39 || Arion Kecelakaan

9.5K 777 68
                                    

Happy reading~

Sesampainya di basecamp HADES Andino dan Vana segera mencari keberadaan Arion.

Keduanua sekarang berada di ruang tengah, tapi anehnya di ruang tamu ini lampunya padam.

Saat Andino menyalakan saklar lampu tiba-tiba ada letusan balon yang sangat keras.

Doorr!!

"Aaaaakkkk!!!" Vana tergejolak saat mendengar letusan balon.

Andino memutar bola mata nya jengah.

Ternyata anak HADES sedang mengerjai nya yaps hari ini adalah hari brojol Andino.

"Hueee hbd broo!" Dewa bertos ala pria.

"Rio! Sini lo! Ada Vana nih," teriak Juna memanggil Arion.

Awalnya Arion sedang rebahan di sofa tapi saat Juna menyebut nama Vana, dengan secepat kilat Arion menuju ke arah Juna.

"Mana?" tanya Arion pada Juna.

"Noh," Juna menunjuk Vana yang sedang kebingungan berdiri di samping Andino.

Arion mengeram kesal melihat pakaian yang di gunakan Vana saat ini.

Arion berjalan kearah Vana dan segera menarik pergelangan tangan Vana untuk di bawa ke kamar nya yang ada di basecamp.

"Kak lepas sakit," rengek Vana.

Arion melonggarkan cekalannya pada pergelangan tangan Vana.

Ceklek!

Brak!

Arion medudukan Vana di ranjang king size nya.

"Sampe kapan marahnya?" tanya Arion dengan suara berat dan seksi.

"Siapa emang yang marah?" tanya Vana balik.

"Lo ngapain ninggalin gue!?" Arion sangat merindukan Vana bahkan ia sesak nafas jika tanpa Vana. Ck! Lion lebay!

"Hah? Apa gak denger?" Vana pura-pura tuli.

"Liat mata gue!" perintah Arion.

Vana menutup mata nya. "hah mana? Gak keliatan! Mendadak gelap," emang kurang ajar banget si Vana, gimana gak gelap orang dianya tutup mata.

Arion menahan kekesalan nya benar kata Iren menghadapi Vana memang harus memiliki kesabaran extra.

"Vana," suara bariton Arion seketika membuat bulu kuduk Vana merinding.

"Iya?" jawab Vana dengan suara imut nya.

Arion saat ini sedang berdiri di depan Vana yang sedang duduk do atas ranjang.

"Kenapa pake baju kaya gini?" tanya Arion dengan lembut.

"Kak Dino yang nyuruh," Vana menjawab jujur.

Arion melotot kaget. "hah!?"

Vana mengangguk polos. "kan kemarin Ana nginep di rumah kak Dino."

"Dino bangsat!"

Brak!

Andino menendang keras sofa yang ada di dekatnya.

"Anjing!"

"Anjing!"

"Anj-"

Ucapan Arion terputus karena tiba-tiba Vana meloncat ke gendongan Arion, lalu Vana menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Arion dengan manja.

"Hiks marah terus!" Vana menangis.

Jika saja Arion tak siaga mungkin saja Vana dan juga dirinya terjatuh mencium lantai.

𝐀𝐑𝐈𝐎𝐍 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang