29 || 10 Beby

8.5K 682 39
                                    

Happy reading~

Setelah mendengar semua cerita dari Olla dan Gissel. Arion sekarang sudah paham.

"Gue mau nengok Vana dulu," ucap Arion lalu ia segera menuju kamar Vana yang letaknya di lantai dua.

Ceklek...

Karena mendengar pintu terbuka Vana langsung menoleh ke arah pintu dan di sana ada pria yang sangat ia sayangi siapa lagi.

"Gimana badan aku udah gak bau lagi kan?" tanya Vana pada Arion.

Arion mengangguk. jujur saja wangi Vana saat ini memang sangat memabukkan apalagi wangi vanila yang sangat semerbak.

Vana sedang duduk di meja rias nya. "Lion kamu mau aku pakein masker face?" tanya Vana.

"Hmm terserah yang penting lo seneng," Arion selalu mengiyakan apapun yang gadisnya ini inginkan.

Vana bertepuk tangan senang.

Oh ya! Arion sudah mengganti pakaian nya, tadi orang suruhannya mengantarkan pakaian ke padanya.

Vana mulai mengeoleskan ujung kuas tersebut ke wajah Arion yang super lembut dan super sehat ini.

"Nanti jangan kebanyakan ketawa ya bby," beritahu Vana karena takutnya maskernya retak.

Arion mengangguk patuh seperti anak yang di beritahu ibu nya.

Vana sibuk memakaikan masker pada wajah Arion, sedangkan Arion dia saat ini sibuk memainkan tali hoodie berwarna putih milik Vana.

"Ana nanti kita punya anak berapa ya?" tanya Arion tiba-tiba.

"Kamu maunya berapa?" tanya Vana.

"Gue mau kembar sepuluh langsung," jawabnya antusias.

Mata Vana melotot kaget. "astaga itu kebanyakan, lima aja ya?" tawar Vana.

Arion mengerucutkan bibirnya, lalu ia menggeleng lucu.

Oke Arion manja mode on.

"Kalo sepuluh kita bisa bikin tim sepak bola Naa," rengek nya.

Vana menghela nafasnya, "iya nanti kita bikin kembar 10," Vana tak mau memperpanjang masalah.

Arion tersenyum kemenangan.

...

Pagi harinya rumah keluarga Genandra sudah di sibukkan dengan kegiatan masing-masing.
Teman-teman Vana sudah pulang kemarin sore.

"Kak Ana berangkat ya! Lion udah nungguin di luar!" teriak Vana.

"Iya! Hati-hati!" balas Iren.

Vana keluar dari rumah dan segera menaiki motor besar milik Arion, seperti biasa tangannya melingkar erat di pinggang Arion seraya memainkan perut sixpack milik Arion.

"Kok makin keras ya?" tanya Vana pada Arion.

Karena masih pagi jalanan tak terlalu ramai, jadi Vana tak perlu berteriak.

"Kan olahraga sayang," jawabnya lembut.

"Emm Ana juga punya kok tapi cuma empat."

Arion terkekeh mendengar ucapan Vana yang sangat mengemaskan ini.

...

Sampai di sekolah Arion mengantar Vana sampai depan kelas, lalu ia segera menuju ke kelasnya.
Seperti biasa dalam perjalanan menuju kelas banyak sekali yang memuji nya secara terang-terangan namun ia hanya cuek dan tetap melanjutkan jalan.

𝐀𝐑𝐈𝐎𝐍 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang