68 || Pergi Untuk Sesaat

6.9K 755 283
                                    

YOK BAYAR UANG KAS NYA DULU!

KALO UDAH BARU LANJUT.

OKEE

HAPPY READING

...

Setelah mendapat kabar bahwa sang putri masuk rumah sakit akibat luka tusuk di bagian perut Vana berserta istrinya langsung menuju alamat rumah sakit yang tadi sudah Arion kirimkan.

Setelah sampai di rumah sakit, Vano berlarian di sepanjang koridor rumah sakit. Saat manik mata nya tertuju pada seorang pria yang bajunya banyak berlumuran darah Vano segera menghampiri pria tersebut.

"Gimana keadaan Vana?" tanya Vani pada pria yang bernama Arion.

Arion menatap Vano dengan tatapan sendu,"Vana masih di tangani dokter."

Arion mengusap wajahnya dengan kasar. Vano yang melihat itu pun berusaha menenangkan Arion karena di masa muda nya ia juga pernah ada di posisi Arion.

"Kamu harus yakin kalo Vana bakal baik-baik aja," Vano berusaha menguatkan Arion.

Keadaan Arion saat ini benar-benar kacau hingga setiap ada orang yang melihat nya pasti akan merasa iba.

Setelah menungggu berjam-jam akhirnya seorang dokter pun keluar dari ruangan oprasi.

"Keluarga pasien?"

"Saya," Vano menghampiri dokter tersebut.

"Maaf sekali lagi, fasilitas rumah sakit kami tidak cukup untuk menangani pasien. jadi saran saya pasien lebih baik di bawa ke rumah sakit yang lain kalau bisa bawa ke rumah sakit yang ada di luar negeri saja," saran dokter tersebut dengan sedikit berberat hati sekaligus merasa bersalah.

"Kenapa gak bilang dari awal!?" bentak Vano yang tersulut emosi, bagaimana tidak nyawa anak nya sedang di pertaruhkan saat ini.

Vano segera menghubungi anak buah nya agar segera menyiapkan pesawat untuk mengantar Vana keluar negeri agar segera mendapatkan penanganan terbaik.

"Rio kamu pahamkan situasi saat ini, Vana harus segera mendapatkan penanganan terbaik dan itu semua harus di lakukan di luar negeri."

Arion mengangguk lemah.

"Kalo Vana udah pulih, papa beneran langsung ngabarin kamu," ucap Vano bersungguh-sungguh.

Dan lagi-lagi Arion mengangguk lemah.

Vani memeluk Arion ia memahami betapa hancurnya hati Arion.

"Ini ujian buat kisah kalian jadi jangan pernah nyerah, karena takdir itu sesalu bisa di ubah. Ngerti?"

"Iya Rio ngerti," Arion meneteskan air mata nya.

"Kuat cowo itu harus kuat!"

Arion terkekeh mendengar penuturan ibu dari dasinya ini.

"Iya mama iyaa."

Vana berangkat keluar negeri, meninggalkan tanah air nya untuk sesaat, yang jelas tujuan Vana keluar negeri adalah untuk berobat.

𝐀𝐑𝐈𝐎𝐍 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang