Hampir setiap hari setelah pulang sekolah Wooseok mampir di depan toko kue ini. Dia hanya melihat dari luar saja tanpa sekali pun berani masuk ke dalam toko. Bukan karena barisan kue, roti, atau kue kering dalam toples yang tersaji di etalase toko yang menarik perhatiannya, melainkan lelaki yang saat ini sibuk menata kue di dalam toko tersebut. Awalnya Wooseok tidak sengaja bertemu dengannya. Saat itu di pergi ke minimarket membeli sekotak susu, dia tidak sengaja bertemu dirinya yang ketika itu membeli susu juga.
Wooseok mengikutinya hingga akhirnya sampai ke toko kue ini. Ternyata dia bekerja di toko kue ini, maka setiap pulang sekolah Wooseok akan berhenti sebentar di depan toko, mencari sosok yang dikaguminya setelah itu biasanya dia akan pulang ke rumah dengan sangat senang. Apalagi jika dia melayani pelanggan dengan penuh senyum, satu senyuman itu saja berhasil membuat Wooseok sangat semangat.
"Halo selamat sore, mau masuk?" Tidak di sangka sosok yang dilamuninya sekarang berdiri di depannya persis dan berbicara padanya.
"Hah? Ehmmm... itu... ehm..."
"Mari masuk." Dia menarik tangan Wooseok pelan dan mengajaknya masuk ke dalam toko.
Sekarang giliran Wooseok yang kebingungan. Dia tidak ada niatan untuk membeli roti atau kue sama sekali. Namun yang membuatnya senang, ternyata lelaki itu terus menemani Wooseok melihat-lihat.
"Kamu sukanya kue apa?" Tanyanya.
"Ehm..." apaan ya? "Ehm... yang bisa nemenin belajar apa ya?" Anjir gue ngomong apaan sih, yang bisa nemenin belajar, ini toko kue Seok bukan toko buku.
"Cookie? Kamu bisa sambil cemilin kalau lagi belajar"
Blessed my ears kenapa suaranya bisa selembut dan semenenangkan ini.
"Iya boleh kak..."
"Seungwoo."
"Kak Seungwoo." Akhirnya Wooseok tahu namanya.
"Suka rasa apa?"
"Apa aja kak asal kakak pilihin"
"Memangnya selera kita sama?"
"Apa pun saya makan, saya pemakan segala kok hehe."
"Oke" akhirnya Seungwoo mengambil satu toples cookie cokelat untuk Wooseok, kemudian mereka menuju kasir untuk pembayaran.
"Tujuh puluh lima ribu." Ucap Seungwoo, Wooseok mencari dompetnya di dalam tas, sudah dia rogoh ke segala penjuru dan segala sudut dompetnya tak kunjung ditemukan.
Astaga lupa hari ini ganti tas, dompetnya ada di tas satu lagi, gimana ya?
"Hmm... kak saya gak jadi beli, maaf banget ya" ucap Wooseok
"Kenapa? Ada masalah?"
"Itu... ehmm... saya gak bawa dompet."
"Oh... saya kira apa, gak apa-apa kalau gitu ini buat kamu aja." Ucapnya tersenyum.
"Eh gak usah, saya gak enak kak."
"Gak apa-apa, ini!" Seungwoo memberikan cookie itu pada Wooseok. "Nanti kamu bisa datang ke sini lagi untuk beli lagi." Ucapnya tersenyum sehingga kedua matanya menyipit.
***
Keesokan harinya Wooseok datang kembali ke toko kue Seungwoo. Tidak seperti biasa, Wooseok langsung masuk ke dalam toko dan bertemu Seungwoo yang sedang menata kue di etalase.
"Kak!" Seungwoo langsung tersenyum melihat Wooseok.
"Sekarang udah bawa dompetnya?" Tanya Seungwoo bercanda, Wooseok menganggukan kepala semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Corat Coret Seuncat
Roman d'amourHanya cerita singkat, cerita yang muncul karena ide mendadak dan gak mau bikin cerita panjang dan mungkin hanya beberapa part saja