Hey Hello

116 15 9
                                    

"Sayang ayo bangun, kamu harus sarapan" ucap Seungwoo lembut membangunkan Wooseok kemudian mengecup kening Wooseok. Wooseok perlahan membuka matanya, sebenarnya dia sudah bangun tadi namun rasa malas yang melandanya pagi hari ini mengurungkannya membuka mata dan membantu suaminya menyiapkan sarapan.

Seungwoo membawa baki berisikan roti panggang, telur, madu, dan selai untuk Wooseok, tentunya dia tidak lupa menyiapkan susu hamil untuk Wooseok. Kandungan Wooseok sudah memasuki 8 bulan, Seungwoo tidak mau membiarkan Wooseok kecapean mengingat pada kehamilan pertamanya ini cukup menguras tenaga Wooseok. Di awal kehamilannya Wooseok susah untuk makan dan terus muntah-muntah, Seungwoo selalu membelikannya makanan kesukaan Wooseok agar Wooseok mau makan. Seungwoo juga lebih banyak mengerjakan pekerjaan rumah, dia tidak mau Wooseok kecapean apalagi sedang mengandung anak mereka.

"Suapin" ucap Wooseok singkat.

"Iya" dengan sabar Seungwoo menyuapi Wooseok.

"Aku mau rotinya pakai selai cokelat" ucap Wooseok, Seungwoo langsung mengoleskan selai cokelat diatas roti panggang dan menyuapi Wooseok.
"Kamu ke supermarket jam berapa?" Tanya Wooseok.

"Kayaknya jam sebelasan"

"Yaudah abis ini aku mandi sama siap-siap"

"Kamu mau ikut?"

"Yaiyalah kamu kalo belanja sendirian suka beli yang gak perlu"

"Kamu istirahat aja sayang, nanti kamu kasih tau aja apa yang harus aku beli"

"Nggak, aku mau ikut aku bosen di rumah terus"

"Kalo kamu kecapean gimana?"

"Ya kan bisa istirahat sebentar"

"Kalo kamu tiba-tiba..." belum sempat menyelesaikan kata-katanya Wooseok memegang kepala Seungwoo untuk menghadapnya.

"Kak... aku ini lagi hamil bukan lagi sakit"  ucap Wooseok menenangkan.

"Tapi kamu janji ya kalau kecapean bilang!"

"Iya"

***

"Eh bos lagi belanja?" Tanya Hangyul yang sedang mendorong troli belanjaannya.

"Iya, kamu sendirian?" Tanya Seungwoo.

"Iyalah ama siapa lagi kalo bawa adek repot nanti banyak ciki yang diambil haha"

"Oh gitu"

"Halo Seok, tambah bening aja"

"Huss, jauh-jauh dari isteri gue!" Ucap Seungwoo mengusir.

"Astaga bos masa muji doang gak boleh sih? Btw kapan lahiran?"

"Bulan depan Gyul" jawab Wooseok ramah.

"Wah harus buru-buru nyiapin kado nih biar tambah gaji"

"Iya kadonya yang gede ya!" Ucap Seungwoo.

"Gampang itu mah. Oh iya bos duluan ya mau beli ciki dulu, dadaah Seok" pamit Hangyul

Tadi ngomel adiknya kalo ikut banyak beli ciki, dia sendiri belanja ciki! Gak apa-apalah seenggaknya dia gak genit-genit sama Wooseok lagi.

Dulu ketika masih berpacaran dengan Wooseok, Seungwoo tidak pernah sekalipun menunjukan foto Wooseok pada teman-temannya. Teman-temannya baru melihat Wooseok saat resepsi pernikahan mereka.

"Pantesan aja si Seungwoo gak pernah mau nunjukin, orangnya bening gitu takut diambil kali dia" ucap Seungyoun pada acara pernikahan Seungwoo.

"Iya egois emang si bos, padahal kan gue suka yang bening-bening" tambah Hangyul.

"Justru itu, isterinya harus dijauhin sama makhluk kayak lu yang suka genit-genitin anak orang"

"Gue gak genit-genit ya, hanya beramah tamah" protes Hangyul.

"Beramah-tamah pala lu".

Seungwoo dan Wooseok sekarang berada di bagian buah dan sayuran. Seungwoo ingin membuatkan Wooseok salad untuk makan siang nanti, mengingat Wooseok cukup sulit memakan buah.

"Yang... aku mau itu" ucap Wooseok menunjuk stroberi impor besar yang berwana merah.

"Hmm...? Yang kamu bukannya nggak terlalu suka buah? Apalagi stroberi" Tanya Seungwoo.

"Nggak tau, si dedeknya mau kayaknya. Aku juga mau mangga, apel, sama pir" ucap Wooseok.

"Wah si dedek baik banget ya, biar mamanya suka buah ya? Aduh gemes banget biar mamanya sehat ya?" Ucap Seungwoo sambil mengelus perut Wooseok berbicara pada anaknya.

"Jadi maksud kamu selama ini aku gak sehat?" Tanya Wooseok tajam.

"Ya nggak gitu yang, aduh ini emang nih mulut aku yang salah" Seungwoo kemudian menepuk mulutnya pelan menyalahkan mulutnya yang berbicara seperti itu.

"Yaudah ambilin stroberinya" Seungwoo kemudian mengambil stroberi yang diinginkan Wooseok, setelah melihat harganya...

"Mahal banget sih ini stroberi cuma tujuh biji doang harganya kayak beli apel tujuh kilo" ucap Seungwoo dengan suara kecil agar tidak didengar Wooseok. "Anak gue maunya makan yang mahal-mahal ternyata" Seungwoo mengambil dua kotak strobeli dan menaruhnya ke troli mereka.

"Yeeaayy, apelnya yang itu ya, mangganya yang itu, terus pirnya yang itu" dan yang ditunjuk Wooseok semuanya adalah produk impor dengan harga yang jauh lebih mahal.

Malam harinya Wooseok memakan buahnya dengan lahap. Mereka sedang menonton TV, Seungwoo sedang menemani Wooseok menonton film kartun Sponge Bob, permintaan Wooseok yang super random. Namun Seungwoo senang melihat Wooseok menikmati buahnya. Dulu dia sempat khawatir karena Wooseok tidak terlalu suka buah dia takut Wooseok kekurangan vitamin apalagi sedang hamil, makanya Seungwoo setiap hari selalu menyiapkan menu sayuran.

"Nanti kamu beli buah lagi ya" ucap Wooseok.

"Iya sayang, sekarang abisin dulu ya" ucap Seungwoo.

"Buahnya aku mau kayak tadi lagi"

"Hah? Hmmm... kalo buahnya yang lebih murah aja gak mau yang?" Tanya Seungwoo mencoba menego.

"Nggak mau, aku maunya sama kayak yang tadi kalo beda aku gak mau makan. Kamu gak mau beliin? Yaudah aku yang beli sendiri" ucap Wooseok ngambek.

Aduh!

"Eh iya iya iya, aku beliin kok tenang aja hehe"

***

Wooseok sedang berada di depan gerbang TK menunggu anaknya pulang sekolah. Sepertinya kelas anaknya mendapat giliran yang paling terakhir dibubarkan karena dari tadi Wooseok tidak melihat anaknya maupun teman-teman anaknya yang keluar. Wooseok justru senang kelas anaknya dibubarkan terakhir, karena dengan begitu sudah tidak terlalu banyak orang yang menunggu di depan gerbang.

Sekitar lima menit kemudian dia melihat anaknya keluar.

"Eunsang!" Panggil Wooseok. Eunsang yang melihat ibunya langsung berlari ke arahnya.

"Mama!" Teriak Eunsang memeluk Wooseok.

"Hari ini happy?" Tanya Wooseok

"Iya! Tadi ada temen baru ma. Oh itu dia! Cantik ya" tunjuk Eunsang. "Esa mau pamitan sama dia dulu ya"

"Iya" Eunsang kemudian menghampiri teman barunya itu untuk berpamitan.

"Esa pulang dulu ya. Mmuuuaah" tanpa disangka Eunsang mencium pipi anak itu. Anak itu langsung menangis berlari ke arah ibunya.

Astaga turunan papanya!

Wooseok pun hanya tersenyum kaku ke arah ibu anak itu, ibu anak itu tersenyum seperti memakluminya.

"Eunsang kok tiba-tiba dicium?" Tanya Wooseok.

"Dia cantik ma Esa suka, nanti kalo udah gede Esa mau nikahin dia" ucap Eunsang polos.

Kak ini anakmu kok mengikuti jejakmu?

-end-

Corat Coret Seuncat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang