70 || KEMBALI

7.6K 786 328
                                    

CERITA INI SUDAH MENDEKATI ENDING

KALIAN TIM HAPPY OR SAD?

APAPUN TIM NYA YANG JELAS CERITA INI SEBENTAR LAGI BAKLAN TAMAT!

YOK BAYAR UANG KAS DULU!

KALO UDAH BARU LANJUT

HAPPY READING

...

Banyak yang tidak tau, bahwa Zavana atau lebih kerap di panggil Vana, gadis ini belum pergi alias belum di invite tuhan.

Vano sengaja menyembunyikan keberadaan Vana, karena ia tak mau nyawa putri nya kembali terancam.

Untuk orang yang menteror Vana, Vano sudah tau, ia berkerja sama dengan Arion berserta Andino.

Awalnya Vano harus berpikir panjang sebelum mengungkapkan kondisi Vana yang sebenarnya, namun setelah di pikir-pikir ada baik nya juga jika Vano memberi tau hak tersebut kepada calon menantu nya-Arion.

Jadi selama ini Vana berada di pulau milik keluarga Genandra. yang bisa memasuki pulau tersebut hanyalah keluarga Genandra dan pulau tersebut dijaga oleh ratusan bodyguard yang sudah sangat terlatih.

Sebenarnya Vana juga sangat bosan jika terus menerus berdiam diri di pulau ini, sudah ratusan kali Vana memohon pada papa nya agar membolehkannya kembali ke Indonesia tapi tetap saja Vano selalu menolak nya dengan alasan yang sama.

Saat ini Vana sedang berada di dalam kamar nya, Vana juga masih dalam masa pemulihan jadi gadis ini belum boleh terlalu banyak gerak.

"Bosen banget. Lion lagi apa ya?"gumam Vana.

"Banyak yang godain dia gak ya?"

"Nanti kalo Hama deketin Lion lagi gimana?" Vana cemberut kesal.

"Siapa yang di deketin Hama hmm?" suara bass yang tiba-tiba memasuki indra pendengaran nya.

Jantung Vana berdegup kencang, Vana menoleh ke arah pintu dan benar saja di depan pintu sudah ada Arion yang sedang bersandar di dekat pintu kamar nya.

"Lion," suara Vana mendadak serak, gadis ini meneteskan Air mata nya sudah lama sekali ia tak memandang wajah bayi singa nya ini.

Vana merentangkan tangannya,"peluk." pinta Vana.

Arion terkekeh ia segera menghampiri gadisnya yang sudah lama sekali ia rindukan.

Grep.

"Hiks kenapa lama banget jenguk nya?" tanya Vana disertai isak tangis.

Arion tak menjawab ia malah semakin mengeratkan pelukan tersebut.

"Jangan banyak gerak nanti perutnya sakit," bisik Arion.

"Gue kangen banget sama lo."

"Sama. Ana juga."

"Lo udah boleh pulang, nanti malem sama papa Vano," beritahu Arion tanpa melepas pelukan nya.

"Gak sabar pengen sekolah lagi, Sekaran Ana udah gede udah kelas 11."

𝐀𝐑𝐈𝐎𝐍 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang