Seungsik berada di ruangannya sendirian mengerjakan laporan yang sejak pagi tadi diminta Seungwoo, dia melewatkan jam makan siangnya karena ingin pekerjaannya ini cepat selesai dan dia segara pulang. Pintu ruangannya terbuka, dari posisi duduknya Seungsik tidak bisa melihat siapa yang membuka pintunya.
"Masa iya ruangan gue ada penunggunya." Ucapnya pelan.
"Om Sik, Eunsang main di sini ya." Ucap anak berusia lima tahun itu.
"Loh Eunsang?" Pantas saja Seungsik tidak melihat Eunsang membuka pintu, Eunsang itu harus berjinjit untuk mencapai kenop pintu."Mama mana? Kok kamu ke sini sendirian?" Tanya Seungsik.
"Mama di ruangan papa, aku disuruh papa main ke ruangan om Seungsik katanya." Ucap Eunsang sambil memainkan mainan dinosaurus yang dia bawa.
Anjir mereka kira ruangan gue tempat penitipan anak apa?
"Eunsang udah makan?"
"Udah tadi disuapin mama."
"Papa?"
"Udah, disuapin mama juga."
Sudah ku duga. Enak-enak lu ya pada suap-suapan, gue di sini harus bikin laporan berlembar-lembar.
Setelah menikah dengan Seungwoo, Wooseok memutuskan untuk berhenti bekerja. Dia ingin fokus mengurus keluarganya, apalagi tidak lama setelah itu dia hamil Eunsang. Wooseok cukup sering datang ke kantor Seungwoo mengantarkannya makan siang dan berjumpa dengan rekan kerjanya dulu.
Tiga puluh menit kemudian, Seungsik tidak mendengar lagi celotehan Eunsang yang sejak tadi sibuk bermain dinosaurus. Eunsang ternyata sudah terlelap di atas sofa. Laporan Seungsik sudah dikirim ke email untuk Seungwoo periksa. Seungsik kemudian menelepon Seungwoo.
"Heh? Lu ingetkan punya anak yang lu suruh main ke sini? Lu ngapain sih ama Wooseok? Ampe nyuruh anak lu main ke ruangan gue?" Protes Seungsik dengan suara sepelan mungkin egar Eunsang tidak bangun.
"Ya biasa Sik namanya juga suami isteri, ya kita mesra-mesraan dulu lah."
"Bisa di rumah kali bos. Takut amat bininya ilang ampe kurung segala. Udah kan mesra-mesraannya? Nih anak lu tidur"
"Iya gue ke sana."
Tidak sampai satu menit Seungwoo dan Wooseok masuk ke ruangan Seungsik.
"Baek-baek lu Seok, nanti bisa hamil lagi." Ucap Seungsik melihat rambut Wooseok yang berantakan, mendengar itu wajah Wooseok langsung memerah.
"Ya bagus dong keponakan lu nambah." Jawab Seungwoo.
Setelah menikah dengan Seungwoo Wooseok baru tahu sisi lainnya. Seungwoo tidak sekaku kanebo kering yang difikirkannya, dia justru sangat manja seperti anak kecil. Bahkan dulu sebelum mereka mempunyai Eunsang, Seungwoo lebih manja lagi dan selalu ingin berdekatan dengan Wooseok.
"Kak... Eunsangnya aku bawa pulang dulu ya." Ucap Wooseok.
"Aku anterin." Ucap Seungwoo.
"Gak usah, aku naik taksi aja." Tolak Wooseok.
"Anda masih harus memeriksa laporan saya Pak Seungwoo." Ucap Seungsik.
"Aduh Pak Seungsik itu gampang bisa nanti saja." Balas Seungwoo.
"Itu laporan yang lu bawelin dari tadi pagi ya Woo, udah gue kerjain buruan periksa!" Ucap Seungsik kesal,Wooseok menahan tawa melihat interaksi mereka.
"Iya kakak periksa laporannya kak Seungsik aja, aku sama Eunsang pulang naik taksi."
"Yaudah aku anter kamu ke bawah." Ucap Seungwoo membereskan mainan Eunsang dan mengantarkan Wooseok ke bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Corat Coret Seuncat
RomanceHanya cerita singkat, cerita yang muncul karena ide mendadak dan gak mau bikin cerita panjang dan mungkin hanya beberapa part saja