25 || Penculikan Vana

8.7K 738 46
                                    

Happy reading~

Ruangan sangat gelap bahkan minim cahaya, di sana Vana terikat di atas kursi sorotan lampu mengarah kepada nya.

Di sana ada seorang pria dan dua orang wanita yang sedang memandang Vana dengan pandangan remeh.

Jika ditanya Vana takut atau tidak? Jawaban nya tidak! Karena dia yakin Pangeran beserta bodyguard yang di kirim kan Papa nya pasti akan datang menolong.

Ke dua perempuan yang ada di sana adalah Cindy dan Aurel kedua nya tersenyum licik melihat keadaan Vana yang kacau, namun anehnya Vana tetap saja cantik.

Vana perlahan membuka mata nya yang terasa berat, pandangan nya menyapu keseluruhan ruangan, ruangan ini sangat menjijikan bahkan banyak debu yang menempel di mana-mana.

Mata Vana menangkap tiga orang yang sedang menunggunya sadar dari obat bius.

"Engghh," Vana memegangi kepalanya yang sedikit pening.

"Gimana udah sadar?" tanya Aurel.

"Gimana rasanya nge hancurin hidup orang!?" tanya Cindy yang lebih terdengar seperti bentakan.

Karena semenjak Vana membongkar rahasia nya, para murid sekolah selalu mencemooh dirinya bahkan tak ada yang mau berteman dengan dia.

Karena tangan dan kaki Vana di ikat jadi ia tak bisa bergerak, namun bibirnya tak di tak di lakban jadi Vana bisa berbicara dengan bebas.

Vana terkekeh. "gimana rasanya adu domba?" tanya Vana.

"Ck! Liat aja lo bakal mati hari ini juga, dan Arion bakal jadi milik gue sepenuhnya, hahahahahaha," ucap Cindy, lihatlah bahkan sekarang Cindy sudah seperti orang gangguan jiwa.

"Emang Arion mau sama cewek bekas om-om kaya lo?" tanya Vana seraya tersenyum mengejek.

Karena tersulut emosi Cindy menghampiri Vana dan....

Plak!

Ke dua kalinya Cindy menampar Vana hingga sudut bibir Vana mengeluarkan darah, tentu nya sangat perih.

Bahkan keluarganya tak ada yang pernah memukul Vana sekalipun, dan sekarang lihatlah Cindy berani sekali dia menampar anggota termuda keluarga Genandra.

"Gue ingetin sekali lagi, kalo kalian lupa, kalian lagi berurusan sama keluarga Genandra dan keluarga Zelvano. Jadi puas-puasin dulu nafasnya soalnya nanti gue gak bisa ngejamin kali kalian bertiga masih bisa nafas apa enggak," ucap Vana dengan enteng.

"Kalo cuma curut kek kalian keluarga gue udah sering ngadepin yang beginian, asal lo tau ini ke 9 kalinya gue diculik so......gue gak takut sama kalian."

Ucapan Vana membuat ke tiga manusia tersebut menelan ludah dengan kasar.

Disisi lain Arion dan 250 anggota nya berkumpul tentunya untuk mencari keberadaan Vana.

"Posisi Vana ada di gedung tua, jalan melati blok 5," kata Andino dengan nada serius.

"Papa gue udah ngirim bodyguard nya ke sana, mungkin sekarang masih di perjalanan," ujar Pangeran.

"Oke kalo gitu kita berangkat sekarang! Ingat senjata cuma boleh di pake saat nyawa lo terancam! Ngerti!?" beritahu Arion.

Semua anggota nya mengangguk paham, "siap! Paham!"

Lalu mereka semua menuju lokasi penyekapan Vana.

Di perjalanan Arion tak henti-henti nya mengucap doa, bahkan air matanya menetes sangking takutnya dia.

"Anjing! Bodoh banget gue! Kenapa Vana harus terlibat rencana ini!?" makinya seraya mengemudikan motor besar nya.

Bugh!

𝐀𝐑𝐈𝐎𝐍 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang