10 || Arion Manja

15.4K 1.2K 15
                                    

Happy reading~

[ Arion And Vana special chap]

Hari-hari berlalu tak terasa Vana dan anggota HADES semakin dekat. Arion semakin possesive pada Vana, padahal mereka belum official.

Untuk masalah Esa Vana di nyatakan tak bersalah tetapi ia juga mendapat hukuman untuk membersihkan gudang sekolah.

Vana belum mengetahui bahwa Atalla adalah orang yang ia tunggu bertahun-tahun.
Sepertinya Vana sudah tak mengharapkan Atalla lagi yaps ia sudah menyerah. Karena hatinya lebih memilih Arion. Karena menurut nya yang setia bakal kalah sama yang selalu ada.

Dan Arion membuktikan bahwa dia selalu ada untuk Vana apapun situasinya.

Sekarang Vana berada di sebuah ruangan yang di dominasi dengan warna Hitam dan putih.

Vana saat ini tengah berada di kamar Arion, karena ia sedang tidak enak badan, suhu badannya meningkat ia sempat mengeluh bahwa kepala nya pusing.

Arion masih tidak mau makan ia minta untuk di temani tidur dan ia meminta Vana untuk mengelus-elus kepalanya.

"Vanaaa," rengek Arion saat tangan Vana berhenti mengelus kepala Arion.

Entah setan apa yang memasuki Arion ia menjadi sangat manja bahkan beda 180° dari sifat yang biasa di tunjukan pada orang-orang di sekolah.

"Makan ya?" Vana masih berusaha membujuk Arion agar mau makan karena sedari tadi Arion belum mengisi perutnya.

Arion menggeleng ia malah menduselkan kepala nya pada ceruk leher Vana.

Vana masih mengelus rambut lebat milik Arion, "nanti dapet hadiah kalo mau makan," ujar Vana.

Mata Arion langsung berbinar mendengar ucapan Vana barusan.

"Janji? Tapi suapin ya?"

Vana menakutkan jari kelingking nya dengan jadi kelingking milik Arion. "iya janji."

Vana hendak bangkit namun Arion segera menahan nya.

"Jangan pergi," rengek nya.

"Cuma bentar yaampun, mau ikut?"

"Suruh bibi aja yang nganterin," rengek Arion.

Vana menghela nafas pelan, lalu tangan nya terangkat untuk mengelus kepala Arion, "sebentar aja."

"No! " bentaknya mata Arion sudah berkaca-kaca ntah mengapa ia lebih sensitif saat sedang sakit.

Padahal ia sudah tidak pernah menangis lagi semenjak menginjak umur 13 tapi entah mengapa ia sangat tak ingin di tinggal Vana.

Mata Vana membelak kaget ia masih tak percaya seorang Arion menangis di hadapan nya.

"Ngapin ketawa!?" bentak Arion tak terima di tertawakan.

"Terus gimana? Mau ikut apa di tinggal?" tanya Vana entah sudah berapa kali.

"Kepala gue tu pusing banget Naaaaa," rengek nya.

Vana masih berusaha sabar, "diem disini! Aku mau ambil makan mya dulu!" karena tak tahan alhasil ia membentak Arion.

Arion diam lalu mengangguk pasrah.

𝐀𝐑𝐈𝐎𝐍 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang