Dongwook mengepalkan tangannya melihat Seungwoo memeluk Wooseok. Dia harus mempercepat kepindahan Wooseok, dia merogoh Handphonenya dan menghubungi seseorang.
"Aku butuh 2 tiket pesawat untuk besok, penerbangan paling cepat!".
Wooseok tertidur di kamar Sunhwa, Sunhwa membelai rambutnya halus. Wooseok sudah menceritakan semua masalahnya padanya. Seungwoo sengaja menghubungi Sunhwa sepulang sekolah dan membawa Wooseok ke rumahnya. Jika Wooseok tidak ingin membagi masalahnya padanya, mungkin dia bisa membaginya pada Sunhwa.
"Gimana kak?" Tanya Seungwoo saat Sunhwa keluar dari kamarnya.
"Dia sudah tidur."
"Dia mau cerita?" Sunhwa terdiam sebentar. Jangan kasih tau Seungwoo ya kak, Itu pesan Wooseok tadi. Tidak ada yang tahu mengenai masalah ini selain Sunhwa. Sunhwa pun menggelengkan kepalanya tanda Wooseok tidak cerita.
"Dari tadi dia hanya menangis, Sekarang dia tidur karena kecapean. Lebih baik jangan memaksanya bercerita."
"Pasti ini gara-gara Dongwook itu."
"Tunggu Wooseok menenangkan dirinya dulu."
Wooseok terbangun dari tidurnya dengan pemandangan tidak biasa. Sudah berapa lama dirinya tertidur? Tidurnya nyenyak sekali tadi. Saat melihat foto yang ada di atas nakas, dia baru ingat Seungwoo membawanya ke rumahnya, dia juga ingat sudah menceritakan semua masalahnya pada Sunhwa. Wooseok memandang foto Sunhwa dan Seungwoo itu kemudian tersenyum. Benar yang dikatakan Seungwoo setelah dia menceritakan semuanya, dia lumayan merasa lega.
Tok tok tok
"Seok? Udah bangun?" Tanya Sunhwa
"Iya kak." Sunhwa membuka pintu dan menghampiri Wooseok.
"Ayo kita makan malam." Ucapnya tersenyum.
Saat pulang tadi orang tua Seungwoo tidak berada di rumah, jadi mereka tidak tahu mengenai masalah Wooseok. Seungwoo hanya bilang Wooseok sedang sedih karena nilai ulangannya turun dan sepertinya orang tuanya percaya.
"Tidak usah difikirkan, kan baru pertama kali ini nilai kamu turun." Ucap Ibu Seungwoo menenangkan. "Seungwoo saja mau dapat 50 atau 40 dia tetap bersantai." Wooseok tersenyum
"Iya, dulu itu dia sangat bodoh aku sampai pusing mengajarinya." Ucap Sunhwa.
"Kak..." Seungwoo tampak malu.
"Iya kan? Saat SMP dia baru mati-matian belajar, katanya dia mau mengalahkan peringkat nomor satu di sekolah. Dia bilang si peringkat satu itu terlihat sangat menyebalkan, bukannya senang dapat peringkat satu, dia malah menampilkan sikap dingin dan menyebalkan."
"Kak!"
"Memang benar kan?" Ingin rasanya Seungwoo menjepit mulut kakaknya itu yang sedari tadi berbicara hal memalukan tentangnya. Wooseok tersenyum melihat tingkah lakunya.
Si peringkat satu yang dibicarakan sudah pasti dirinya. Dia baru tahu selama ini Seungwoo mencoba mengalahkannya. Dan... menyebalkan? Apakah Wooseok semenyebalkan itu? Sepertinya iya.
"Apakah saya semenyebalkan itu?" Tanya Wooseok. Dia dan Seungwoo sedang berada di balkon rumah Seungwoo.
"Kamu jangan dengarkan perkataannya, dia hanya mengarang."
"Sepertinya benar? Kita satu sekolah semenjak SMP kan?" Tanya Wooseok menggoda Seungwoo.
"Itu..." Seungwoo bingung ingin menjawab apa. "Sebaiknya saya mengantar kamu ke asrama." Seungwoo kemudian pergi menuju kamarnya. "Pakai ini!" Seungwoo memberikan hoodienya. "Sudah malam, udara mulai dingin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Corat Coret Seuncat
RomanceHanya cerita singkat, cerita yang muncul karena ide mendadak dan gak mau bikin cerita panjang dan mungkin hanya beberapa part saja