Tiga tahun sudah terlewati semenjak Seungwoo menerima surat undangan pertunangan Wooseok. Seungwoo dan Wooseok sama sekali tidak pernah berhubungan kembali. Wooseok sudah mengganti nomor handphonenya, dia juga tidak lagi tinggal di apartment lamanya, begitu pula dengan Seungwoo dia juga sudah mengganti nomor handphonenya dan sudah berpindah apartment. Mereka benar-benar menghilangkan jejak satu sama lain. Malam itu Seungwoo langsung membuang surat undangan pertunangan Wooseok, pertunangan yang tidak akan pernah dia hadiri. Seungwoo juga tidak mencari tahu lagi bagaimana kabar Wooseok setelah pertunangan itu. Pasti dia sudah menikah, fikirnya.
"Woo bangun buru!" Seungyoun menepuk pundak sahabatnya yang masih terlelap. "Woo lu ada meeting satu jam lagi buruan! Gue gak mau ya kena omel Pak direktur lagi gegara anaknya delay waktu meeting." Omel Seungyoun, namun Seungwoo masih enggan membuka matanya.
Tidak ada acara lain, Seungyoun harus melakukan cara ekstra untuk membangunkan Seungwoo. Seungyoun masuk kamar mandi membawa ember berisi penuh air, awalnya dia memercikan air ke arah Seungwoo.
"Pak Seungwoo ganteng, ayo bangun sebentar lagi meeting." Ucap Seungyoun dengan suara lembut yang dibuat-buat, namun Seungwoo tidak ada pergerakan apapun. Akhirnya Seungyoun menumpahkan seluruh air di ember itu ke arah Seungwoo.
"Anjir Seungyoun! Lu gak bisa pelan-pelan apa!" Teriak Seungwoo mengusap wajahnya yang penuh dengan air.
"Nggak bisa! Udah gue lembutin lu malah ngelunjak, buruan gue gak mau kena omel bokap lu karena lu telat. Buruan!" Seungyoun kemudian menelepon petugas kebersihan untuk membereskan kamar Seungwoo begitu mereka pergi.
Seungyoun dapat bernafas lega karena meeting itu berjalan lancar, awalnya dia takut Seungwoo akan tertidur atau tidak paham dengan materi meeting mereka hari ini, tetapi Seungwoo ternyata sangat menguasai meeting ini.
"Sumpah tadi gue takut banget lu bakal tidur atau planga plongo." Ucap Seungyoun sambil menutup pintu ruangan Seungwoo.
"Enak aja lu! Kan ini project yang harus gue pimpin ya iyalah gue harus kuasai."
"Btw Woo minggu depan lu masih ada meeting ya sama perusahaan sebelah."
"Perusahaan sebelah?"
"Yang bakal kerja sama, tadi mereka gak bisa datang soalnya mereka masih ngurusin project mereka di Inggris."
"Hmm oke oke"
***
Wooseok tertidur dalam mobil yang baru saja menjemputnya, setelah perjalanan selama belasan jam dia lumayan lelah karena di dalam pesawat dia tidak bisa tidur. Triing ! Handphonenya berdering dan membangunkannya.
"Halo Chan? Kenapa?" Tanya Wooseok.
"Seok lu langsung balik apart aja ya, istirahat aja ya besok bisa gue kasih berkas ke apart lu. Meetingnya jadi minggu depan kok, mereka ngerti lu abis ngurusin kerjaan di Inggris." Ucap Byungchan sahabatnya sekaligus sekretaris pribadinya.
"Oke deh. Oh iya nanti malam lu pergi ke resto Blue Moon ya, gue udah booking buat lu dinner sama Jinhyuk."
"What? Seok lu kenapa baik banget sih, gue kan jadi terharu."
"Udah gak usah mendramatisir, gue cuma bantuin Jinhyuk booking resto soalnya yang punya gue kenal."
"Gemes banget sih, makasih banget ya Seok."
"Iya, have fun ya." Wooseok menutup panggilan telepon sekaligus menutup matanya kembali untuk melanjutkan tidurnya.
Pertunangannya dengan Jinhyuk telah berakhir, Wooseok tidak bisa membohongi hatinya begitu pun Jinhyuk. Meskipun saat itu dia begitu menyukai Wooseok, namun dia juga tidak bisa menerima Wooseok jika hati Wooseok tidak untuknya, dia tidak bisa memaksa kehendaknya. Kemudian Jinhyuk dekat dengan Byungchan, melihat Jinhyuk tertarik dengan Byungchan Wooseok terus menjodohkan mereka berdua hingga mereka pacaran. Wooseok sangat senang melihat hubungan Jinhyuk dengan Byungchan yang menyukai satu sama lain, tidak seperti hubungannya dulu dengan Seungwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Corat Coret Seuncat
RomanceHanya cerita singkat, cerita yang muncul karena ide mendadak dan gak mau bikin cerita panjang dan mungkin hanya beberapa part saja