LOVING

90 11 4
                                    

Seungwoo membuka pintu apartmentnya, baru saja dia menaruh jas dan tasnya ke atas sofa, handphonenya sudah berdering. Dia tersenyum melihat nama yang tertera di sana, kemudian dia mengangkatnya. Kalimat pertama yang dia dengar bukan basa-basi sekedar hallo atau menanyakan jika dia baru pulang lembur kerja. Namun...

"KESEL BANGET GUE!" Dia tau kalimat yang akan dia dengar adalah omelan dari sang lawan bicara. Mendengar suaranya saja sudah membuat Seungwoo senang bukan main.

Itu adalah Wooseok, teman masa kecil sekaligus tetangganya dulu. Seungwoo sebenarnya lebih tua dari Wooseok, namun dari dulu Wooseok tidak mau memanggil Seungwoo dengan sebutan "Kakak", Seungwoo pun tidak mempermasalahkannya. Wooseok saat ini sedang berada di luar negeri, menjalani kehidupan mahasiswa S2 di sana. Karena perbedaan waktu, biasanya Wooseok menelepon Seungwoo di malam hari menjelang tidur, bahkan Seungwoo pernah menemaninya berbicara hingga pagi tiba, tidak jarang dia akan ketiduran mendengar segala keluh kesah Wooseok mengenai kehidupannya di sana.

"Kenapa lagi?" Tanya Seungwoo lembut.

"Sebel banget! Tau gak sih Woo, dosen di sini tuh kenapa tegas-tegas banget sih?! Perhitungan banget! Gue telat ngumpulin tugas satu menit aja dianggap telat, nilai gue langsung dikurangin, gue telat juga bukan gue yang mau, tadi tuh internetnya lelet banget."

Seungwoo memencet tombol loud speaker, agar tetap mendengar suara Wooseok sementara dirinya menanggalkan pakaiannya bersiap untuk mandi. Seungwoo menaruh Handphonenya dekat wastafel, dia tahu Wooseok jika sudah mengomel akan panjang kali lebar dan dia tidak suka jika sedang bicara ada orang yang menyelanya.

"Udah coba ngomong ke dosennya?" Tanya Seungwoo saat dia selesai mandi dan mengeringkan tubuhnya dengan handuk.

"Udah, dia bilang 'sekalinya telat ya telat, salah sendiri kenapa kamu ngumpulinnya mepet' gitu. Ya emang salah gue sih yg deadliner, tapi kan gue gak tau kalo internet tadi bakal selelet itu, biasanya juga gue cepet satu menit atau dua menit sebelum waktunya."

"Yaudah nanti coba dikumpulinnya satu jam atau dua jam sebelumnya, kalo internetnya lelet, kamu gak akan telat ngumpulin." Ucap Seungwoo lembut, sambil memakai pakaian gantinya.

"Kesel banget gue pokoknya! Kesel kesel kesel! Mana tadi di tempat kerja gue disindir lagi Woo. Lu ingetkan sama ibu-ibu yang kerja di sana, yang dulu nyindir Bahasa Inggris gue kurang oke ituloh, pengen gue kasih cabe mulutnya. Dia tadi ngomelin gue gara-gara gue salah anter makanan, padahal emang dari awal dia salah ngasih tahu gue, gue lagi yang disalahin. Hari ini gue sial banget pokoknya!" Ucap Wooseok, Wooseok memang sekalian kerja part time di sana.

Kegiatan ini sudah berlangsung hampir dua tahun, saat Wooseok melanjutkan studinya. Wooseok akan menelepon Seungwoo menceritakan satu hari yang dialaminya saat itu. Wooseok selalu menelepon Seungwoo dikala Seungwoo bersiap tidur atau saat dia baru pulang lembur, karena di tempat Wooseok masih sore. Seungwoo tidak pernah mengeluh dan hanya bisa menjadi pendengar yang baik, mendengar segala curhatan Wooseok.

Wooseok juga sering mengirimkan Seungwoo video, saat dirinya pergi ke tempat baru. Wooseok memvideokan jalan-jalan dan tempat-tempat di sana, namun dia tidak pernah sekalipun menampakan wajahnya di video itu, mereka juga tidak pernah melakukan video call. Wooseok dan Seungwoo lebih senang menelepon saja, mendengar suara satu sama lain lebih dekat.

"Di tempat itu katanya serem, nanti gue kirim gambar bangunannya deh, padahal bangunan di sana bagusloh, gue gak sengaja nemu pas gue berangkat kerja, terus..."

"Grooook groookk" suara Seungwoo sudah berubah menjadi suara dengkuran.

"Woo... Lu udah tidur ya...?" Wooseok di seberang sana memeriksa jam dindingnya. "Oh... di sana udah jam tiga pagi. Yaudah lu lanjutin ngorok lu ya, besok cari duit yang banyak! Bye Seungwoo."

Corat Coret Seuncat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang