38 || Menghalu

8.9K 762 125
                                    

Happy reading~

Andino menempelkan bibirnya pada bibir Vana lalu ia melumatnya dengan lembut, Vana membalas lumatan demi lumatan yang di berikan oleh Andino.

Andino mengendong Vana bak koala lalu ia dudukan di meja pantry, ciuman itu berubah ciuman panas antara keduanya.

Andino menggigit bibir bawah Vana agar Vana membuka mulut nya.

Dan benar Vana membuka mulut nya, karena mendapatkan kesempatan emas Andino langsung memasukkan lidahnya ke dalam mulut Vana.

Andino mengabsen semua ini yang ada di dalam mulut Vana, lidah nya membelit lidah Vana.

"Kan Dino?"

"Eh?!"Andino langsung tersadarkan dari lamunannya.

Astaga!?

Andino berdosa banget Vana itu punya Rio seorang astagaa.

"Kenapa ngelamun?"tanya Vana.

Andino menggeleng, lalu ia beranjak dari duduknya dan segera memasuki kamar nya.

"Aneh"gumam Vana.

Di dalam kamar Andino menendang-nendang angin fiks Andino baper sama haluannya sendiri.

"Anjing! Bisa gilak gue lama-lama!"Andino menonjok angin seperti hal nya anak gadis lagi kasmaran.

Andino mengacak-acak rambutnya frustasi"argghh!"

Tok...tok...

"Kak Dino?"panggil Vana dari balik pintu.

Andino segera merubah ekspresi nya menjadi datar seperti biasa, percayalah di balik gampang datarnya Andino menahan rasa malu mati-matian.

Ceklek....

"Hmm?"Andino hanya berdeham pelan.

"Kakak sakit?"tanya Vana.

Andino menggeleng.

Vana menempelkan telapak tangan nya di kening Andino"enggak panas."

Andino segera menepis tangan Vana ia bisa-bisa lepas kendali.

"Udah gue beresin semuanya, kakak kenapa sih kok aneh?"

"A-aneh apaan!?"Andino baru pertama kali ini berbicara gugup pada perempuan.

"Hayolo kok gugup?"Vana menaik turunkan alisnya menggoda.

"Ck! Bocil mending diem!"Andino menutup pintu kamarnya dengan kencang.

Brak!

"Masa iya lagi pms?"monolog Vana.

Vana membuka pintu kamar Andino, disana terlihat Andino sedang tiduran seraya menutup seluruh tubuhnya dengan selimut putih tebal.

Vana menyibak sedikit selimut yang menutupi Andino"kakak kesurupan?"tanya Vana dengan polosnya.

Dengan jahilnya Andino melemparkan cicak mana ke pada Vana hingga membuat sang empu memekik keras karena ketakutan.

"Aaaaaakkkkk"Vana langsung melompat ke arah sofa yang ada di dekat ranjang.

"Hahahahahahaha"kurang ajar banget emang si Dino ini untung ganteng kalo enggak udah Vana tendang jauh-jauh mukanya.

Vana menutup matanya dengan kedua tangan"hiks j-jahat banget!"Vana berterjakbkeras seraya sesugukan.

Andino mendadak panik, ia segera menuju ke arah dan mengendong Vana lalu ia dudukan di pangkuannya"Sssttt sorry"bisik Andino.

𝐀𝐑𝐈𝐎𝐍 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang