Stuck With You

82 13 9
                                    

Seungwoo saat ini sedang berjuang melawan kemacetan ibu kota yang dihadapinya saat ini. Wajar saja ini sudah jam pulang kantor. Dia memandang jam tangannya, Sudah terlambat 30 menit gumamnya. Lima menit yang lalu kekasihnya sudah mengomelinya habis-habisan karena dia terlambat menjemputnya di kampus. Rasanya suara omelan yang cempreng itu masih terngiang-ngiang di telinganya.

"Ini mah bisa sampe satu jam kemudian, apa gue suruh dia pulang duluan aja ya?" Seungwoo baru saja akan menghubungi kekasihnya namun langsung diurungkannya. "Eh jangan! Yang ada dia nambah ngamuk. 'Oh jadi kamu gak mau jemput aku? Aku disuruh pulang sendiri?' Iya iya dia pasti bakalan bilang kayak gitu, mending gue jemput aja daripada gue didiemin seminggu." Ucap Seungwoo pasrah.

Seungwoo selalu mengabarkan kekasihnya mengenai kemajuannya mengarungi kemacetan ini, tentu saja disertai dengan foto yang dia kirimkan. Malaikat sepertinya mendengar doa Seungwoo, lima belas menit kemudian jalanan menjadi lancar, setidaknya kekasihnya tidak akan mengomelinya terlalu panjang.

Sampai di parkiran kampus Seungwoo langsung berjalan menuju kantin, karena kekasihnya itu mengabarinya jika dia sedang makan di kantin sambil menunggu Seungwoo. Kantin tidak ramai, Seungwoo langsung menemukannya si dia yang sudah dua tahun ini mengisi hidupnya.

"Maaf sayang aku baru nyampe, tadi macet banget." Kekasihnya sedang menyeruput es teh begitu melihat Seungwoo datang.

"Bayarin ketoprak sama es tehnya ya!" Ucap Wooseok dan langsung pergi menuju parkiran mobil meninggalkan Seungwoo. Seungwoo sendiri langsung menuju penjual ketoprak dan es teh untuk membayar pesanan kekasihnya itu. Setelah itu dia langsung berlari menyusul Wooseok.

"Kan aku udah bilang, kamu izin pulang duluan aja sih, udah tau kalau jemput aku jam segini pasti macet." Omel Wooseok sambil memasang seatbelt.

"Tadinya aku emang mau pulang cepet, tapi tiba-tiba Sik bawa dokumen baru yang harus ditanda tanganin. Lagian kan aku tadi udah bilang aku telat, kamunya masih nungguin."

"Oh jadi kamu nyalahin aku?" Protes Wooseok

Tuh kan salah lagi gue

"Nggak, ini salah Seungsik kok hehe."

Perjalanan menuju kosan Wooseok tidak ada hambatan, bahkan Wooseok masih bisa meminta Seungwoo mampir ke penjual es krim di pinggir jalan karena melihat es krim dengan topping warna warni yang kelihatannya enak. Setelah selesai membeli es krim, Seungwoo memberi es krim tersebut pada Wooseok. Seungwoo bisa melihat wajah excited Wooseok mencoba es krim tersebut. Setelah satu suapan, ekspresi wajah Wooseok tidak seperti yang Seungwoo harapkan.

"Kenapa?" Tanya Seungwoo.

"Yang kamu pasti laper kan? Kamu belum makan kan? Ini buat kamu." Ucap Wooseok memberi kembali es krim itu pada Seungwoo. Sudah Seungwoo kira pasti Wooseok tidak suka.

"Hah? Tapi..."

"Abisin ya! Kan Sayang udah dibeli."

Seungwoo hanya pasrah memakan es krim dengan rasa amburadul itu.

Mungkin jika melihat interaksi Wooseok dan Seungwoo, orang-orang akan menganggap Wooseok begitu kejam dengan Seungwoo, namun Wooseok sebenarnya sangat perhatian pada Seungwoo. Setiap pagi sebelum Seungwoo menjemputnya, Wooseok akan menyiapkan sarapan dan bekal makan siang untuk Seungwoo. Wooseok tahu Seungwoo sering sekali melewati makan siangnya jika sedang sibuk, maka dari itu dia akan menyiapkan Seungwoo bekal, agar Seungwoo tetap bisa makan disela-sela pekerjaannya. Begitu pun saat Seungwoo sakit, Wooseok akan menginap di apartmen Seungwoo untuk mengurusnya seharian, dia bahkan sampai bolos kuliah.

"Mampir ke minimarket dulu ya yang." Ucap Wooseok, Seungwoo langsung membelokan mobilnya menuju mini market.

Seungwoo menunggu Wooseok berbelanja di luar sambil meminum kopi yang dia beli di vending machine. Seungwoo tahu jika Wooseok ke minimarket itu akan lama, entah apa yang akan dibelinya. Tiga puluh menit kemudian Wooseok keluar dari mini market membawa satu kantong belanjaan besar.

Corat Coret Seuncat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang