18 || Kalung Singa

8.5K 771 3
                                    

Happy reading~

Arion menghentikan mobil sport nya di halaman rumah Vana, ia mengajak Vana untuk jalan-jalan malam.

"Aku lama ya?" tanya Vana seraya mendudukkan bokong nya di jok samping kemudi.

Arion menggeleng lalu ia tersenyum, "engak kok."

"Kita mau kemana kak?" tanya Vana seraya memasang seatbelt nya.

"Makan malem di restoran favorit gue," ucap nya.

"Lion kamu udah ngomong ke yang lain tentang itu ?" tanya Vana.

Lion adalah panggilan sayang dari Vana, menurutnya imut sekaligus menyeramkan.

"Udah."

"Ck! Irit banget ngmong nya!" Vana sangat tidak suka jika Arion cuek mode on.

"Iya sayang udah."

"Udah malem gini masih aja macet," dumal Vana.

Arion teringat sesuatu, ia mencari sebuah kotak kecil yang sudah ia siapkan dari tadi, "Ana." panggil Arion.

"Hmm?" Vana masih sibuk memainkan gantungan kunci berbentuk singa milik Arion.

"Ana liat kesini," perintah Arion.

Vana menoleh lalu ia langsung di sugukan pemandangan Arion yang sedang menunjukkan kalung emas yang ber liontin kepala singa.

Omo!! Lucu banget!!

"Astaga lucu banget!!" teriak Vana.

Arion memasang kan kalung tersebut ke leher jenjang Vana.

Klik.

Kalung sudah terpasang sempurna di leher Vana.

"Bagus tapi..." Vana menggantung kan kalimat nya.

Arion menaikkan satu alis nya, "tapi kenapa?"

"kakak ngapain sih beliin aku kalung beginian?" tanya Vana dengan nada malas.

Arion kembali memfokuskan pandangannya pada jalanan, Namum telinganya tetap mendengarkan ocehan Vana.

Arion mengerutkan keningnya, "terus mau nya apa hmm?" tanya Arion.

"padahal kalo aku boleh milih ni ya, Aku lebih suka di beliin coklat kinderjoy yang harganya semahal beras satu kilo itu lohh."

Arion memutar bola mata nya jengah, "sayang kalo cuma coklat begituan doang besok gue beliin sekalian sama pabriknya."

"Gamau pabriknya mau nya coklatnya aja," rengek Vana dengan nada imut.

"Iya. Apasih yang enggak buat Ana kesayangan gue ini."

Di sepanjang perjalanan Arion terus menggenggam erat telapak tangan Vana.

Dan Vana berusaha sekuat mungkin untuk tidak blushing.

"Udah sering di gandeng masih aja blushing," ejek Arion.

Vana memukul keras lengan Arion, ya baginya keras tapi bagi Arion seraya di pijat.

"Vana lo bisa bela diri kan?" tanya Arion.

Vana menggeleng tak lama kemudikan mengangguk, "tergantung, kalo cowok aku tendang masa depan nya, kalo cewek jambak rambut nya terus pelintir tangan nya ter—" ucapan Vana terhenti saat Arion membungkam mulut nya dengan tissue yang di bentuk menjadi bulatan untuk menyumpal bibir cerewet itu.

Mata Vana melotot lantaran tissue tersebut lengket-lengket di lidah nya, "ish! jahat banget masa pacar sendiri di sumpel tissue mulut nya!?"

Arion terkekeh melihat tingkah imut Vana, "Ana tau gak apa perbedaannya lo sama matematika?" tanya Arion yang hendak menggombali Vana.

𝐀𝐑𝐈𝐎𝐍 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang