Happy reading~
Bruk!
Vana memekik tertahan saat ia tak sengaja menubruk dada bidang seseorang.
Vana mendongakkan kepala nya,"eh? Sorry gu e beneran gak sengaja," ucap Vana merasa tak enak.
Laki laki tersebut tak menjawab permintaan maaf Vana, ia hanya sibuk memandangi wajah cantik Vana.
Vana menepuk pelan lengan lelaki tersebut. "hey?"
Laki-laki tersebut tersadarkan kembali, "e-eh iya gapapa. Bisa anterin gue ke ruang kepala sekolah gak?"
"Emm bisa kok. Yuk!" balas Vana.
Vana dan laki-laki tersebut jalan berdampingan, "eh iya nama lo siapa?" tanya si cowok.
"Eh iya! Nama gue Zavana," jawab Vana seraya tersenyum lebar.
Thanks god .batin si cowok.
"Eh iya nama lo siapa?" tanya Vana.
"Gue Ata-"
Ucapan cowok tersebut terhenti karena mereka sudah sampai di depan pintu ruangan kepala sekolah.
"Eh gue masuk dulu ya," pamit si cowok.
Lalu Vana mengangguk.
...
Kringg...kring....kring...
Bel pulang pun tiba Vana dan para sahabatnya segera merapikan semua alat tulisnya. Setelah selesai merapikan alat tulis mereka berjalan keluar kelas karena hari ini mereka ingin menghabiskan uang untuk berbelanja di mall.
"Gambreng yuk siapa yang nyetir," ujar Olla.
Vana dan Gissel mengangguk. "hom pim pa alaium gambreng," sorak ke duanya.
Vana putih.
Gissel putih.
Olla hitam.
"Yass!!" pekik Vana dan Gissel senang karena mereka menang jadi tak perlu menyetir mobil.
Olla mendegus kesal. "tailah babi masa gue kalah."
"Ye orang dia yang minta gambreng," ejek Vana.
Saat ke tiga nya hendak melanjutkan jalan tiba-tiba ada lima cowok yang menutupi jalan mereka.
Orang tersebut adalah Esa dan para kunyuk-kunyuk nya.
"Oh jadi ini yang kemarin ngatain gue banci kolong jembatan?" seru Esa dengan nada mengejek.
Vana mengangkat dagunya tinggi-tinggi. "gue sih kaga nyebut merek tapi kalo situ merasa, ya berarti tepat sasaran," nada Vana dalam berbicara tak kalah menjengkelkan.
"Eh lo tau gak lo lagi berhadapan sama siapa?" tanya Esa.
Vana melipat kedua tangan nya di depan dada, "banci kolong jembatan upss."
Esa kehabisan kesabaran ia langsung menampar pipi Vana dengan ganas.
Plak!
Pipi Vana memerah bahkan sudut bibir nya mengeluarkan darah segar.
Vana terkekeh melihat sikap bodoh kakak kelas nya ini, ia mengusap sudut bibirnya yang berdarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐑𝐈𝐎𝐍 [𝐄𝐍𝐃]
Teen Fiction[⚠️𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀⚠️] [⚠️𝐕𝐎𝐓𝐄 𝐀𝐍𝐃 𝐊𝐎𝐌𝐄𝐍 𝐖𝐀𝐉𝐈𝐁⚠️ !!-𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 𝐈𝐍𝐈 𝐌𝐄𝐍𝐆𝐀𝐍𝐃𝐔𝐍𝐆 𝐓𝐄𝐊𝐀-𝐓𝐄𝐊𝐈 𝐃𝐀𝐍 𝐌𝐈𝐒𝐓𝐄𝐑𝐈-!! --- Kisah ini menceritakan seorang gadis pecinta kinderjoy, d...