36 || Lonely

8.5K 785 90
                                    

Happy reading~

Arion saat ini sedang uring-uringan di basecamp HADES yang letaknya di rooftop sekolah.

Arion entah sudah berapa kali memukuli anggotanya yang tak bersalah. Inilah sisi buruk Arion, ia akan melampiaskan segala kekesalan nya kepada para anggota nya.

Sekarang tak ada yang bisa menghentikan Arion, mereka sudah angkat tangan. Jalan satu-satunya adalah memanggil Vana untuk menenangkan pemimpin nya ini.

Andino sudah tak bisa menahan kekesalan nya lagi ia menghantam keras rahang Arion agar sahabatnya ini segera sadar.

Bugh!

Bugh!

"Bangsat sadar anjing!"maki nya.

Arion yang tak terima pun membalas pukulan dari Andino tadi.

"Lo gausah ikut-ikut!!"bentak nya telat di depan wajah Andino.

"Lo sendiri yang ngebuat Vana jauh dari lo!!"

"Jangan sebut nama Vana!"Arion tak suka nama gadisnya itu dibawa-bawa.

"Kenapa!? Lo sama aja bajingan nya!!"Andino pergi meninggalkan rooftop.

Sekarang tujuan Andino adalah mencari Vana, entah mengapa perasaan nya pada Vana bukannya mengurang kini malah semakin bertambah.

Seperti biasa banyak sekali para wanita yang memuji ketampanan Andino di sepanjang koridor kelas, namun ia tak memperdulikan hal itu.

Manik mata nya berhenti pada suatu objek, tak lama kemudian Andino tersenyum lebar dan sangat manis.

Para siswi yang melihat itu berteriak histeris karena ini kali pertama Andino tersenyum semanis ini.

Andino berjalan ke arah Vana yang sedang duduk manis di pinggir lapangan indoor.

Kebetulan ruangan tersebut sepi jadi Andino bisa mengageti Vana, seperti semalam saat ia mengageti Vana.

"Dor!!"

"Aaaaaakkkkkkk!!!"Vana memegangi dadanya karena sangking kagetnya.

"Hahahahahahaha"Andino terbahak melihat komuk Vana.

Vana memukul lengan Andino dengan kasar.

"Ck! Ga lucu gau gak!?"

"Iyaiya sorry."

Andino duduk si samping Vana"gimana masih sakit perut?"tanya Andino dengan lembut.

"Gak tau!"ketus Vana.

"Idih ngambek"goda Dino.

"Udah deh pergi! Ganggu orang aja!"usir Vana.

"Kapan baikan sama Rio?"tanya Dino.

Vana mengerutkan keningnya bingung"emang kenapa?"

"Siapa tau ada peluang"kata Dino ia ingin Vana agar peka.

"Hmm? Peluang? Buat apa?"

"Dapetin lo."

Vana memutar bola mata nya jengah.

"Ck! Mending berhenti ngelucu deh, becandanya gak lucu soalnya"ucap Vana.

"Gue gak ngelucu"Andino memutuskan untuk memberi tau Vana sekarang yaps tentang perasaannya.

"Udah ah byee gue mau balik"Vana segera pergi meninggalkan Andino karena ia tak mau melanjutkan topik yang akan Andino bahas.

Andino hanya bisa menghela nafas.

𝐀𝐑𝐈𝐎𝐍 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang