45 || Rasa Takut

7.1K 684 66
                                    

Happy reading~

Malam yang sangat gelap gulita hanya ada pencahayaan dari sinar rembulan yang begitu terang.

Arion berada di sebuah gudang yang berdebu dan sangat pengap. tadi ia samepat mendapat kabar bahwa ada orang yang menculik gadisnya itu siapa lagi jika bukan Vana.

Arion dilanda ketakutan, ia sangat takut kehilangan Vana, ia dari tadi tak henti-henti nya mengucap doa.

Peluh membasahi dahi Arion, penculik tersebut menyuruh Arion agar datang sendirian.

Arion menurut dan ia datang sendirian. Dirinya masih sibuk mencari keberadaan Vana.

"Vana sayang?" panggil Arion dengan suara lembut nya.

"Hiks...hiks.." terdengar suara tangisan.

Arion segera mencari asal suara tersebut, ia sangat ketakutan yang Arion.

Betapa kaget nya Arion saat melihat tubuh Vana bersimbah darah, gadisnya itu tidur meringkuk seraya memegangi perutnya yang terus menerus mengeluarkan darah.

Arion segera berlari menuju gadisnya itu, Arion memeluk Vana dan Arion sudah tak bisa membendung air mata nya.

Ia menangis ia tak tega melihat keadaan Vana yang sudah sangat kacau ini, bahkan ia rela bertukar posisi dengan Vana saat ini juga.

"S-sayang ini...." suara Arion bergetar, tangan Arion mengarah pada luka tusuk Vana yang ada si bagian kanan perut.

Vana mengeratkan pelukannya pada Arion, "s-sakit b-banget" rintih Vana yang terlihat sangat kesakitan.

Jantung Arion berpacu dua kali lebih cepat, "tahan ya. kita ke rumah sakit sekarang!" Arion menggendong Vana dan segera membawanya keluar dari gudang tersebut, namun saat ia hendak keluar tiba-tiba ada satu wanita dan satu pria yang menghalangi jalannya.

"HAHAHAHAHAA!!!!!" tawa wanita tersebut menggelegar di seluruh penjuru ruangan.

"Bangsat! Mau lo apa!?" teriak Arion.

"Gue mau Vana kesayangan lo ini mati," wanita tersebut adalah Amanda.

Dan pria yang bersama nya itu adalah kakak nya, mungkin Amanda memiliki dendam dengan dengan Vana, Mungkin karena Vana ia harus kehilangan segalanya.

Vana sudah sangat lemas ia kehilangan banyak darah, bahkan bibir Vana sudah sangat pucat.

Arion melihat keadaan Vana, "sayang tahan ya, tunggu bentar. lo harus kuat" Arion kembali meyakinkan gadisnya agar bertahan sebentar lagi.

"Hiks s-sakit, Ana udah gak kuat," Vana sudah tak bisa lagi menahan rasa sakit terlalu lama.

Arion menggeleng, "enggak lo gak boleh pergi."

Arion meletakkan Vana di lantai lalu ia segera membersihkan hama yang menganggu si depannya ini siapa lagi jika

Kakak Amanda yang bernama Tara tak tinggal diam ia mengambil pistol nya yang ada di balik jaket lalu ia arahkan ke kepala Arion.

Sedangkan Amanda ia berjalan ke arah Vana dengan jahatnya Amanda menginjak luka tusuk Vana dengan sangat kasar.

"AARGGGHHHH!!!!!!" teriak Vana kesakitan.

Arion berusaha keras melawan Tara namun semua pergerakan nya sudah di kunci oleh Tara, Apalagi ujung pistol tersebut masih mengarah pada kepalanya.

"VANA!!!!!!" teriak Arion.

"Hahaha rasain, gimana rasa nya?" Amanda masih menginjak luka Vana.

Vana memegangi kaki Amanda, ia berusaha menyingkirkan kaki tersebut dari perutnya, namun hasilnya tetap saja nihil.

𝐀𝐑𝐈𝐎𝐍 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang