Don't Cry Part 3

59 7 2
                                    

Yohan keluar kota selama satu minggu, dirinya harus mengikuti kompetisi taekwondo mewakili sekolah. Sudah tiga hari ini Wooseok selalu pulang bersama Byungchan, ini juga atas permintaan Yohan agar Wooseok tidak pulang sendirian. Sejujurnya Wooseok merasa tidak enak karena arah rumah mereka berlawanan arah, namun karena Byungchan salah satu fans Yohan jadi dia tidak menolaknya. Namun hari itu Byungchan tidak bisa mengantar Wooseok karena dia akan ikut dengan orang tuanya ke luar kota.

"Maaf banget ya Seok." Ucap Byungchan tidak enak hati.

"Iya tidak apa-apa aku bisa pulang sendiri."

"Tapi jangan bilang Yohan ya, nanti dia marah lagi."

"Nggak, nanti aku kasih tahu kamu nemenin aku pulang terus tiap hari." Ucap Wooseok menenangkan.

"Hmm... yaudah deh aku duluan ya." Pamit Byungchan menuju mobil yang sudah menjemputnya.

Baru berjalan beberapa langkah Wooseok berhenti melihat Seungwoo di depan gerbang sekolah.

"Hari ini gak ada yang nganterin kamu kan?" Tanya Seungwoo, Wooseok hanya tersenyum.

"Dari mana kamu tahu?" Tanya Wooseok.

"Yohan kan lagi ikut kompetisi, terus teman kamu tadi udah pulang duluan. Aku bisa dong hari ini nganterin kamu pulang."

Hubungan Seungwoo dan Wooseok sudah cukup dekat. Tanpa sepengetahuan Yohan mereka sering saling mengirim pesan atau menelepon. Wooseok merasa nyaman dengan Seungwoo. Meskipun Seungwoo bukan orang pertama yang mendekatinya, namun Seungwoo memberikan hal berbeda untuknya, dia bisa dengan mudah menceritakan mengenai dirinya atau kondisi hatinya. Seungwoo sudah mengetahui penyebab Yohan sangat menjaga Wooseok sehingga banyak orang yang menyerah mendekati Wooseok. Wooseok merahasiakanya dari Yohan, jika tidak Yohan pasti sudah memukuli Seungwoo lagi. Wooseok bisa membicarakan banyak hal dengan Seungwoo, dia bahkan merasa sudah lama mengenal Seungwoo karena dia dengan mudah menceritakan banyak hal padanya.

"Ulangannya bisa?" Tanya Seungwoo.

"Nggak terlalu susah kok. Kamu sendiri? Gimana sama persiapan try out?"

"Nggak gimana-gimana, namanya juga try out kan cuma percobaan kalau hasilnya jelek ya nggak apa-apa." Sekarang Seungwoo sudah tidak pura-pura cool lagi dalam hal pelajaran. Tapi kalau dalam hal sepak bola, dia berani menjamin dia paling cool.

"Kelas gimana tanpa Yohan?" Tanya Wooseok. Kurang lebih dia tahu kondisi kelas mereka karena Yohan sering cerita padanya.

"Menjadi lebih berisik karena tidak ada si ketua kelas."

"Oh ya? Apa Yohan memberi dampak sebesar itu?" Tanya Wooseok.

"Tentu saja, kamu gak tau sih kalau dia udah leader mode on tuh gimana? Matanya melotot tajam ngeliatin kita semua, gak ada yang berani berisik atau macam-macam di depan dia."

"Kayaknya kamu yang berani macam-macam sama dia."

"Hmm... dikit kok hehehe."

"Masa sih Yohan bisa kayak gitu? Di rumah dia gak pernah kayak gitu loh, kayaknya cuma di sekolah aja."

"Di rumah dia nggak kayak gitu? Gak pernah sok leader gitu"

"Hmm... nggak sih, mungkin di sekolah aja."

Saat mereka hampir mendekati perumahan rumah Wooseok, ada seseorang yang menyapa mereka.

"Wooseok!" dia tersenyum melihat Wooseok namun senyumannya langsung menghilang begitu melihat Seungwoo di sampingnya.

Wooseok mengenalnya, itu adalah Junseo. Dia salah satu kompetitor Yohan, Yohan melawannya beberapa kali dalam kompetisi. Beberapa bulan yang lalu dia menyatakan perasaannya pada Wooseok, namun Wooseok menolaknya karena memang tidak memiliki perasaan apa pun padanya ditambah lagi Yohan tidak menyukainya.

Corat Coret Seuncat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang