27 || Trauma

9K 736 35
                                    

Happy reading~

Tengah malam Vana mengigau tak jelas. Ia menangis dan berteriak kesakitan.

"Hiks...s-sakit t-tolong hiks...Lionn t-tolong"racau Vana diseringi sesugukan.

Arion merasa dada nya basah ia pun bangun dari tidurnya, ia mendengar Vana menangis seraya memeluk erat tubuhnya.

Arion bingung kenapa gadisnya ini menangis.

"Hiks t-takut."

Arion segera mengguncang tubuh Vana agar gadisnya itu bangun.

"Hey? Ana im here."

Vana terbangun lalu ia segera memeluk Arion erat benar-benar erat, "hiks takut, jangan di tinggal, badan ku sakit semua hiks," keluh Vana saat merasakan badanya sakit tak tertahan.

Arion menggendong Vana bak bayi koala, lalu ia membawa Vana ke balkon agar Vana sedikit tenang.

"Hey udah nangis nya."

Vana mendusslkan kepala nya ke ceruk leher Arion.

"Takut jangan tinggalin," racaunya.

"Enggak gue disini."

"Mau obat ya?" tanya Arion.

"Mau kinderjoy," jawab Vana.

Arion memutar bola mata nya jengah, "iya tapi minum buat dulu."

Vana menggeleng kecil.

Tentu saja Arion akan terus memaksa agar Vana mau meminum obat pereda nyeri nya.

Arion membawa Vana turun ke dapur tanpa menurun kan gadisnya itu dari gendongan nya.

Arion mendudukkan Vana di meja pantry lalu ia segera mengambil obat Vana pada laci dapur dan juga mengambil seglas air putih.

Air itu bening atau putih?

Terus coklat itu warna apa makanan?

Arion menyuruh Vana membuka mulutnya, namun gadisnya ini tak kunjung membuka mulutnya.

"Ayo sayang," pinta Arion.

Vana tetap saja menggeleng.

"Lo abisin obatnya sekarang atau lo yang gue habisin sekarang?" tanya Arion dengan deep voice nya.

Vana merinding mendengat suara berat Arion barusan, "gamau Lioonn," rengek Vana mata nya sudah berkaca-kaca.

"Oke!" Arion menggendong Vana dan langsung membawa Vana ruang keluarga.

Arion menidurkan Vana di sofa panjang yang ada si ruang keluarga, lalu Arion segera melepas kaos nya sehingga menampakkan badan atletis nya apalagi perut kotak-kotak nya ahh mantap.

Vana takut melihat Arion yang saat ini bahkan jantung nya seperti ingin merosot ke jempolan kaki.

"Lioonn," cicit Vana saat Arion mulai menindih badannya.

"Gue tanya sekali lagi. minum obat nya sekarang atau lo yang gue makan sekarang?" tanya Arion kedua kalinya.

Vana masih menggeleng ia tak mau meminum obat pait dan ukurannya cukup besar, Vana takut tersedak.

Arion mendekatkan wajah nya ke wajah Vana dan saat Arion hendak menempelkan bibirnya pada bibir Vana tiba-tiba Vana langsung menutup mulutnya dengan telapak tangan nya.

"Iya mau minum obat nya," ucap Vana dengan cepat.

Bagaiman pun ia tak mau hamil muda.

Arion tersenyum kemenangan.

𝐀𝐑𝐈𝐎𝐍 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang