Love&Desire Part 2

82 14 6
                                    

Perkataan Byungchan dua hari yang lalu membekas di fikiran Wooseok. Wooseok terlalu sibuk dengan obsesinya memiliki anak, tanpa berfikir jauh ke depannya. Bagaimana nantinya dia mengenalkan Seungwoo? Memperkenalkan Seungwoo sebagai teman ibunya, pasti sangat menyakitkan untuk Seungwoo, jika anak kandungnya sendiri memanggilnya dengan sebutan Om. Selama kehamilan Wooseok ini Seungwoo begitu perhatian pada Wooseok, Wooseok sangat ingat ketika Seungwoo melarangnya meminum kopi, mereka sempat bertengkar.

"Gue gak bisa Woo, gimana kerjaan gue nanti? Lu tahu sendiri gue baru melek kalo minum kopi." Protes Wooseok.

"Gak boleh! Gak baik buat anak lo!" kukuh Seungwoo

"Lagian lu dapet artikel dari mana sih?"

"Gue udah konsultasi sama dokter, orang hamil gak boleh konsumsi kafein terlalu banyak. Elu kan kalo ngopi udah kayak minum air putih bisa bergelas-gelas. Lu gak boleh minum yang aneh-aneh, kecuali jus, susu hamil, sama air putih."

"Woo..." rengek Wooseok

"Nggak!" tegasnya

Dari awal Seungwoo selalu bilang itu adalah anak Wooseok, tapi bagaimana dengan isi hatinya? Apakah Seungwoo melakukan ini semua karena anak yang dikandung Wooseok itu adalah anaknya juga? Bagaimana pun itu darah dagingnya, bagaimana perasaan Seungwoo saat anaknya nanti tidak memanggilnya ayah? Wooseok tidak berfikir hingga sejauh itu.

***

Triiing!

Seungwoo yang tadinya terlelap, terbangun dan meraba Handphone yang ada di sebelahnya.

"Halo?" ucapnya serak dengan mata yang masih terpejam.

"Woo... lu kebangun ya?" Tanya Wooseok

"Kenapa?" Tanyanya lembut

"Nggak jadi deh Woo, lu terusin tidur aja." Ucap Wooseok, Seungwoo membuka matanya karena tahu Wooseok pasti menginginkan sesuatu sampai meneleponnya di jam 1 pagi.

"Kenapa? Mau makan sesuatu ya?"

"Itu... gak usah deh Woo."

" Mau apa? gue cariin" Tanya Seungwoo yang sekarang ini berjalan mengambil Sweaternya.

"Gue... pengen rujak Woo..." Ucap Wooseok, Seungwoo menghentikan gerakannya dan melihat jam pada dinding kamarnya serta suasana di luar yang masih gelap untuk memastikan bahwa saat ini benar-benar jam 1 pagi bukan jam 1 siang.

"Gak salah Seok? Ini udah jam 1 loh, mana ada tukang rujak di jam segini?"

"Makanya gue bilang gak jadi."

"Oke, oke biar gue cari buah-buahannya di minimarket yang 24 jam, sambelnya kita bikin sendiri tinggal cari tutorialnya. Lu gak mau buah-buahan tertentu kan?"

"Nggak, apa aja boleh asal dijadiin rujak."

"Oke, tunggu gue!"

Seungwoo akhirnya melajukan mobilnya ke sebuah mini market. Dia mengambil semua buah-buahan yang ada di sana, dia tidak tahu bumbu apa saja yang digunakan untuk membuat rujak akhirnya dia mencarinya di internet dan bertanya pada pegawai di sana.

"Maaf Bu, bumbu untuk bikin rujak ada dimana ya?" Tanya Seungwoo pada pegawai yang dilihatnya sudah cukup berumur.

"Rujak?" Tanyanya, Seungwoo hanya mengangguk."Isterinya lagi ngidam ya?"

Isteri?

"Memang kalo lagi hamil tuh ada-ada aja maunya, sini saya tunjukan." Bukan hanya memberitahu bumbu-bumbunya, namun Ibu itu bahkan membuatkan sambal rujak untuk Seungwoo. Ternyata di mini market itu terdapat dapur kecil yang biasanya digunakan ibu itu memasak. "Sayang sekali buah-buahannya sedikit, semoga ngidam isterinya terpenuhi ya."

Corat Coret Seuncat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang