29

3.5K 510 36
                                    

"Apa kamu mau membayar untuk kebebasannya ?! Jangan bermimpi anak ingusan seperti mu bisa membawanya pergi.. uang satu koper pun tidak cukup !"

Win semakin kuat meremas lengan ibu Zane.
"Kalau begitu, dua koper cukup kan ? Aku akan membeli putra mu"

Ibu Zane menatap Win sinis.
"Apa maksud mu ? Memang sekaya apa diri mu ?! Kamu punya uang 1M, kalau iya.. maka kamu menerima restu ku !"

"Baik, aku akan berusaha"

Zane mengelengkan kepalanya.
"It-itu sangat banyak Win .. kamu-"

Ibu Zane menarik putranya menjauh dari Win.
"Keluar dari rumah ku! Jangan pernah datang kalau kamu belum membawa uangnya!"

Win menghela nafasnya berat, dia ingin keluar dari pintu depan tapi nanti keadaan semakin buruk jadi dia memilih memanjat tembok saja.

Sejujurnya Win tidak berniat mengatakan ingin membeli Zane, tapi sikap ibunya membuat Win kesal.

Win juga tidak tau dari mana dia mendapatkan uang sebanyak itu, sepanjang jalan pulang Win terus berpikir hingga akhirnya dia ingat kalau keluarga suami kakaknya orang kaya.

Win bergegas pulang dan bicara pada Bin. Bin langsung memukul kepala Win dengan popok anaknya.

"Kakak! Jorok!"

"Jorok...jorok! Kamu pikir Vidra gudang uang ? Kalau dia punya uang sebanyak itu, sejak lama kami tinggal di istana!"

Win mempoutkan bibirnya.
"Aku kan cuma tanya"

"Hah.. anak ini benar-benar, Ibu ! Ibu, lihat kelakuan Win !"

"Kak! Jangan beritahu ibu!" Win menarik tangan kakaknya.

"Kamu ini !" Bin mendorong kepala Win karena kesal.

"Aku cuma punya kakak yang bisa di ajak berdiskusi! Setidaknya bantu aku!"

Bin duduk di dekat adiknya.
"Kalau pun kamu minta tolong pada ku, aku tidak bisa berbuat banyak.. kalau kamu cuma minta satu atau dua juta aku masih bisa memberikannya tanpa kamu kembalikan tapi ini 1M, dari mana kakak mu ini dapat uang Win ?" Bin mencubit gemas lengan Win.

Win mengusap bekas cubitan Bin.
"Maaf kak" Win menundukkan kepalanya, dia berucap tanpa berpikir dulu.

"Hah.." Bin menyandarkan tubuhnya di kasur Win sembari menyentuh tangan anaknya.

".. memang seberapa cantik dia sampai kamu nekad mencari uang hanya agar dia bebas ?"

Win mengambil ponselnya lalu memperlihatkan foto Zane.
"Dia Omega tercantik bagi ku, aku suka dia kak.. aku mau dia bebas dari kekangan" Kata Win dengan senyum tipis.

Bin melihat foto di ponsel Win lalu melihat wajah Win, dia lakukan berulang kali sampai akhirnya Bin menyentuh dahi Win.

"Hm, kenapa ?" Tanya Win.

"Ah, ku rasa kamu sudah gila Win.. tolong jangan terlalu fanatik kalau kamu jadi fangirl"

"Huh, maksud kakak apa ?" Win menaikkan alisnya bingung.

"Apa kamu menulis cerita sampai terbawa ke dunia nyata ? Ah.. adik ku terlalu banyak berhalusinasi" Bin mengelengkan kepalanya.

"Hah ? Hah ! Hei.. aku dan Zane punya hubungan! Bagaimana bisa kakak tidak percaya ?!" Win terlihat kesal.

"Tentu aku tidak percaya, dia tengah naik daun sekarang dan kamu siapa ? Terkenal pun tidak.. lagi pula kekasih aslinya aktor tampan lawan mainnya itu, kamu lihat sendiri beritanya dan mereka sudah konfirmasi kalau berita itu benar"

"Hah .. ya ampun!" Win menepuk dahinya, dia tidak menduga Bin tidak percaya kalau Zane memang benar kekasihnya.

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Alpha in the trap (Omegaverse 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang