44 || Di Hukum Masal

7.5K 769 45
                                    

Happy reading~

Sekarang Vana tengah berada di UKS bersama Arion dari tadi Arion mendesak Vana agar cepat mengobati luka nya, Katanya dia gasuka liat muka cantik Vana bonyok-bonyok.

"Kok aku doang yang di obatin?" tanya Vana pada Arion yang masih fokus membersihkan luka lebam yang ada di sudut bibir nya.

"Kan luka gue udah sembuh, kan tadi habis lo cium," kata Arion dengan tangan yang terus bergerak mengobati luka Vana.

Vana memutar bola mata jengah, "emang beneran?"

Arion mengangguk.

"Dari kapan?" tanya Arion dengan suara rendah nya.

"Dari lama," nyali Vana mendadak menciut.

"Kenapa gak bilang?"

"Kan semua orang gak harus tau Lion," bela Vana.

Jadi Arion menanyakan sejak kapan Vana bisa bela diri, dan awalnya ia mengira Vana gadis biasa yang pendiam dan lugu.

Namun nyata nya Vana bukanlah tipe cewek yang seperti itu, Vana sengaja tak memberi tau Arion soal kemampuan bela diri nya. Karena ia ingin terlihat seperti gadis biasa di depan Arion.

"Bikin gue khawatir tau gak," Arion dari tadi tak henti-hentinya mengumpat, ia sangat marah saat melihat luka lebam Vana.

"Maaf," cicit Vana.

Arion yang tak tega pun segera memeluk Vana, " jangan bikin gue takut" gumam nya.

Vana mengangguk kecil.

"Kita bakal di hukum masal?" tanya Vana pada Arion.

"Kalo masih sakit disini aja, " ucap Arion dengan nada khawatir.

Vana menggeleng cepat, "gak adil banget" kata Vana tak terima.

"Nanti di suruh bersihin lapangan outdoor, sama ngepel lapangan indoor," beritau Arion.

"Sshhh," rintih Vana seraya memegangi perutnya.

Arion langsung panik, "kenapa?"

"Sakit," ujar Vana.

Arion menyingkap baju crop top milik Vana dan berapa kaget nya saat ia melihat perut rata Vana yang membiru akibat di tendang.

Arion mengepalkan tangan nya kuat-kuat, "kita ke rumah sakit aja."

Arion menarik pergelangan tangan Vana, namun dengan cepat Vana menahan tangan Arion yang hendak membuka pintu UKS.

"Jangan, ini gak papa kok," Vana berusaha meyakinkan Arion.

"Nurut atau gue cium?" tanya Arion.

"Beneran aku gak papa."

"Sayangnya gue gak percaya," Arion tetap kekeh dengan keinginannya.

"Panggil dokter nya ke sekolah aja," rengek Vana.

"Oke!" cowok memang di takdirkan untuk mengalah.

Vana tersenyum manis, "makasii."

...

Setelah mendapatkan pengobatan Vana tetap saja ingin ikut melaksanakan hukuman, padahal Arion sudah menyuruhnya agar istirahat.

Kalian tau Kanya kalo Vana itu kepala batu, jadi dia gak akan nurut sama Arion.

Akhirnya Vana di bolehin ikut melaksanakan hukuman, tapi Vana hanya di suruh duduk saja dan tak boleh sedikitpun menyentuh sapu maupun pel.

𝐀𝐑𝐈𝐎𝐍 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang