Sudah dua tahun lebih Wooseok menjadi assistant dari make up artist kenamaan Lee Hanna. Lee Hanna bukan hanya seorang make up artist dia juga memiliki butik sendiri, namun kemampuan make upnya memang lebih terkenal. Wooseok tidak sengaja bertemu Lee Hanna, ketika itu Wooseok tidak sengaja membantu merias wajah temannya yang ikut lomba modelling. Lee Hanna sangat suka dengan gaya make up Wooseok dan menawarkan pekerjaan sebagai assistannya.
Dulu Wooseok ikut membantu Lee Hanna memberikan polesan make up pada model dan artis kenamaan, namun setelah satu peristiwa tidak mengenakan Wooseok tidak berani lagi memoles wajah seseorang. Ketika itu Wooseok diberi tugas oleh Hanna untuk memberikan make up pada seorang model terkenal, entah kenapa model tersebut dari awal memang moodnya sudah tidak bagus, dia berkata tidak suka dengan tatanan warna Wooseok padahal ketika itu Wooseok sudah mengikuti instruksi Hanna dengan baik. Hanna juga tidak mempermasalahkan hasil make up Wooseok, karena konsep yang diberikan pada pemotretan kala itu memang seperti itu.
Model itu marah-marah menjatuhkan semua alat make up di ruang rias, bahkan dia melembar bedak tabur ke arah Wooseok. Tubuh Wooseok bergetar kala itu, Hanna juga marah besar dia tidak mau bekerja sama atau berhubungan dengan model itu lagi, karena sangat tidak profesional. Semenjak itu Wooseok tidak mau memegang alat make up lagi, tangannya akan bergetar jika memegangnya. Melihat kondisi Wooseok seperti itu, Hanna membawanya ke psikiater, Hanna juga membantu Wooseok, dia setiap hari dia melatih Wooseok untuk memegang alat make up lagi, hingga tangannya terbiasa dan tidak gemetar lagi. Meskipun Wooseok tidak berani merias wajah seseorang dengan lengkap lagi, setidaknya tangan Wooseok tidak bergetar lagi saat memegang perlengkapan make up.
Saat ini Wooseok bahkan sudah bisa memberikan riasan meskipun hanya membubuhkan bedak atau lipstik. Wooseok tidak mau membuat kekacauan lagi jika dia kembali merias. Wooseok juga harus membiayai adik satu-satunya yaitu Yohan, karena kedua orang tua mereka telah tiada bagaimana pun Wooseok tidak mau kehilangan pekerjaan yang disukainya itu. Dia juga berusaha agar dirinya tidak menyusahkan orang lain lagi.
"Seok besok kita berangkat ya, bilang sama Yohan kamu tiga hari keluar kota. Gue dimintain Eric buat nanganin model sama costume buat pemotretan majalahnya" ucap Hanna.
"Yaudah nanti aku belanja dulu biar Yohan ada stok makanan."
"Oke, jangan lupa beresin costume yang udah gue siapin ya! Gak banyak kok soalnya modelnya cowok, jadi gak banyak bawa aksesoris"
"Iya kak"
Keesokan harinya mereka sudah sampai di villa mewah di pegunungan. Model yang bekerja sama dengan mereka baru landing. Jadi Lee Hanna dengan timnya memutuskan untuk makan siang duluan.
"Kak ini kita satu Villa sama model itu? Sama timnya juga?" Tanya Minhee mereka sedang makan siang di meja makan
"Iya, lu liat kan Villa ini gedenya udah kayak istana. Nanti kita di lantai bawah, mereka di lantai atas"
"Oh... modelnya siapa kak?" Tanya Minhee
"Han Seungwoo"
"Han Seungwoo? Jarang denger" ucap Minhee
"Dia biasanya ada di majalah internasional atau majalah luar, jarang banget dia pemotretan di majalah lokal"
"Oh..."
Sore harinya mereka bisa mendengar suara mobil yang datang ke Villa. Mereka pun berkumpul di ruang TV untuk bertemu model dan timnya.
"Selamat sore!" Sapa Hanna
"Selamat sore. Woo ini tim dari Lee Hanna yang kerjasama sama kita" ucap Managernya. Meskipun Seungwoo hanya mengenakan T-shirt putih dan celana training serta mengenakan topi, namun aura modelnya sangat terasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Corat Coret Seuncat
RomanceHanya cerita singkat, cerita yang muncul karena ide mendadak dan gak mau bikin cerita panjang dan mungkin hanya beberapa part saja