12

15.2K 1.6K 16
                                    

Setelah kelas selesai, Bin menghampiri dosen baru bernama Dion ini.

"Sudah lama ya! Kakak akhirnya kembali !" Kata Bin pada Dion.

"Iya, sudah lama.. aku baru lulus kuliah jadi pulang mencari pekerjaan"

Vidra mengerutkan alisnya, mereka terlihat sangat akrab.

Vidra mengambil tasnya lalu berjalan kearah Bin dengan senyum palsunya.
"Bin, kita mau pergi kan ?" Kata Vidra seraya merangkul leher Bin.

"Kemana ?" Tanya Bin balik.

"Makan siang, kamu lupa ?" Vidra menatap Bin seolah memberi kode.

"Ah, i-iya.. " Bin tersenyum kaku, dia menatap Dion.
".. kak aku pergi dulu, nanti mengobrol lagi"

"Iya.. nanti aku ke rumah mu"

"Hm!" Bin mengangguk.

Keduanya berjalan keluar dari ruang kelas, sebelum benar-benar keluar dari kelas Vidra dan Dion sempat saling melempar tatapan.

Dion tersenyum kecil melihat Vidra tapi Vidra langsung membuang muka.

"Heh.. apa itu ? Dia marah..oh," Dion baru sadar sesuatu.
"Apa Bin sudah bisa mengendalikan feromonnya ?"

.
.

Bin menekan-nekan sedotan minumannya, dia tidak tau kenapa aura di sekitar Vidra terlihat menakutkan.

Dari tadi Vidra hanya diam menatap keluar jendela cafe.

Pelayan cafe datang membawa makanan keduanya.
"Selamat menikmati"

"Terima kasih"
Bin mendorong pelan burger milik Vidra.

"Kamu tidak mau makan ?" Tanya Bin.

Vidra menyandarkan tubuhnya lalu melipat kedua tangannya di depan dada.

"Aku tidak lapar, untuk mu saja"

"Um," Bin menatap makanan Vidra.
".. aku bisa makan semuanya, tapi kamu yakin tidak mau makan ?"

"Hm, selera ku hilang" jawab Vidra.

'Um..' Bin tidak tau kenapa Vidra jadi seperti ini, Bin tidak memahami Vidra.

Wajar saja karena hubungan ini terjadi karena ulah Bin, saling memahami sifat dan perasaan ternyata sulit.

Bin tidak malu menghabiskan makanan di atas meja karena tidak seorang pun tau kalau dia omega, yang tau hanya Vidra.

Bin merasa sayang kalau tidak di habiskan, tapi dia menyodorkan potongan roti di depan mulut Vidra.

"Satu potong saja, hm" kata Bin.

Vidra menatap potongan roti tadi lalu memakannya.
Senyum terukir di bibir Bin.

"Enak kan ?" Kata Bin.

Vidra mengusap pelan remahan roti di bibirnya.

"Kamu mau lagi ? Ini.. Aaa"
Bin kembali menyodorkan potongan roti untuk Vidra.

Dan kembali Vidra memakan roti tadi, Bin merasa senang melihat Vidra tidak menolak.

Beberapa orang yang ada di cafe berbisik satu sama lain, mereka bertanya-tanya apa kedua alpha ini punya hubungan karena tingkah keduanya terlihat ada sedikit bumbu romantis.

Vidra yang sadar kalau kedua menjadi pusat perhatian beberapa orang, Vidra langsung mendekat lalu menyentuh tangan Bin yang ada di atas meja.

"Beri aku satu suapan lagi"

"Hehe.. benar kan, kamu suka" tanpa perduli dengan padangan sekitar, Bin kembali menyodorkan potongan roti untuk Vidra.

Vidra merasa senang orang-orang paham kalau keduanya tengah menjalin hubungan tapi saat masuk ke dalam mobil Vidra langsung sadar.

'Apa yang sudah ku lakukan di depan publik.. ?! Vidra, kamu mempermalukan diri mu sendiri !' Vidra mengetuk-ngetuk pelan dahinya.

"Ah, aku kenyang" Bin mengusap perutnya yang sudah terisi penuh.

Vidra menoleh, dia menatap wajah Bin.

Vidra tidak mengerti, kenapa dia bisa sekesal itu padahal dia tidak tau apa hubungan Bin dan dosen baru itu.

Mungkin saja mereka hanya teman, atau bisa jadi keluarga.

Vidra menghela nafasnya berat.
Dia ingin bertanya, tapi Vidra merasa tidak seharusnya dia tau tentang hidup Bin karena keduanya belum sepenuhnya resmi menjalin hubungan serius walau pun sudah terikat tanda.

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Alpha in the trap (Omegaverse 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang