Wooseok mengelap semua sisa sampah yang menempel pada tubuhnya, hari ini seperti biasanya dia dikerjai lagi oleh sejumlah mahasiswa tentu dia tahu siapa biang keladinya, namun Wooseok memilih untuk diam menahan semuanya tidak ingin mencari gara-gara karena takut beasiswanya akan dicabut. Wooseok tidak tahu kesalahan apa yang diperbuatnya pada Han Seungwoo sehingga dia begitu benci pada Wooseok.
"Udah selesai Seok?" Tanya Byungchan menunggu Wooseok yang berada di dalam kamar mandi sedang membersihkan tubuhnya.
"Iya bentar lagi Chan" hanya Byungchan teman yang Wooseok miliki, dia pula yang bersikap baik pada Wooseok. Setelah Wooseok selesai mengganti pakaiannya dengan pakaian bersih yang diberikan Byungchan, dia pun keluar dari kamar mandi.
"Makasih ya Chan" ucap Wooseok
"Lu gak apa-apa? Seok gue gak bisa liat lu kayak gini terus, si Seungwoo kayaknya udah sakit deh masa dia jahat banget sih sampe nyuruh orang numpahin tong sampah ke elu"
"Gak apa-apa gue udah biasa, masih mending cuma dilemparin tong sampah Chan, lu tahu kan dia pernah nyuruh gue buat nguras dan nyikatin kolam ikan kampus yang supergede itu, dia bahkan pernah nyuruh gue buat nyabutin rumput di stadion untung aja gue gak ampe pingsan hehe"
"Lu masih sempet-sempetnya ketawa ya Seok, astaga. Makanya udah sakit tuh si Seungwoo"
"Inget ya Chan nanti lu jangan terlalu deket sama gue, gue takut dia macem-macem sama lu" peringatan Wooseok, dia memang selalu menyuruh Byungchan tidak banyak berinteraksi dengan dirinya, dia takut Seungwoo juga akan ikut mengerjai Byungchan.
"Bodo amat gue gak takut"
"Jangan Chan, lu tahu Sendiri Seungwoo itu orang berpengaruh di kampus kita".
"Udah sakit emang tu orang. Eh iya elu langsung berangkat kerja?"
"Iya makasih ya buat baju gantinya" ucap Wooseok.
"Yaudah hati-hati ya, kalo ada apa-apa hubungi gue"
"Iya hehe"
Orang tua Seungwoo adalah salah satu penyumbang dana terbesar di kampus, makanya Seungwoo bisa dengan mudah pindah ke kampus itu di semester 6 kemarin. Seungwoo adalah mahasiswa baru pindahan dari luar negeri, sebelum Seungwoo pindah ke kampus mereka, Wooseok bisa dengan damai berkuliah. Wooseok tidak pernah mengerti kenapa Seungwoo begitu membencinya, mereka saja dulu tidak pernah satu kelas.
Pada semester ini Wooseok harus menerima nasibnya, dia sekelas dengan Seungwoo di semua mata kuliah dan Seungwoo dengan leluasa bisa mengerjainya. Wooseok hanya bisa menerima dan menahannya tanpa bisa melawan, Wooseok tidak mau dengan melawan Seungwoo dia akan kehilangan beasiswanya dan harus meninggalkan kota itu. Wooseok harus menemukan ibunya sebelum dia lulus kuliah.
Sebelumnya Wooseok tinggal berdua dengan neneknya di desa. Setiap bulan mereka akan menerima kiriman uang dari ibunya. Memang alamat pengirim tidak pernah dicantumkan, namun Wooseok sangat yakin ibunyalah yang mengirimnya. Wooseok mendaftar beasiswa di kampusnya di samping untuk berkuliah, tujuannya pergi ke kota itu adalah untuk mencari keberadaan ibunya. Sudah lima belas tahun lamanya dia tidak bertemu ibunya, ibunya pun tidak pernah pulang atau mengirim surat memberikan kabar.
Wooseok sengaja tidak tinggal di asrama. Dia tinggal di kos-kosan sederhana yang memang jaraknya agak jauh dari kampus. Wooseok bekerja sebagai waitress di sebuah restoran mewah, gajinya lumayan Wooseok jadi bisa mengirimkan uang untuk neneknya di desa. Di asrama itu ada jam malam, sedangkan Wooseok bekerja hingga larut malam saat restoran tutup, maka dari itu dia memilih tinggal di kos.
"Selamat malam, ingin memesan apa?" Tanya Wooseok ramah. Dia sudah mulai bekerja.
"Loh kok lu ada di sini?" Wooseok langsung membulatkan matanya begitu melihat laki-laki putih berhidung mancung di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Corat Coret Seuncat
RomantikHanya cerita singkat, cerita yang muncul karena ide mendadak dan gak mau bikin cerita panjang dan mungkin hanya beberapa part saja