60 || Marah?

6.4K 734 57
                                    

Oke karena kalian banyak yang gedeg sama si Hama-eh Hana deng kepleset. wkwkw.

Jadi aku bakal bikin hubungan antara Arion dan Vana semakin kuat, jadi buat para pelakor? Mending pergi deh jangan gangguin couple goals nya SMA HARAPAN.

Jadi jangan bosen yak!

Happy reading~

Sekarang Vana sudah berada di kamarnya gadis ini tentu saja menangis, yaps Vana nangis karena Arion marah sama dia.

Tok..tok..tok..

Suara ketika pintu tersebut membuat Vana menoleh ke arah pintu.

Vana mengambil selimut nya yang sangat tebak itu, lalu ia mengkerubutkan selimut tersebut di kepala nya sehingga hanya kepala Vana saja yang nampak.

Ceklek..

Ternyata Arion lah yang mengetuk pintu tersebut.

Arion melebarkan pintu kamar Vana, lalu ia langsung masuk ke kamar Vana.

Arion mendudukkan bokong nya di ranjang Vana,"sini."

Vana menurut, gadis tersebut ikut duduk di samping Arion.

Arion duduk menghadap Vana, jadi mau tak mau Vana juga harus menghadap Arion juga.

Kini kedua nya duduk saling berhadapan, Arion membuka selimut yang menutupi kepala Vana.

"Kenapa bohong soal sakit lo?" tanya Arion.

"Jangan melotot Lion," cicit Vana.

"Jawab pertanyaan gue dulu."

Vana sudah tak bisa membendung air mata nya.

"Hiks.. hiks.. Jangan gitu takut."

Arion menghela nafas pelan, lalu ia mengangkat tubuh mungil Vana agar ia dudukan di pangkuannya.

Arion mendekap tubuh mungil Vana, karena sudah lama sekali rasanya ia tak merasakan aroma tubuh Vana.

"Jangan kayak gitu lagi, gue khawatir ngerti?" Arion mengecup kening Vana lama.

"Iya, maaf. Kamu masih marah?" tanya Vana dengan sesugukan ringan.

Arion mengangguk,"gue masih marah."

Vana mengurai pelukan nya, lalu ia mengelus rahang kokoh milik Arion,"jangan marah."

"Udah terlambat, gue tetep marah sama lo," ketus Arion.

"Ihh! Jangan ketus gitu dong."

"Lioonnn," rengek Vana.

"Hmm?"

"Jangan hemm hemm hemm mulu dong."

"Kok ngatur?"

"Hiks jahat banget kamu, padahal aku gak jahatin kamu," Vana kembali menangis.

Arion menarik gadis itu kedalam pelukan nya,"iya enggak marah lagi," bisik Arion.

"Beneran?" tanya Vana tak percaya.

"Iya sayang."

Cup.

Arion mengecup singkat pipi Vana.

"Tidur ya? Muka lo pucet banget."

Vana mengangguk,"tapi pengen kinderjoy."

Arion memutar bola mata jengah.

Selalu saja kinderjoy! Kan Arion jadi jealous sama si cokelat berbentuk telur itu.

...

𝐀𝐑𝐈𝐎𝐍 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang