kuat" lanjut Zane.

"Apa kalian gila ?!" Zane dan Julian terkejut mendengar Vidra marah.

"Dia hamil ! Kenapa kalian membiarkan dia menghajar penjahat seorang diri !" Vidra sudah tidak bisa mengontrol emosinya.

"Ma-maaf.. ka-kami tidak tau kalau kak Bin hamil" mata Zane berkaca-kaca.

"Kalian-" belum selesai Vidra bicara, Bin keluar dari ruangan tadi membawa Win.

"Bin!" Vidra langsung berlari kearah Bin.

Bin yang melihat Vidra segera menurunkan Win ke lantai.
"Kenapa kamu kemari ?" Tanya Bin.

"Seharusnya itu yang ku tanyakan ?! Kenapa kamu pergi tanpa memberitahu ku ?!"

Bin langsung menundukkan kepalanya.
"Maaf" kata Bin pelan.

Vidra menghela nafasnya berat.
"Kamu tidak apa-apa ?" Tanya Vidra.

Bin memperlihatkan tangannya.
"Tangan ku sakit, lihat ada beberapa luka disini" katanya dengan nada manja.

Vidra mengecup singkat kedua tangan Bin.
"Jangan khawatir, sakitnya akan segera hilang"

Bin tersenyum senang.
Bin langsung mengendong anaknya, keluarga ini terlihat baik-baik saja padahal kalau ada di posisi Zane dan Julian mereka pasti tidak akan setenang Vidra dan Bin.

Zane dan Julian langsung memasang senyum kaku, mereka teringat bagaimana Bin menghajar penculik Win dengan brutal padahal saat ini Bin tengah hamil.

Zane berjongkok di dekat Win.
"Kamu tidak apa-apa ?" Tanya Zane.

Win menatap Zane.
"Maaf, ini salah ku.. seharusnya aku mengejar mu tadi tapi aku malah memilih kuis harian" kata Win.

Zane tersenyum kecil lalu memeluk Win.
"Ini bukan salah mu, aku yang terbawa suasana tanpa mencari tau lebih dulu"

Win langsung memeluk Zane erat.
"Maafkan aku Zane, aku sudah melakukan hal yang membuat kamu kecewa"

Perlahan Zane mengusap rambut Win.
"Jangan pikirkan itu, aku juga pernah mengalaminya.. aku paham perasaan mu"

"Terima kasih"

Setelah semua beres, Sam mengantar Zane dan Win pulang. Mereka juga meminta maaf pada Vidra karena mereka tidak tau kalau Bin tengah hamil.

"Kamu tau kakak mu hamil" kata Zane sembari mengobati luka Win.

Win yang mendengar hal ini sangat terkejut.
"Kamu bercanda kan ?" Tanya Win.

"Aku tidak bercanda, kak Vidra terlihat sangat marah saat tau kak Bin pergi menyelamatkan mu"

"Wah .." Win langsung berkeringat dengan senyum kaku.
".. jangan sampai ibu ku tau" katanya.

"Kenapa dengan ibu mu ? Ibu mu sangat baik"

Win mengusap rambut Zane.
"Ya, kamu hanya boleh tau kebaikannya saja"

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Alpha in the trap (Omegaverse 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang