fascinated by you part 2

207 23 0
                                    

"Dodo cuci tangan sama kaki dulu ya" ucap Wooseok saat mereka memasuki rumah.

Rumah Wooseok sangat sederhana namun tertata rapi. Seungwoo melihat rumah dengan nuansa putih itu begitu nyaman.

"Ayo om cuci tangan baleng Dodo" ucap Dohyon ceria, Seungwoo tersenyum dan mengikuti Dohyon ke arah kamar mandi. Sementara Wooseok langsung mengeluarkan bahan-bahan di kulkas dan sesegera mungkin memasak.

"Tunggu sebentar saya masak dulu, bahan-bahannya sudah siap hanya tinggal dimasak saja" ucap Wooseok pada Seungwoo.

"Iya tidak apa-apa" ucap Seungwoo maklum.

"Dodo omnya ditemani sebentar ya" ucap Wooseok kemudian segera memasak.

"Om ke kamal Dodo yuk!" Ajak Dohyon ceria. Seungwoo mengikuti Dohyon masuk ke dalam kamar kecilnya yang penuh dengan mainan dan buku cerita. Seungwoo bisa melihat foto-foto Dohyon ketika masih kecil di sana. Dalam rak buku kecil Seungwoo membuka album foto yang berisikan foto-foto Dohyon dari bayi hingga sekarang.

"Ini Dodo?" Tanya Seungwoo.

"Iya hehe endut ya" Seungwoo sangat gemas melihatnya, tapi Seungwoo segera menyadari adanya kejanggalan pada foto-foto tersebut, serta foto-foto yang tertata di meja dan dinding, itu hanya berisikan foto Dohyon dan Wooseok, dan tidak foto ayah Dohyon.

"Om bantuin Dodo bacain celita ini ya" pinta Dohyon. Seungwoo pun membacakan buku cerita yang Dohyon minta.

"Kemudian... dia tinggal bahagia bersama ayah dan ibunya... selesai!" Ucap Seungwoo selesai menceritakan isi buku cerita tersebut.

"Wah dia seneng anget bisa temu ama papa mamanya. Kalo Dodo cuma ada mama" ucap Dohyon polos. Seungwoo langsung mengambil kesempatan ini untuk bertanya mengenai ayah Dohyon.

"Hmm emangnya papa Dodo dimana?" Tanya Seungwoo.

"Do dak tau, kata mama papanya Dodo lum muncul, adanya cuma mama" jawab Dohyon.

Hah? Jadi Wooseok gak punya suami? Terus papanya Dohyon? Kalo gue tanya Dohyon mana dia ngerti, tapi gue juga gak mungkin tanya langsung sama Wooseok.

"Om mau dak jadi papa Dodo? Om kan ganteng pasti mama suka" ucap Dohyon lugu.

"Makanannya sudah jadi" ucap Wooseok muncul dari depan pintu menginterupsi pembicaraan Seungwoo dan Dohyon.

"Holee" Dohyon langsung berlari menghampiri Wooseok dan berjalan menuju meja makan.

Wooseok sudah menyajikan semua makanan di meja. Seungwoo yang duduk di depannya hanya memperhatikan Wooseok menyiapkan makanan untuknya dan Dohyon.

Apa Wooseok punya anak tanpa ada suami?

***

Sepulang dari rumah Wooseok, Seungwoo langsung menghubungi Byungchan dan mendatangi apartmentnya, dia tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya. Iya dia benar-benar tertarik pada Wooseok, itu tidak bisa disangkalnya lagi. Dia butuh penjelasan Byungchan mengenai Wooseok. Byungchan pasti tahu mengenai karyawannya.

"Iya, Wooseok emang punya anak tanpa adanya suami" ucap Byungchan.

"Apa? Jadi dia..."

"Kayaknya gitu Woo"

Seungwoo mengepalkan tangannya, jika dia bertemu dengan lelaki brengsek yang sudah meninggalkan Wooseok, dia akan menghabisinya saat itu juga.

"Gue kenal Wooseok dari temen gue, dia rekomendasiin Wooseok buat kerja di toko gue, kerja Wooseok bagus banget dia suka buat kue, bahkan punya ide-ide cemerlang tentang variasi roti sama cake jadi gue langsung tunjuk dia jadi manager toko dan gue gak salah, toko kue gue langsung berkembang. Gue juga kaget Wooseok udah punya anak di umur dia yang masih muda, 22 tahun".

Sebenarnya Seungwoo pun sangat kaget Wooseok sudah memiliki anak di usia semuda itu, awalnya dia kira Wooseok itu menikah muda.

"Lu kebayang gak sih dia punya anak di umur 18 dan ngebesarin anaknya sendirian, kalo gue jadi dia gue gak kebayang gimana sekitar lingkungan pasti mencemooh dia karena dia punya anak, tapi gak nikah" ucap Byungchan tersenyum getir "Wooseok bukan orang  jahat, dia mungkin hanya melakukan kesalahan dan dia menerima segala resikonya, bahkan menanggungnya sendirian". Seungwoo terdiam, dia sependapat dengan Byungchan.

"Chan, kalo gue deketin Wooseok?"

"Elu serius?" Seungwoo menganggukan kepalanya.

"Gue cuma mau lihat Wooseok bahagia Woo, dia pasti udah banyak menderita selama ini".

***

Dan dimulailah pendekatan Seungwoo. Setiap pulang kerja Seungwoo akan mampir ke toko kue Byungchan menjemput Wooseok, setelah itu mereka akan bersama ke baby daycare menjemput Dohyon. Awalnya Wooseok tidak menyadari jika Seungwoo mendekatinya dua minggu ini, dia rasa tidak mungkin seorang pengacara hebat seperti Seungwoo akan mendekati dirinya, dia hanya seorang manager toko kue serta sudah memiliki anak. 

Wooseok tidak pernah memikirkan tentang pasangan hidup, baginya hanya dia dan Dohyon saja sudah cukup, dia sudah bahagia dengan itu. Dohyon juga tidak pernah menanyakan ayahnya. Dia fikir Dohyon sudah mengerti saat dia menjelaskannya dulu.

Dohyon sudah tertidur saat Wooseok selesai membacakan cerita untuknya. Seungwoo masih berada di dalam rumah Wooseok, biasanya setelah mengantarkan Wooseok dan Dohyon, Seungwoo akan segera pulang, namun Wooseok malam itu mengundangnya makan malam bersama serta ingin membicarakan sesuatu dengan Seungwoo.

"Udah tidur?" Tanya Seungwoo, saat melihat Wooseok keluar dari kamar Dohyon.

"Iya" jawab Wooseok singkat.

"Ada apa? Katanya kamu mau ngomong sesuatu?" Tanya Seungwoo.

"Begini... hmm... Apa Pak Seungwoo sedang mendekati saya?" Tanya Wooseok.

"Iya" jawab Seungwoo tersenyum. "Apa tidak telihat jelas?"

"Nggak, terlihat sangat jelas. Tapi... kenapa?"

"Maksud kamu?"

"Saya ini tidak sepadan dengan Pak Seungwoo" 

"Itu tidak masalah bagi saya"

"Saya punya anak"

"Saya akan menjadi ayah Dohyon!"
Ucapan Seungwoo langsung mengagetkan Wooseok.

"Nggak Pak, saya tidak pantas. Carilah perempuan baik-baik yang sepadan dengan Pak Seungwoo"

"Bagi saya kamu perempuan baik-baik dan sepadan dengan saya" ucap Seungwoo tegas.

"Orang tua Pak Seungwoo pasti tidak setuju jika saya orangnya"

"Orang tua saya sudah setuju karena saya sudah menceritakan semuanya mengenai kamu"

"Apa? Nggak Pak, ini salah"

"Tidak ada yang salah sama sekali dengan ini Seok, kamu tidak sedang menjalin hubungan dengan siapa pun begitu pun saya. Saya sayang sama kamu!"

"Pak saya tidak bisa!"

"Kenapa tidak bisa?"

"Saya..."

"Apa kamu menyukai orang lain?" Tanya Seungwoo, Wooseok menggelengkan kepala. "Lalu?"

"Pak Seungwoo berhak mendapatkan yang lebih baik dari saya" ucap Wooseok. Mata bulat Wooseok yang begitu dikagumi Wooseok sudah berlinang air mata. Seungwoo segera menghampiri Wooseok dan menyekanya.

"Nggak, di mata saya kamu yang paling tepat untuk saya. Dan di mata kamu harus selalu ada saya" Seungwoo menutup kalimatnya dengan ciuman di bibir Wooseok. Wooseok yang terkejut awalnya memukul bahu Seungwoo, Seungwoo tidak bergeming dia terus melanjutkan ciumannya hingga Wooseok pun tidak memukulnya lagi dan hanyut dalam ciuman Seungwoo.

Corat Coret Seuncat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang