35 || Dino And Ana

8.2K 813 90
                                    

Happy reading~

Pria tersebut adalah Andino dia memang merasa ada yang janggal dari awal, ia tadi sempat memvidio saat dimana Amanda dengan sengaja menarik tangan Vana agar seolah Vana lah yang mendorong nya.

Andino tak membeberkan vidionya sekarang karena ia masih ingin melihat sampai mana ketololan sahabatnya itu siapa lagi jika bukan Arion.

Bisa-bisanya Arion membela perempuan ular seperti Amanda, ia memang sudah lama menyukai Vana namun ia merelakan Vana untuk Arion.

Vana adalah cinta pertama Andino, ia sangat menjaga Vana meskipun tak bisa memiliki Vana. Ia merelakan Vana untuk Arion karena ia yakin Arion bisa menjaga Vana, namun buktinya Arion saat ini meninggalkan Vana demi Amanda yang bangsat itu.

Sekarang Vana sedang berada di mobil milik Andino ia masih saja menangis tak bisa berhenti.

Andino mengelus kepala Vana dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanan nya digunakan untuk menyetir mobil.

"Sstt udah," bujuk Andino.

Vana menarik kasar kalung pemberian Arion lalu ia membuka kaca mobil dan langsung melempar sembarangan kalung emas pemerian Arion itu di jalanan.

"Kinderjoy."

"Oke! Kita beli yang banyak," Andino menuruti semua keinginan Vana tanpa terkecuali.

Andino menghentikan mobil nya di sebuah minimarket.

"Ikut apa enggak?" tanya Andino.

"Ikut, mau es krim juga yang banyak."

Lagi-lagi Andino menganggukkan kepalanya.

Andino mengambil satu keranjang, karena dia yakin Vana akan membeli banyak camilan.

"Pake," Andino memberikan topinya untuk Vana.

Vana memakai topi tersebut.

"Ambil semua yang lo mau."

Vana mengangguk.

"Kak mau ini boleh ya?" Vana menunjuk masker face.

"Hmm terserah."

Setelah berbelanja Andino langsung membawa Vana ke apartemen nya.

...

"Anjing sekarang Vana dimana!?" bentak Iren pada inti HADES.

Semua tak ada yang menjawab mereka hanya menununduk diam.

"Kalo Vana kenapa-napa kepala lo semua jadi jaminan nya!" desis Iren sangat tajam.

Iren saat ini sedang berada di rumah sakit tadi ia mencari keberadaan Vana, namun inti HADES tak ada yang tau.

"Mana lonte yang berani nuduh adek gue!?" tanya Iren tak bisa santai.

"Anjing berani banget dia nuduh adek gue, mau gue bikin melarat sampe tujuh turunan tu anak," ancam Iren tak main-main.

Semua yang mendengar ucapan Iren barusan hanya bisa menelan ludah dengan kasar.

Iren berjalan menuju kamar inap yanh di tempati Amanda.

Brak!

Disana ada kedua orang tua Amanda yang sedang menemani Amanda.

"Lo mau jujur apa gue buat perusahaan lo hancur sampe akar-akar nya?" tanya Iren santai namun menusuk.

Kedua orang tua Amanda menelen ludahnya dengan kasar.

"Maksut kamu apa ya? Adek kamu yang bikin anak saya berakhir di rumah sakit seperti ini!" bentak papa Amanda tak terima.

𝐀𝐑𝐈𝐎𝐍 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang