No Regret

101 14 5
                                    

Seungwoo mengernyit melihat sinar matahari yang hari ini begitu terik. Dia memakai topi hitam, T-shirt putih, serta jeans hitam membawa tas besarnya, akhirnya dia keluar dari tempat menyeramkan itu. Awalnya Seungwoo khawatir akan bagaimana nasibnya masuk ke tempat asing yang belum pernah dia datangi itu, namun ternyata orang-oarang di dalam begitu baik dan memperlakukannya dengan sangat baik layaknya adik. Selama lima tahun ini Seungwoo menjalani hukuman atas kejahatan yang tidak pernah dia lakukan. Seungwoo melakukannya untuk melindungi adik kesayangannya.

"Bebas..." ucapnya tersenyum, Seungwoo membalikan badannya melihat tempat tinggalnya selama lima tahun itu. "Selamat tinggal!" ucapnya.

Jujur saja Seungwoo tidak tahu tujuannya saat ini, dia tidak memiliki keluarga atau tempat tinggal. Dia juga tidak tahu dimana keberadaan adiknya, yang Seungwoo harapkan semoga adiknya baik-baik saja.

"Hey tunggu!" Suara keras dari belakang membuat Seungwoo membalikan badannya. "Berhenti lu copet kurang ajar!" Seseorang bertubuh mungil sedang berlari kencang mengejar copet yang mengambil dompetnya.

Saat copet itu menghampiri Seungwoo, Seungwoo langsung menahan tangannya dan langsung memelintir tangan pencopet itu.

"Sini balikin dompet gue!" si mungil mengambil dompet merah mudanya dari tangan pencopet. "Ikut gue ke kantor polisi!"

"Jangan jangan! Saya janji gak akan nyopet lagi, saya butuh uang untuk makan adik saya" ucap pencopet itu.

"Elu bisa kerja! Kerjaan banyak malah nyopet, lu mau digebukin satu RT Cuma karena nyopet satu dompet!" omelnya. Seungwoo yang masih menahan tangan pencopet itu hanya tersenyum mendengarnya. Kemudian si mungil mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikannya pada pencopet itu "Nih buat makan adik lu! Cari kerjaan yang bener, kalau sampai gue liat lu nyopet lagi, langsung gue gotong ke kantor polisi"

Seungwoo melepaskan tangan pencopet itu, pencopet itu kemudian menerima uang pemberian si mungil, berterima kasih padanya kemudian pergi.

"Eh iya makasih ya udah bantuin saya, Wooseok!" ucapnya tersenyum mengulurkan tangannya.

"Seungwoo." Sambut Seungwoo

"Ehmm... Seungwoo mau kemana?"

"Saya... juga tidak tahu."

"Hah? Gimana sih? Masa gak tau." Seungwoo tersenyum melihat kebingungan Wooseok. "kalau ikut ke tempat saya mau nggak?" tawar Wooseok.

Seungwoo mengikuti Wooseok ke tempatnya, ternyata Wooseok memiliki kedai makanan. Lantai bawah rumahnya dijadikan kedai makanan sedangkan lantai dua dijadikan kantornya dan lantai tiga adalah tempat tinggalnya. Wooseok membawa Seungwoo ke lantai dua.

"Kamu mau kerja di sini gak? Kebetulan saya butuh pekerja baru" Tawar Wooseok

"Iya boleh, tapi saya tidak ada tempat tinggal."

"Hmm...? Ehmm... saya masih ada satu ruangan sih, tapi di loteng"

"Tidak apa-apa." Ucap Seungwoo tersenyum. Wooseok kemudian membawa Seungwoo ke lantai tiga.

"Agak kecil sih ruangannya." Ucap Wooseok

"Ini sudah cukup untuk saya." Ucap Seungwoo sambil melihat-lihat, Seungwoo kemudian meletakan tasnya di sana.

"Malam ini kamu gak apa-apa kan tidur di atas karpet dulu? Besok saya belikan kasur."

"Tidak apa-apa Wooseok, ini sangat cukup untuk saya." Ucap Seungwoo tersenyum. Wajah Wooseok bersemu melihatnya.

"Ehm... kamu bersiap dulu setelah itu bisa langsung ke bawah, nanti saya beritahu tugas kamu."

Pekerjaan Seungwoo sangat sederhana, dia cukup menyajikan makanan yang sudah selesai di masak, mencatat pesanan pelanggan, dan bila ada yang akan membayar dia cukup membawa tagihannya saja.

Corat Coret Seuncat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang