Don't Cry Part 2

65 6 0
                                    

"Siapa yang ngelakuin?" Tanya Jinhyuk. Begitu dia tiba dia langsung membawa Seungwoo ke klinik terdekat. Ditanya seperti itu Seungwoo hanya diam saja. "Oke kalo gak mau jawab, tapi lu harus punya jawaban kalo ibu lu tanya."

"Hmm... keserempet mungkin."

"Mana ada keserempet sampai babak belur kayak gini."

"Hmm... berantem sama maling."

"Ini lebih gak masuk akal."

"Apa ya? Gue juga bingung. Berantem sama genk motor?"

"Elu kan gak berangkat ke sekolah naik motor Woo."

"Yaudahlah seenggaknya gue udah nyiapin jawaban."

"Pasti anak sekolah ini kan?" Tanya Jinhyuk lagi. "Elu diem berarti bener. Kenapa Woo?"

"Mungkin dia gak suka sama gue."

"Masa sampai bikin lu kayak gini?"

"Berarti dia nggak suka banget-bangetan sama gue. Udah ya jangan dibahas."

Dibandingkan membahas itu, Seungwoo malah ingin membahas cara mendekati Wooseok.

"Wooseok itu... banyak yang suka ya?"

"Hah? Tiba-tiba banget, kok jadi ngebahas dia? Hmm... iya dia populer banget Woo, apa sih yang kurang dari dia? Pinter, cakep, baik, sopan, jago ngelukis lagi. Ya... cuma yang susah di kakaknya aja sih."

"Hmm... kenapa?"

"Overprorective banget! Sekali ada yang ngedeketin Wooseok langsung diperingatin sama dia, akhirnya banyak yang mundur. Lu mau deketin Wooseok? Jangan deh Woo, lu bisa babak belur sama Yohan..." Jinhyuk terdiam dengan perkataannya sendiri. "Jangan bilang kalo Yohan yang buat lu kayak gini." Seungwoo kembali terdiam.




Wooseok tengah mengerjakan sketsa lukisan di kamarnya saat pintu kamarnya diketuk. Yohan langsung membuka pintu begitu selesai mengetuk pintu tanpa menunggu persetujuan Wooseok.

"Aku udah peringatin Seungwoo, kalau dia deketin kamu lagi langsung bilang aku!"

Wooseok tahu Seungwoo bukan orang jahat tatapan Seungwoo padanya tulus, namun demi kebaikan Seungwoo, Wooseok harus menjauhi Seungwoo. Yohan bisa melakukan apa saja, jika menurut Yohan itu hal terbaik untuk Wooseok, dia akan mematuhinya. Meskipun tidak semua yang Yohan lakukan Wooseok menyukainya, namun itulah cara Yohan melindunginya.

"Ehm... kamu gak berbuat apa-apa kan sama dia? Aku akan menjauhinya asalkan..."

"Jika aku berbuat sesuatu padanya, itu karena salah dia sendiri." 

"Yohan kamu nggak..."

"Aku ngantuk mau tidur." Yohan tidak mau mendengar bantahan dari Wooseok jadi dia langsung menutup pintu dan menghentikan pembicaraan mereka.

Dulu sekali... Yohan tidak se-overprotective itu dengan Wooseok. Namun semenjak tragedi penculikan Wooseok, dia menjadi seperti ini. Kejadian itu berlangsung empat bulan setelah kematian orang tua Wooseok. Saat itu Yohan tidak bisa melindungi Wooseok dari tragedi penculikan itu, untung saja Yohan mengingat plat nomor mobil yang membawa Wooseok sehingga polisi bisa menemuinya dengan mudah. Tidak terjadi apa-apa pada Wooseok. Saat Wooseok ditemukan justru Yohanlah yang terus menangis dan merasa sangat bersalah karena gagal melindungi Wooseok.

"Aku gak apa-apa Yohan, untung aja kamu inget plat nomor mobilnya jadi aku langsung ditemuin." Wooseok mencoba menenangkan Yohan. Semenjak itulah Yohan belajar taekwondo dengan sangat tekun, dia tidak mau lemah seperti dulu dia harus menjadi kuat demi melindungi Wooseok.

Corat Coret Seuncat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang