Wooseok perlahan membuka matanya, dia langsung melihat langit-langit putih di depan matanya. Pandangan Wooseok langsung beralih pada selimut abu-abu tebal yang menutupi tubuhnya, kemudian pandangannya tertuju pada tangannya yang sudah terpasang jarum infus. Wooseok kemudian teringat kejadian saat dia berjalan mengikuti Seungwoo,dia sepertinya pingsan. Apa Seungwoo yang membawanya ke sini? Ini dimana? Wooseok sangat yakin ini bukan rumah sakit, karena kamar ini begitu luas dan mewah. Apa ini rumah Seungwoo? Pertanyaan itu langsung terjawab begitu Seungwoo masuk ke kamar dengan nuansa abu-abu muda itu.
"Lo udah siuman?" Tanya Seungwoo. Seungwoo berjalan menghampiri Wooseok dan duduk dipinggir tempat tidur besar itu. Apa Wooseok salah dengan pandangan di depannya? Seungwoo terlihat begitu lembut.
"I...ni... dimana?" Tanya Wooseok lemah.
"Ini kamar gue" ucap Seungwoo lembut. Wooseok langsung bergerak pelan menjauhkan dirinya dari Seungwoo. "Nggak usah takut gue gak bakal ngapa-ngapain lu, tunggu bentar ya lu harus makan sama minum obat" Seungwoo mengambil telepon di nakas dan memencet tombol yang menghubungkan telepon ke dapur rumahnya. "Buburnya udah jadi? Bawain ke kamar ya" ucapnya lembut. Wooseok rasa dia sedang bermimpi, tidak mungkin Seungwoo menjadi seramah dan selembut ini.
Tidak lama kemudian datang pelayan rumah Seungwoo, mendorong troli makanan. Berisikan bubur, air putih, serta obat.
"Makasih" ucap Seungwoo, Wooseok kembali membulatkan matanya, seorang Han Seungwoo mengucapkan terima kasih? Setelah itu pelayan rumah Seungwoo keluar dari kamar. "Ehm... mau gue bantu bangun?" Tanya Seungwoo ragu.
"Gue... bisa sendiri" ucap Wooseok, dia pun bangun dan menyandarkan tubuhnya, sedangkan Seungwoo mengambil bubur dan meniupnya pelan, setelah cukup dingin dia menyuapinya ke arah mulut Wooseok. Mulut Wooseok masih tertutup.
"Gak gue racunin kok. Apa gue harus makan buburnya dulu buat bukti?" Tanya Seungwoo, Wooseok menggeleng kepalanya pelan dan memakan bubur yang disuapi Seungwoo, Seungwoo tersenyum lembut. Jika ini memang mimpi, Wooseok harap Seungwoo akan terus bersikap seperti ini.
Saat perjalanan ke rumahnya, Seungwoo langsung menelepon dokter pribadinya menyuruhnya datang ke rumah untuk memeriksa Wooseok. Dokter bilang, Wooseok itu kecapean dan kekurangan cairan ditambah lagi dia belum makan apa-apa sejak tadi malam jadi Wooseok harus makan yang lembut dulu kemudian minum obat yang sudah diberikannya.
Sampai di suapan kelima, Wooseok menggelengkan kepalanya pelan dia sudah tidak sanggup lagi menerima makanan.
"Lagi ya? Kamu harus makan banyak" Tanya Seungwoo lembut.
Kamu? Wooseok tetap menggelengkan kepalanya.
"Yaudah minum obatnya, terus istirahat lagi ya" Seungwoo pun memberikan beberapa obat pada Wooseok kemudian memberikan air putih, setelah Wooseok selesai meminum obatnya Wooseok pun kembali merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Anggaplah Wooseok bermimpi karena setelah itu dia merasa Seungwoo membelai kepalanya.
***
Wooseok kembali terbangun dari tidurnya, pandangan di depan matanya tidak berubah. Wooseok bangun kemudian bersandar di tempat tidur. Dia fikir itu hanya mimpi, namun saat dia lihat di samping kanannya dia yakin itu bukan mimpi. Seungwoo tertidur di sofa samping tempat tidur. Apa benar itu adalah Han Seungwoo yang dikenalnya? Kenapa terlihat sangat berbeda? Wooseok tiba-tiba saja meneteskan air matanya, dia benar-benar tidak tahu kenapa dan apa yang membuat dirinya menangis.
Tidak lama kemudian, ada pergerakan pada tubuh Seungwoo dan perlahan dia pun membuka matanya. Pandangam Seungwoo langsung tertuju pada Wooseok. Dia langsung menghampiri Wooseok dan duduk disamping tempat tidur. Seungwoo langsung memegang kedua pipi Wooseok. Wooseok hanya memandang Seungwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Corat Coret Seuncat
RomanceHanya cerita singkat, cerita yang muncul karena ide mendadak dan gak mau bikin cerita panjang dan mungkin hanya beberapa part saja