"Wooseok jangan menangis!" Yohan mencoba menenangkan sepupunya yang baru saja kehilangan kedua orang tuanya. Orang tua Wooseok mengalami kecelakaan saat akan menjemputnya dari sekolah. Sejak saat itu Wooseok tidak seceria dulu lagi, dia terus menatap kosong ke luar jendela dan menyalahkan dirinya atas kejadian yang menimpa kedua orang tuanya.
"Kalau saja waktu itu mereka tidak menjemputku, kecelakaan itu tidak akan terjadi." Ucap Wooseok menangis.
"Ini untukmu." Yohan menyematkan sebuat gelang yang dia buat dari simpul tali berwarna biru dan putih. Dia mempelajarinya saat pelajaran kerajinan tangan dulu.
"Apa ini?" Tanya Wooseok sambil melihat simpul tali itu.
"Itu jimat untukmu!"
"Jimat?"
"Iya, kamu tidak boleh melepasnya. Jimat itu akan melindungimu dan memberimu kekuatan agar kamu tidak sedih lagi. Saat kamu merasa sedih lihat jimat itu, bayangkan kenangan indah bersama orang tuamu, kamu pasti tidak akan sedih lagi. Lalu jika kamu merasa membutuhkanku kamu pejamkan matamu dan sebutlah namaku! Aku pasti akan segera datang." Itulah janji Yohan yang dia buat saat dia masih kelas 6 SD.
"Terima kasih Yohan." Melihat ketulusan Yohan, akhirnya Wooseok bisa tersenyum.
Wooseok akhirnya tinggal bersama keluarga Yohan dan menjadi bagian dari keluarga Yohan.
***
6 tahun kemudian...
BBBRRRAAAAKKK
Suara bantingan buku di atas meja seketika membuat dua orang memejamkan kedua matanya karena terkejut.
"Lagi-lagi kalian berdua tidur di dalam kelas!" Suara lengkingan Pak Dongwook terdengar jelas dalam ruang guru. " Alasan apa lagi yang kalian punya? Apa alasan kamu Seungwoo?".
"Saya... ngantuk Pak, karena tadi malam Jinhyuk mengajak saya main games sampai pagi." Ucap Seungwoo
"Kamu Jinhyuk! Apa alasanmu?"
"Saya... juga mengantuk Pak karena menemani Seungwoo bermain games."
"GAMES TERUS!" Pak Dongwook menggebrakkan mejanya sampai membuat Jinhyuk melompat saking kagetnya.
"Ampun Pak..." cicit Jinhyuk ketakutan.
"Sudah kelas 3 kalian tidak fikirkan untuk belajar ujian?! Kalau belajar sampai pagi mungkin saya akan maklum, ini malah bermain games sampai pagi. Kalian beruntung karena kalian berprestasi di bidang olahraga sehingga membantu nilai kalian, kalau sampai kalian tidak lulus bagaimana?!"
"Maaf Pak." Ucap Seungwoo dan Jinhyuk bersamaan.
Tok tok tok
"Iya masuk." Ucap Pak Dongwook.
"Permisi Pak, saya datang ingin menaruh hasil laporan kelas saya." Itu Wooseok, sepertinya dia mendengar Pak Dongwook mengomeli Seungwoo dan Jinhyuk tadi.
"Oh iya, tolong taruh di meja sana saja ya Wooseok." Wooseok tidak ingin berlama-lama di tempat itu, terasa canggung baginya melihat dua orang yang sedang dimarahi guru.
"Permisi." Pamit Wooseok.
"Iya terima kasih." Sepeninggal Wooseok, Pak Dongwook melanjutkan omelannya. "Dengar ya kalian berdua, pulang sekolah nanti kalian harus membersihkan semua ruangan kelas 3! sapu, pel, hapus papan tulis, lap bangku, kursi, dan jendela sampai bersih mengkilat!"
"Tapi Pak, kita ada kegiatan Ekskul sepak bola." Ucap Seungwoo.
"Akan saya izinkan kalian."
"Seluruh kelas 3 Pak? Enam kelas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Corat Coret Seuncat
RomanceHanya cerita singkat, cerita yang muncul karena ide mendadak dan gak mau bikin cerita panjang dan mungkin hanya beberapa part saja